"Si neng, abang liat jadi makin sering ke sini yah"
"Kenapa bang? Ngga suka?" Jawab wanita itu sewot.
"Yee si neng sewot amat" Pria bertopi hitam itu sedikit memundurkan kursinya. Tak berani jika wanita itu sudah naik darah.
Pria yang terihat lebih tua mulai memperhatikan pertikaian kecil mereka. "Udah Ray, hari pertama katanya"
Yang disebut namanya hanya mengangguk-angguk dengan wajah terpaksa mengerti.
Aleia Karuna Sankara, tak pernah absen mengunjungi markas kesatuan reserse kriminal pamannya. Aleia bahkan bertekad menjadi psikolog di tim pamannya itu. Meski kalimat 'Udah lah kamu mending buka klinik dan jadi psikolog konsultan aja' sudah kebal ia serapi di benaknya, tekadnya tak kunjung runtuh.
"Iya bentar lagi gua otw, Ris" Ucapnya pada lawan bicara di sebrang sana.
"Ica, Le?" Raka -Pamannya Aleia- bertanya dengan hati-hati, takut kalau sumbu Aleia masih pendek seperti barusan.
"Iya om, Ale kelas dulu deh, kalo ngga sore, besok lagi Ale ke sini ya" Pamit Aleia malas sebab netranya sempat bertemu dengan Ray.
...
"Le, buat magang serius mau di markas Om Raka?" Sudah kesekian kalinya Irisha -Sahabatnya Aleia- menanyakan pertanyaan yang sama.
"Ris, lu udah nanya ini ke berapa kalinya coba?" Enggan menjawab, yang ditanya malah balik bertanya.
"Ya kan gue mau make sure temen gue save aja gitu, lo kan tau di sana gimana"
"Thank you, but I'm fine. Gua buru-buru biar cepet selesai, lagian di sana ada Om Raka juga, kalian juga tau kan gua udah akrab sama timnya" Aleia mengerti kekhawatiran sahabatnya itu, tapi ia tak ingin plan yang sudah ia rancang dengan matang harus dirubah dengan singkat.
"Ih lagian kenapa sih lo harus ambil forensik, Le? Lo tuh muka-muka konseling tau ngga" Luna -Sahabatnya Aleia juga- mengibas-ibaskan tangannya di depan wajah Aleia.
"Muka lembut penuh sabar gitu ngga sih gua? Ya namanya juga Karuna Sankara" Tuturnya sambil menurunkan tangan Luna dari hadapannya.
Sebenarnya, rasa takut yang Aleia alami sekarang mungkin bisa mengalahkan rasa ingin cepat lulusnya. Bagaimana tidak, markas Om Raka adalah markas satuan tim reserse kriminal yang paling terkenal di kotanya, juga dengan titel markas tersukses karena banyaknya kasus kriminal yang telah mereka pecahkan. Tidak sedikit pelaku kriminal lalu-lalang di sana. Aleia mungkin sudah biasa melihat pelaku-pelaku kriminal karena ia kerap rutin mengunjungi pamannya itu, tapi jika ia magang bahkan bekerja di sana, apa tidak ada kemungkinan hal buruk akan terjadi padanya?
"Tapi tunggu" Aleia menghentikan aktifitas kedua sahabatnya. "Entah berapa kali kalian bawa topik ini ke percakapan kita, kok sekarang gua jadi ragu ya? Apa karena bentar lagi magangnya?"
Terlihat sedikit kekosongan pada tatapan Aleia yang menghadap lurus ke depan, meskipun kedua sahabatnya duduk di sampingnya.
"Kan gue bilang, Le" Irisha lanjut kembali pada laptopnya.
"Aleiaaaa... Lo udah siap belooooom?" Luna mengguncangkakn kedua bahu Aleia, bermaksud membuyarkan tatapan sahabatnya itu.
"Ngga Lun, gua siap, I mean, seriously gua siap banget. Tapi, setelah dipikir-pikir lagiii.. Gua deg-degan. Like, is it something bad gonna happen to me?"
Jujur, raut wajah Aleia kali ini sangat rumit untuk diartikan. Dari hatinya yang paling dalam, ia bertekad tak akan merubah plannya itu, terlebih lagi ada satu motivasi besar yang membuat ia mengharuskan dirinya untuk masuk ke dunia kepolisian.
"Eh ngga gitu ah mikirnya! Kita khawatir bukan karena bakal terjadi sesuatu yang bad sama lo, kita tau kan dunia kaya gitu gimana, namanya aja udah reserse kriminal, it's fucking about criminal, Le. That's why kita make sure mulu ke lo" Irisha mencoba menenangkan Aleia, yang langsung diruntuhkan Luna.
"Gue tau sih berita kriminal di sini banyak ketutup sama berita entertainment ngga penting, tapi ya gue denger-denger criminal cases di Indonesia freak-freak loh"
"Lun ih, gue lagi try to calm her juga" Irisha sedikit memukul lengan Luna.
"Eh, ngga bukan itu aduh, udah deh ah pulang aja yuk"
...
source foto: https://pin.it/5iKeBmRy3
KAMU SEDANG MEMBACA
Titik Koma
RomanceAleia Karuna Sankara, tak pernah sekali pun ia berpikir akan menjadi seorang anggota reserse kriminal. Impiannya berubah semenjak 7 tahun yang lalu. Edgar Abimanyu, seorang reporter yang terlihat mencoba mendekati Aleia hanya untuk mendapat berita...