Aleia Karuna Sankara (2)

5 0 0
                                    


"Ma, sekitar jam 4 aku ke Om Raka ya" Aleia baru saja kembali dari kampusnya. "Tugas hari ini udah selesai tadi aku kerjain, ngga akan rebahan dulu jadi kasurku pasti masih rapi, materi besok juga udah aku rangkum kok" Lanjutnya, barangkali Rena -Mamanya Aleia- akan melarangnya pergi sebelum menyelesaikan semua pekerjaan yang barusan ia sebutkan.

"Al, kamu ngga capek ke tempat itu mulu?"

   Jawaban Rena berbeda dengan biasanya. Jawaban yang tidak diharapkan Aleia untuk hari ini, mengingat topik pembicaraan dengan kedua sahabatnya siang tadi yang ngga jauh dari kalimat 'reserse kriminal tempat bahaya'. Iya Aleia paham banget kok kalo markas omnya itu tempat yang berbahaya, tapi dia juga punya alasan yang membuat dia ngga bisa kabur gitu aja.

"Aku magang di sana, Ma" Ucapnya singkat. Padahal Aleia tau, jika memberi tahu mamanya malah akan memperburuk situasi.

"Al!"

"Ma, I'm fine, I'm totally fine. Aku udah kasih formnya ke kampus jadi ngga bisa diubah, pihak sana juga bakal terima karena tau aku ponakannya Om Raka"

"Mama bisa minta Raka untuk tolak kamu" Rena meninggalkan dapurnya, menghampiri Aleia perlahan.

"Ma.." Aleia tau mamanya akan berkata apa.

"Al, mama kasih kamu kesempatan pilih psikologi hanya untuk terapi. Kalau kaya gini Mama bisa berhentikan kuliahmu"

Keduanya diam.

"Sampai lulus, Ma. Sampai aku lulus aja, please? Aku pengen punya gelar walaupun cuma sarjana" Aleia menyatukan kedua tangannya. Memohon.

Rena tak menjawab, ia malah kembali ke dapur.

Aleia menghela napas. Ia paham, mamanya pasti sedikit kecewa dengannya. Tak jarang ia membuat Rena kecewa. Tapi apa ia harus menyerah dalam rencananya kali ini? Aleia juga tidak mau mengalah. Ini rencana besar baginya.

Aleia tau Rena tidak akan berbicara padanya untuk sesaat. Begitulah Rena jika sedang marah, ia tidak akan membentak ataupun memaki Aleia, melainkan membungkam mulut untuk beberapa saat.

"Ya udah ma, Ale ke atas ya"

"Al"

Belum dua Langkah Aleia berjalan, Rena memanggilnya pelan.

"Hanya sampai wisuda ya. Cukup mama kasih kamu kesempatan sampe sini" Sangat berat untuk Rena mengeluarkan kalimat tersebut dari mulutnya, saking beratnya ia bahkan tak menengok sedikit pun ke arah Aleia.

Aleia tersenyum kecil. "Makasih ma, aku bakal gunain waktunya sebaik mungkin" Ia pun segera menuju kamarnya, bersiap-siap mengunjungi kembali markas Om Raka.

...



source foto: https://id.pinterest.com/pin/672936369348008398/

Titik KomaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang