9. Catching A New Dreams

578 41 48
                                    

(Two years later)

Riuh tepuk tangan terdengar tepat setelah nama Khaotung disebut. Setelah hampir satu tahun penuh bekerja di salah satu perusahan kontruksi di Jepang akhirnya Khaotung mendapatkan penghargaan sebagai karyawan terbaik tahun ini.

Pencapaian yg dia raih menunjukkan bahwa semua usaha dan kerja kerasnya selama ini tidak berakhir sia sia. Pilihannya untuk meninggalkan Thailand dua tahun lalu tepat setelah kelulusannya adalah pilihan yg terbaik. Meskipun tahun pertamanya di Jepang tidak begitu baik karena masih harus berjuang mendapatkan pekerjaan, tapi semua terbayar lunas ketika berhasil bergabung dgn perusahaan kontruksi yg cukup besar juga disana.

Khaotung berhasil meraih mimpinya untuk menjadi seorang desainer interior yg sukses. Sudah banyak klien yg jatuh cinta dgn pekerjaannya. Selama setahun terakhir sudah begitu banyak hotel dan perkantoran yg menggunakan jasanya.

"Tapi sayangnya kita semua juga harus kehilangan pekerja terbaik kita malam ini juga."

Sebenarnya ini keputusan yg sangat sulit juga untuk Khaotung ambil. Pencapaiannya di Jepang sudah sangat cemerlang, tapi keinginannya untuk kembali ke Thailand juga tidak kalah besar.

Selain karena kerinduaannya pada orang tuanya yg selama dua tahun ini tidak pernah dia jumpai, keinginannya untuk berkarir di negaranya sendiri juga menjadi salah satu impiannya.

Tidak hanya itu,
Keputusannya meninggalkan Thailand dulu tidak semerta-merta karena ingin bekerja di Jepang. Tapi juga untuk menyembuhkan dirinya. Dan sekarang, Khaotung sudah sepenuhnya sembuh dari luka yg dia pikir tidak akan pernah bisa dia obati.

Kehidupannya sudah jauh lebih baik dan siap kembali sebagai Khaotung dgn versi yg jauh lebih baik juga.

"Aku akan pergi besok siang."

Khaotung dgn pakaian santainya duduk di hadapan laptopnya sembari menikmati semangkuk mie instan favoritnya. Dia sedang melakukan panggilan video dgn kedua orang tuanya untuk mengabari kapan dia akan kembali ke Thailand.

"Kau sudah yakin dgn keputusanmu, nak? Kami tidak masalah kalau kau masih ingin berada disana lebih lama."

Khaotung menarik nafasnya, menyingkirkan mangkuk di depannya. Dia tersenyum dgn kedua tangan yg menopang pipinya. Rasanya Khaotung perlu meyakinkan orang tuanya sekali lagi kalau dirinya memang sudah siap kembali untuk pulang.

"Ayah, Ibu, lihatlah diriku. Lihat, anakmu sudah baik baik saja sekarang. Kalian juga tau aku sudah mulai menemukan kebahagianku lagi. Tidak perlu khawatir, aku sudah menjadi Khaotung dgn versi yg lebih kuat sekarang."

Meskipun tau seberapa baik baiknya putra mereka, tetap saja rasa khawatir itu tetap ada. Melihat bagaimana sang putra yg sempat hancur kala itu memang tidaklah mudah.

"Baiklah kami percaya padamu."

Khaotung dan keduanya kembali mengobrolkan hal hal yg lebih ringan setelahnya. Mulai dari bagaimana perasaan Khaotung hari ini menerima penghargaan dari perusahaan hingga apa saja yg Khaotung makan seharian ini.

"Oh ya satu lagi..."

Khaotung menarik laptopnya agar semakin mendekat padanya. Matanya melirik ke arah samping saat mendekatkan wajahnya pada layar.

"Aku ingin mengenalkan seseorang pada kalian saat aku pulang nanti."

Suaranya begitu lirih tapi tetap bisa terdengar sampai ke telinga orang tuanya. Senyumnya menjadi malu malu ketika melihat ekspresi wajah ayah dan ibunya yg seolah seolah sedang meledeknya.

"Apa dia— "

"Sudah sudah, tanyakan sendiri nanti padanya. Aku harus pergi sekarang, sampai bertemu besok. Aku menyayangi kalian."

The Way To Love You (FirstKhaotung) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang