🍂 02. The Oddity

226 32 30
                                    

Akhir Musim Panas 1720, Desa Yeosu, Provinsi Jeolla Selatan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Akhir Musim Panas 1720, Desa Yeosu, Provinsi Jeolla Selatan.

Matahari mulai menampakkan diri secara jelas saat hari menjelang siang. Cahayanya yang cukup terang masuk ke sela-sela rimbunan pohon yang menjulang tinggi. Dari kejauhan, suara serangga hutan terdengar samar-samar. Begitupun dengan suara semak belukar yang sesekali terdengar di tepi hutan yang cukup sunyi itu.

Meski begitu, seorang gadis kecil tidak merasa takut sedikitpun. Berbeda dengan anak-anak seusianya yang lain, ia tergolong cukup berani mendekati hutan saat sendirian. Tidak ada orang dewasa yang menemani atau memantaunya. Sementara tangan kirinya membawa sebuah keranjang berisi beberapa tanaman yang sengaja diambilnya.

“Jiyul-a! Kwon Jiyul!”

Teriakan seseorang terdengar memanggil gadis cilik itu. Sontak gadis bernama Jiyul itu menoleh ke arah sumber suara. Matanya yang bulat semakin bersinar saat mengenali suara tersebut.

“Itu Eomeoni.” Jiyul bergumam pelan sambil berjalan cepat menuju ibunya. Langkahnya yang kecil sedikit kesulitan saat ia menelusuri jalan berbatu yang cukup banyak itu. “Eomeoni! Aku disini!” Jiyul berteriak saat menemukan ibunya sedikit jauh dari tempatnya berdiri sekarang.

Sang ibu, yakni Choi Jieun menghela napas lega saat melihat putrinya baik-baik saja. Ia segera bergegas mendekati Jiyul yang melambaikan tangannya tinggi-tinggi.

“Kau kemana saja?” Saat sudah di depan Jiyul, Jieun langsung menanyakan itu dengan nada yang tinggi.

Jiyul yang sedikit terkejut mendengar nada tinggi itu langsung terdiam. Matanya yang membulat cerah dan senyumannya yang lebar langsung sirna. “Eomeoni..”

Jieun terdiam saat menyadari nada suaranya. Ia berjongkok di hadapan putrinya dan memegang lengan Jiyul dengan pelan. “Maaf sayang.. Eomeoni tidak bermaksud marah padamu. Eomeoni hanya khawatir. Kau pergi tanpa meminta izin lebih dulu.”

Jiyul menundukkan kepala. Ia tampak merasa bersalah. “Maaf Eomeoni. Aku sedang mencari sesuatu.”

“Baiklah. Kau boleh pergi dan mencari sesuatu, tapi minta izinlah dengan benar. Dan lagi pula..” Jieun sedikit melirik tepi hutan di sekitarnya yang cukup sunyi. “Apa yang kau cari di tempat seperti ini?”

Jiyul mengambil keranjang yang tadi dibawanya, lalu menunjukkan isinya itu pada sang ibu.

Jieun melihat ada tanaman jahe dan daun mint disana. Untuk apa putrinya ini mencari tanaman seperti ini? “Bisa kau jelaskan ini untuk apa?”

“Aku mendengar anak-anak balita mengalami masalah pencernaan dan orang tua mereka mengeluh sakit kaki.”

Jieun membulatkan matanya terkejut. “Kau mencari ini untuk mengobati mereka?”

Dengan polosnya Jiyul mengangguk pelan. Jieun yang melihat jawaban putrinya hanya menggelengkan kepala.

“Kenapa kau tidak bilang pada Eomeoni atau Abeoji terkait ini?”

JOSEON APOCALYPSE [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang