🍂 05. They (did) Go

233 22 41
                                    

Akhir Musim Panas 1720, Desa Yeosu, Provinsi Jeolla Selatan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Akhir Musim Panas 1720, Desa Yeosu, Provinsi Jeolla Selatan.

Waktu semakin larut ketika Minjoon dan Jieun bersembunyi di sebuah gubuk kosong yang ada di kaki gunung. Gubuk itu memang sangat jarang digunakan kecuali untuk hal-hal tertentu. Biasanya para pemburu atau pencari kayu bakar akan menggunakan gubuk itu sebagai tempat persinggahan dan tempat istirahat sementara waktu.

Minjoon menepuk punggung Jiyul yang tidur di pangkuannya dengan pelan. Di sampingnya, Jieun juga tertidur dengan kepala yang bersandar ke arah bahu sang suami. Sementara itu tangan Minjoon yang lain memegang telapak tangan milik Jieun.

“Kita tidak bisa hanya diam terus.” Minjoon bersuara di tengah keheningan yang terjadi.

Kakek Kim menoleh pada Minjoon yang sedang menatapnya. “Ku pikir juga begitu. Kita harus tau keadaan di luar seperti apa.”

Minjoon terdiam sejenak. Ia memandangi Jieun dan Jiyul bergantian. “Aku akan memeriksanya keluar.”

“Tidak!”

Tiba-tiba saja suara Jieun terdengar dengan tegas. Rupanya wanita itu tidak tidur sepenuhnya. Jieun mengangkat kepalanya dari bahu Minjoon dan menatap suaminya dengan tajam.

“Aku tidak akan membiarkanmu sendirian keluar sana.”

“Buin.. Tapi kita tidak bisa bersembunyi disini terus.” Minjoon mencoba untuk memberikan pemahaman pada istrinya itu.

“Aku tau. Tapi tetap saja aku tidak mau kau keluar sendirian. Apa kau tidak melihat bagaimana ganasnya mereka?”

Minjoon tidak menjawab. Ia semakin mengeratkan genggaman tangannya ke tangan Jieun.

“Kalau begitu aku akan ikut juga.”

Minjoon seketika menatap Jieun dengan kaget. “Tidak bisa.”

“Aku juga tidak bisa jika hanya diam terus.”

Kakek Kim berdehem sejenak melihat perdebatan suami istri itu. “Lebih baik kita melihat keluar bersama-sama.”

“Harabeoji!”

“Aku juga penasaran apa yang terjadi. Di luar cukup sepi dibanding tadi.”

Minjoon dan Jieun sama-sama terdiam. Benar juga. Semakin larut, justru suasana di luar terasa lebih sepi dibanding sebelumnya. Kemudian mereka saling menatap satu sama lain dan akhirnya menganggukkan kepala.

Jika mereka lebih banyak diam, mungkin mereka tidak akan pernah tau apa yang sedang terjadi di luaran sana.

***

Minjoon, Jieun dan Kakek Kim membulatkan mata terkejut saat mereka sudah turun gunung dan masuk ke pemukiman warga. Disana sangat sepi dan.. kacau. Rumah-rumah telah roboh di beberapa bagian, perabotan yang ada telah rusak, api telah menghanguskan barang milik warga serta banyaknya darah dan sebagian organ tubuh yang berceceran dimana-mana.

JOSEON APOCALYPSE [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang