Akhir Musim Panas 1720, Desa Yeosu, Provinsi Jeolla Selatan.
Minjoon menerima secangkir minuman yang diberikan oleh Kepala Desa Kim kepadanya. Ia meneguk pelan minuman tersebut yang mengaliri tenggorokannya. Di hadapannya, Kepala Desa Kim juga melakukan hal yang sama.
“Mengenai usulan dari Sekretaris Im kemarin, aku sudah mempertimbangkannya.” Kepala Desa Kim membuka percakapan di antara mereka. “Kita tidak hanya membangun sebuah komunitas atau perkumpulan biasa, melainkan sebuah pelatihan bela diri resmi yang akan dipimpin langsung oleh dirimu sendiri.”
Minjoon membulatkan mata. Ia tak mengira yang ingin disampaikan Kepala Desa ternyata hal ini. Minjoon kira pria paruh baya ini akan memberikan penawaran padanya agar ikut ujian militer di Hanyang.
“Naeuri, itu bukan sesuatu yang mudah.”
Kepala Desa Kim mengangguk. “Aku tau. Tapi aku akan mencari cara agar pelatihan yang kau buat bisa segera diresmikan.”
“Anda terlalu banyak berkorban, Naeuri.” Minjoon merasa tidak enak ketika Kepala Desa Kim melakukan ini.
“Apa maksudmu? Justru aku melakukan ini sebagai bentuk terima kasih. Lagipula..” Kepala Desa itu terdiam sejenak. “Kau pasti menolak jika aku menyuruhmu untuk mengikuti ujian militer lagi.”
Minjoon ikut terdiam mendengar pernyataan itu. Ia tidak menjawab karena apa yang dikatakan Kepala Desa Kim benar adanya.
“Terima kasih, Naeuri. Saya--”
Belum sempat Minjoon menyelesaikan ucapannya, pintu ruangan terbuka dengan keras. Sekretaris Im masuk ke ruangan dengan tangan gemetar ketakutan. Hal itu membuat Minjoon dan Kepala Desa Kim mengernyitkan dahi sedikit penasaran.
“Na.. Naeuri.. Sesuatu yang buruk terjadi.”
Minjoon langsung membulatkan mata. “Apa maksudnya?”
Sekretaris Im hanya menggelengkan kepala dengan tubuh gemetar hebat. Sepertinya pria paruh baya itu tampak terkejut sekaligus ketakutan.
Tiba-tiba saja terdengar suara yang cukup keras dari luar sana. Suara teriakan dan jeritan orang-orang terdengar hingga ke telinga mereka. Minjoon dan Kepala Desa Kim langsung menatap satu sama lain. Mereka merasa sesuatu yang buruk memang sedang terjadi. Kemudian Minjoon langsung keluar ruangan dan langkah kakinya yang tegas segera keluar dari Balai Desa itu.
Betapa terkejutnya Minjoon saat melihat orang-orang di depan Balai Desa seperti bukan manusia lagi. Mereka saling menyerang orang-orang yang berlari kesana kemari. Hal yang membuatnya semakin terkejut adalah ketika mereka menyerang tidak menggunakan pedang atau senjata tajam lainnya. Melainkan dengan tangan kosong. Mereka layaknya makhluk buas yang mengoyak tubuh manusia lainnya untuk dijadikan santapan.
“Apa ini?” Kepala Desa Kim bertanya dengan nada terkejut juga takut.
Minjoon langsung menatap Kepala Desa Kim dan membawa pria itu masuk kembali ke ruangan yang tertutup. “Naeuri, saya tidak tau apa yang terjadi. Tapi segeralah cari tempat bersembunyi bersama yang lain.”
KAMU SEDANG MEMBACA
JOSEON APOCALYPSE [ON GOING]
Mystery / Thriller[HISTORICAL-HOROR-THRILLER] Awalnya kehidupan Minjoon dan Jieun tampak seperti keluarga pada umumnya. Membesarkan anak perempuan mereka di desa terpencil yang cukup jauh dari ibu kota rasanya begitu menenangkan. Hingga suatu ketika sebuah wabah meny...