01|Part of Luna

148 32 7
                                    

Dahulu, disebuah negeri yang damai terdapat beberapa kerajaan yang berdiri megah dan kokoh. Kerajaan yang dilengkapi dengan istana, rakyat, prajurit, raja, ratu, pangeran, dan lainnya.

Dari banyaknya kerajaan yang berdiri, terdapat sebuah kerajaan yang sangat megah, kaya akan semuanya dan memiliki kepemimpinan yang damai dan tentram. Sang Raja Ethan Dawson William yang adil dan baik memiliki seorang istri Ratu Karina argata yang cantik dan baik hati. Kerajaan tersebut bernama Luna. Menurut sejarah, Luna memiliki arti yakni bulan yang diartikan bahwa kerajaan Luna menjadi kerajaan yang indah seperti bulan yang dapat menyinari rakyatnya seperti bulan di malam hari.

Mereka dikaruniai seorang putra yang bernama Sean Ethan William, pangeran yang memiliki sifat pemberani, ramah dan penyabar namun terkadang mudah marah dan sulit mengendalikan emosi nya di waktu tertentu.

Dua tahun setelah berita kelahiran pangeran Sean, kini Kerajaan Luna kembali berbahagia dengan berita kelahiran anak kedua mereka yakni seorang putri yang bernama Sera Ethan William. Ia memiliki sifat ragu tetapi jika saudaranya dalam bahaya, ia akan maju paling depan untuk menyelamatkan saudaranya.

Putri Sera merupakan satu-satunya seorang putri keturunan murni dari Kerajaan Luna. Sejarah mengatakan bahwa sejak masa pimpinan mendiang raja Dirga William, keturunannya tidak pernah lagi melahirkan anak perempuan.

Hal ini membuat rakyat beranggapan bahwa kelahiran putri Sera merupakan awal kebahagiaan dan kemakmuran kerajaan Luna karena dianggap membawa keberuntungan dan melepaskan perjanjian hitam kerajaan Luna.

Sejarah mengatakan, sebuah perjanjian hitam datang dan menyebabkan kutukan jahat menyerang kerajaan Luna pada masa kepemimpinan mendiang raja Dirga William, sehingga bayi perempuan yang baru saja lahir akan meninggal akibat kutukan tersebut.

Hingga tiba sang pangeran berulang tahun ke-14, kebahagiaan menyebar keseluruh kerajaan tetapi tidak dengan satu kerajaan. Kebencian masih terselip di hati mereka, terlebih ketika lahirnya putri Sera pada beberapa tahun yang lalu membuat rasa benci mereka semakin memuncak.

Kebencian telah menutup hati mereka, rasa kebencian semakin bertambah setiap Mereka mendengar kabar bahagia dari kerajaan Luna. Mereka berniat mengirimkan sesuatu yang dapat mencelakai kerajaan Luna, terutama pangeran Sean dan putri Sera.

Derap langkah kaki memenuhi salah satu ruangan istana, senyuman manis mengembang sempurna di wajahnya. Dengan anggun, ia menuruni anak tangga seraya melihat-lihat hiasan yang terpasang di dinding-dinding ruangan.

Langkahnya terhenti ketika manik biru miliknya bertemu dengan manik biru sang ibu, ratu Karina. Tanpa pikir panjang, Sera segera menghampiri ibunya yang sudah menantinya untuk menyambut para tamu yang datang dari berbagai kerajaan, termasuk kerajaan Bevora.

"Kami sangat berterima kasih kepada kalian semua karena sudah mau menerima undangan kami, dengan ini kita dapat mempererat hubungan antar kerajaan." Seru raja Ethan seraya mengangkat gelas, dan diikuti oleh seluruh tamu undangan.

Sementara di taman istana yang luas dan indah, putri Sera terduduk memeluk lutut di sudut taman. Entah apa yang ia pikirkan. Namun setelah melihat tatapan sang ibu, pikirannya berkecamuk hingga seseorang membuyarkan lamunannya.

"Rupanya putri Sera disini." Seru seseorang dengan senyum terukir di wajahnya, ia berjalan dan ikut duduk di sampingnya.

"Mengapa kau disini?" Kini Sera kebingungan, seharusnya atala berada di ruang perjamuan bersama dengan lainnya.

Atala menghela nafas, "seharusnya, aku yang bertanya seperti itu kepadamu."

"Raja dan ratu berada di ruang perjamuan bersama kakakmu, kupikir kau akan hadir disana."

Sera hanya bergeming, sementara Atala tidak merubah tatapannya kepada Sera. Tanpa berlama-lama, Atala mengambil sebuah gelang yang ia pasang di sisi pinggangnya.

"Hari ini ulang tahun pangeran Sean, mengapa kau memberiku hadiah?"

"Memberi hadiah tidak harus pada hari ulang tahun, bukan?" Atala menjeda kalimatnya seraya bangun dari duduknya setelah memakaikan gelang pada tangan kiri Sera.

"Aku berharap, kita bisa berteman baik dengan gelang ini. Sejujurnya, sejak kita bertemu pada usia 7 tahun, aku sangat ingin dekat denganmu."

Sera hanya tersenyum tipis lalu bangun dari duduknya, "jika kau mengerti, aku telah menganggapmu seperti saudaraku sendiri."

Manik coklat dan biru saling bertatap, senyuman terukir di wajah mereka berdua. Hingga sebuah tangan terulur di antara mereka.

"Mari kita berteman."

Belum sempat membalas, sebuah suara berat muncul membuyarkan senyuman mereka. Tampak seorang lelaki, mungkin satu tahun lebih tua dari Sera dan dua tahun lebih tua dari Atala.

Sera membungkuk hormat, sementara Atala memasang tatapan malas ketika lelaki itu mendekat ke arah mereka.

"Disini rupanya," seru pangeran Felix.

Pandangannya beralih kepada Sera yang berada di sebelah sang adik, senyuman tipis terukir di wajahnya. Wajahnya tiba-tiba memerah sementara yang ditatap hanya bingung.

"Kau baik-baik saja pangeran? Wajahmu memerah" Kini Sera membuka suaranya, menyadari hal itu membuat Felix berbalik badan. Ia membelakangi keduanya dengan napas tak karuan, ia menggeleng pelan lalu melangkah meninggalkan keduanya.

Langkahnya kembali terhenti, ia menghela napas pelan, "raja Ethan William menunggu putri Sera di ruang singgasananya," Felix menjeda kalimatnya.

"Dan Atala, ayah dan ibu telah menunggu kita di halaman kerajaan."

Tanpa berlama-lama, mereka berdua segera menyusul langkah dan berpisah ketika berada di sebuah lorong. Sera berjalan cepat menuju sang ayah, ia menebak-nebak pasti sudah ada kak Sean dan ibu.

Manik mereka bertemu satu sama lain, dengan napas tak karuan, Sera membungkuk hormat, "Maaf, aku terlambat."

"Tidak perlu terburu-buru, ayah dan ibu hanya ingin bertanya dengan kalian. Karena itulah ayah memanggil kalian."

"Apakah kalian masih ingat dengan kerajaan Bevora?"

Satu pertanyaan sukses membuat Sera dan Sean saling memandang, ekspresi mereka sama. Untuk apa raja menanyakan hal ini? Sudah pasti mereka masih ingat dengan kerajaan itu.

"Ada apa ayah? Mengapa ayah menanyakan hal ini? Sudah pasti kami mengingat kerajaan baik itu," jawab Sean dengan ekspresi bingung.

"Kerajaan tersebut mengundang kita dalam acara mereka, ini suatu kehormatan bagi kerajaan Luna," ucap raja Ethan.

"Ayah mengirim kalian berdua untuk pergi kesana, jaga sikap kalian demi kerajaan Luna." Sambungnya, sementara Sean dan Sera hanya mengangguk.

"Ibu harap kalian bahagia disana, ini pertama kalinya kami mengirim kalian pergi mengunjungi kerajaan lain tanpa kami. Jaga satu sama lain, kembalilah dengan aman." Tambah ratu Karina.

"Ayah dan ibu tidak perlu khawatir, aku dan Sera sudah pasti saling menjaga. Tak akan kubiarkan adikku ini terluka," balas Sean sementara Sera memutar bola balas tatkala mendengar kalimat terakhir tersebut.

Mereka segera membungkuk hormat lalu berjalan meninggalkan ruangan, derap langkah kaki perlahan menghilang dari indra pendengaran. Helaan napas pelan terdengar, keheningan menyelimuti mereka berdua. Senyuman yang semula terukir di wajahnya kini perlahan menghilang.

"Apa kau yakin mereka akan selamat?"

~~~~~~
Terimakasih buat yang sudah membaca🫶🏻🫶🏻

Jangan lupa vote yaa🫶🏻💐❤️

22.02.24

Blood Ties on wp

BLOOD TIES Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang