Pertemuan yang Menjengkelkan

6.2K 298 11
                                    

Aku melihat Tommy sudah berdiri di depan pintu apartementku, dia ngga bawa Rama jadi ngga mungkin dia bisa masuk, si mbok juga belum pulang. Ku perhatikan dia dari jauh, jika melihat dia diam, berdiri dengan tangan yang menyilang di depan perutnya itu membuat aku mengaguminya, dia sangat keren dan tampan.

"Ada apa?" tanyaku membuyarkan lamunannya.

"Ingin bertemu dan bicara denganmu"

"Masuklah" kataku membukakan pintu.

Aku terkejut saat dia memelukku dari belakang, merasakan pelukannya, merasakan tubuhnya menempel dibelakangku, tangannya terus melingkar ditubuhku. Aku berusaha bergerak dan melepaskan diri.
"Tommy....."

'Sssttt, biarkan sesaat aku memelukmu. Aku merindukanmu" lalu dia balikkan tubuhku, hingga sekarang dia memeluk dari depan. Lama kami berpelukan tanpa ada suara apapun.
Aku pun tak menolak, aku rasa inilah yang aku inginkan dari dulu. Sewaktu keinginan bertemu chef Tommy hanya sebatas impian dan mimpi dalam tidur, inilah yang aku inginkan bertemu, berdekatan, bahkan berpelukan seperti ini. Tapi apa bener semua ini, menginginkan sesuatu yang lebih pada tunangan orang lain.

#

Dia menyeruput teh, dan terdiam. Terlihat jelas dia sedang memikirkan sesuatu, apa dia menyesali telah memelukku.

"Rania" katanya lalu menggapai tanganku, dia genggam tanganku.
"Aku rasa aku mencintaimu".

"Seharusnya kamu memikirkan dulu perkataan mu sebelum kamu ucapkan. Aku rasa hubungan kita hanya sebatas teman kerja, hanya sebatas aku mengidolakanmu"

"Bukankah kamu bilang, kamu mencintaiku"

"Iya, mungkin seharusnya itu tak terjadi. Aku sadar sekarang, aku tak seharusnya berada diantara kalian"

"Bella, maksudmu?"

"Lagipula, kalian kan sudah bertunangan. Dan ku rasa, ini semua ngga seharusnya terjadi"

"Aku dan Bella, hanya masa lalu"

"Tidak, Tommy. Diantara kalian masih ada sesuatu yang belum terselesaikan"

"Apa ketika aku dan Bella telah menyelesaikan masalah kami, kamu akan bersamaku?"

"Tommy, pleasee. Jangan buat keadaan sulit."
Tommy memaku dan menatapku tajam, aku tahu dia ingin mengatakan lebih banyak lagi. Dia melepaskan genggaman tangannya, lalu berdiri menatap ke jendela arah luar. Lalu dia pergi tanpa mengucapkan sepatah kata.

Tommy, jika aku benar jatuh cinta, maka ini adalah pertama kalinya. Tapi, aku tak ingin jatuh cinta pada orang yang salah, tak ingin cintaku ini menyebabkan orang lain terluka.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Grand opening kantor cabang kami telah dibuka, Pak Siswo memberikan sambutan dan memperkenalkan Chef Tommy dan Chef Adam sebagai rekanan. Dan tentunya memperkenalkan aku sebagai manager baru. Aku langsung menuju halaman belakang yang ditanami pohon rindang, kursi-kursi penuh dengan tamu yang datang mengucapakan selamat pada Pak Siswo atas keberhasilannya membuka cabang baru.
Merasa kesepian di antara keramaian, itulah yang sering ku rasakan dan ini membuatku muak. Aku segera mencari kursi paling belakang, yang jauh dari kebisingan mereka. Aku benci musik yang terlalu memekak kan telinga, membuat jantungku berdegup kencang.

Si babon itu, gadis yang pintar sekali mendapatkan gebetan pria ganteng dan kaya. Aku curiga dia menggunakan susuk, karena melihat dari fisiknya yang lemak dimana-mana tak mungkin pria ganteng mau sama dia. Sedangkan aku???? Ahhh sudahlah aku bahkan tak pandai jatuh cinta, mencintai kekasih orang lain adalah suatu kesalahan yang sangat fatal.

"Haii" sapa seorang pria di belakangku.

"Hmmm" jawabku males menoleh ke belakang.

"Biasa sih ya? Kalau single kesepian ditempat ramai" katanya acuh

Aku yang geram mendengarnya langsung membalikkan tubuhku. Mataku semakin melotot saat melihat sosok di depan ku. Dan pria itu hanya tersenyum manis padaku.

"Ngapain kesini?" tanyaku jutek.

"Tadi waktu perkenalan rekanan kantor mu tidak dengar, aku siapa dan untuk apa aku disini. Ckck, biasalah single tapi tidak bahagia pikirannya kemana-mana"

"Chef Adaammmm" kataku sambil memukul lengannya yang berotot itu.
Dia langsung memegang tanganku dengan kuat, wajahnya di dekatkan ke wajahku. Hingga aku bisa mencium aroma nafasnya yang wangi itu, untuk pertama kali aku menatap wajahnya begitu dekat. Aku semakin membungkukkan tubuh ku ke belakang saat dia semakin mendekatkan wajahnya ke wajahku.

"Awwwwww" teriakku saat dia melepaskan pegangan tanganku dan membuat tubuhku terhempas ke tanah. Sedangkan Chef Adam dengan santainya pergi meninggalkanku.

"Huaaaaaaa jahatttt. Jahatttttt" teriakku meringis.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Hai hai
Setelah beberapa bulan ga update cerita karena lagi menikmati jadi pengantin baru yang disibukkan dengan kerjaan dan mengurus suami. Insa Allah, akan mulai update lagi kalau ada waktu. Ceritanya makin ngaco nihh, karena autor nya kelupaan bagaimana kelanjutan ceritanya.
Tapi, makasih buat para reader yang udah ngebaca cerita ini.
Sekali lagi yaa, cerita ini bukan cerita yang penulisan dan alurnya baik. Jadi yang ngga suka, ga lanjut baca ga apa-apa. Cerita ini dibuat untuk meluapkan emosi atau imajinasi didalam kepalaku biar kepalaku ga sakit karena kebanyakan imajinasi (menghayal) yang ga tersalurkan hahahahha. Sekali lagi terima kasih yang udah baca, jadikan list bacaan dan menunggu updatean. Luph u so much.

YES, CHEF!!!!!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang