07|Sky kingdom

19 1 0
                                        

Detik demi detik, waktu terus berjalan meninggalkan kenangan yang membekas di benak. Kematian mendiang ratu Karina Argata menjadi duka yang mendalam bagi kerajaan Luna.

"Aku turut berdukacita, maaf tidak bisa hadir saat pemakaman," ucap Valen, Ethan hanya mengangguk.

"Ini Kai, satu-satunya putra ku dan akan menjadi penerus tahta kerajaan Sky," ucapnya memperkenalkan, Kai tersenyum ramah.

Kai hanya tersenyum, ia sangat senang dan canggung karena ini adalah pertama kalinya berkunjung ke kerajaan Luna.

"Sean, kau bisa mengajaknya berkeliling istana," titah Ethan.

"Mari," tuturnya lembut seraya mengulur tangan, Kai tersenyum lalu menerima uluran tersebut.

Ditengah-tengah perjalanan, mereka bertemu dengan anggota lainnya. Dengan senang hati, Sean memperkenalkan mereka kepada Kai.

"Senang bertemu denganmu, pangeran Kai" tutur Sera lembut seraya menunduk hormat.

Kai membalas senyumannya lalu menyusul langkah Sean yang didepannya.

Kereta kuda telah terlihat di gerbang istana, Valen berpamitan kepada Ethan. Kai mendekat kepada Sera membuatnya kebingungan.

"Berhati-hati lah," bisiknya sebelum menaiki kereta kuda tersebut, ia menyeringai sementara Sera tak mengerti.

Sera menatap kepergian kereta itu, terbesit perasaan bingung dan janggal di hatinya namun buru-buru ia membuang jauh pikiran tersebut.

"Sera?" Nathan menepuk pundaknya membuatnya menoleh.

"Kenapa diam? Mari masuk," ajaknya menarik tangan Sera, ia hanya mengangguk dan mengikuti langkah Nathan.

"Sera," suara lirih disertai deheman ringan membuat mereka serentak menoleh.

"Ikut aku," sambungnya, Sera menoleh kearah Nathan dengan bingung, dengan ragu ia melepas genggaman tersebut. Nathan mengangguk lalu berjalan meninggalkannya dengan perasaan aneh.

Pintu coklat tertutup rapat, tak ada cahaya yang masuk karena seluruh ventilasi telah ditutup oleh Felix.

Kamar yang semula hangat kini berubah menjadi mencekam, Sera hanya menatap sang kakak dengan kebingungan.

"Jauhi dia," ucapnya dengan penekanan tanpa membalikkan badan. Ia menjeda kalimatnya sebentar seraya menghela napas kasar.

"Atau kau akan menyesal," sambungnya tegas. Ia berjalan kearah Sera yang masih terdiam di depan pintu.

"Tolong, dengarkan aku. Sera, demi keselamatan mu dan kak Sean," lagi dan lagi, Sera kebingungan dengan ucapan Felix. Mulutnya terbuka tertutup, berusaha memahami ucapan tersebut.

"Mengapa kau berbicara seperti itu? Dengar, jangan menilai seseorang dari penampilannya. Kau belum hanya belum dekat dengannya," ucapnya dengan sedikit penekanan, kali ini Sera tak memanggilnya kakak. Entah mengapa ia sangat sulit mengendalikan emosinya.

"Kau-"

"Cukup!" Tegasnya, sementara Felix menggelengkan kepalanya terkejut.

"Berani kau?" Ucapnya meledek membuat Sera terbelalak, suasana menjadi lebih mencekam ketika bayangan hitam muncul dibelakang tubuh Felix.

"Kau-" ucapan Sera terpotong ketika bayangan tersebut berhasil menjatuhkan Felix dan membuatnya tak sadarkan diri.

"Kak Felix! Kak Sera!" Atala panik bukan main, ia mengguncangkan tubuh Felix yang tak sadarkan diri. Darah segar mengalir dari mulut dan hidungnya.

Atala yang semula hanya lewat kini berada di ruangan tersebut ketika suara ramai terdengar dari luar. Tak lama ia kembali keluar memanggil Sean dan Nathan.

"Sera!" Sean memangku kepala sang adik yang meringis, dengan setengah kesadarannya ia berusaha bernapas. Rasanya sangat sesak, ia dicekik oleh bayangan hitam itu.

Nathan yang berada di samping Atala, kini maniknya tertuju pada jendela yang terbuka lebar.

"Nathan! Bawa Felix ke kamarnya dan panggil tabib," lamunannya Butar ketika Sean memanggilnya, ia mengangguk mengerti.

Ia menatap dalam Sera yang terbaring di kasur, sementara tabib memeriksanya. Tabib tersebut membungkuk hormat lalu meninggalkan kamar.

Tak ada siapapun dikamar selain Sean yang menemani Sera, raja sedang pergi keluar mengecek keadaan kota Luna.

Mala Javica, yang kini telah dinobatkan sebagai ratu Kerajaan Luna baru saja datang membuat Sean beranjak kaget dari duduknya.

"Yang mulia," ucapnya lirih menunduk hormat. Tak ada yang berbeda dengan raut wajah mereka, harapan kesembuhan kepada Sera dan Felix terus menerus dipanjatkan.

"Aku tak mengerti, mengapa ia melakukan ini kepada dua orang yang tak bersalah," gumam ratu membuat Sean kebingungan.

"Apakah ratu tahu pelaku ini?" Tanya nya seraya menatap lekat manik Mala, melihat itu ia menghela napas pelan lalu menatap Sera yang terbaring di kasur.

"Aku tak bisa memastikannya, tolong tetap saling menjaga karena target mereka adalah kalian. Ini pesanku, Sean," ucapnya sebelum mengecup kening Sera lalu meninggalkan mereka berdua. Sean masih mematung, berusaha mencerna ucapan tersebut.

Tak ingin larut dalam suasana, Sean memilih untuk mengecek kamar Sera seraya menunggu Sera bangun.

Tak menemukan apapun, ia beralih ke meja yang terletak disamping ranjang. Ditemukannya sebuah kertas dengan sisi yang sudah terbakar dan tulisan yang ditulis dengan darah membuat Sean mual.

Mendengar suara Sera membuat Sean buru-buru menyimpan kertas tersebut dan menghampiri sang adik yang baru saja sadar.

"Kau baik baik saja?" Tanya nya khawatir, Sera hanya mengangguk namun sesekali rasa sakit menyerang kepalanya.

"Kak" panggilnya lirih seraya berusaha duduk, Sean hanya berdehem lalu membantu sang adik bersandar.

"Apa kau mengetahui kertas yang berada di meja?" Pertanyaan tersebut membuat Sean bergeming, ia mengambil kertas yang bagus aja ia simpan dan menunjukkannya pada Sera.

"Apa ini?" Sera mengangguk.

"Apakah kau tahu siapa yang mengirim surat ini?" Tanya nya kembali membuat Sean menggeleng.

"Entah lah, namun sejak kedatangan pangeran Kai aku sudah menemukan surat ini," sambungnya membuat Sean mematung, maniknya menatap lekat surat tersebut yang perlahan hilang menjadi abu.

"Kau....tidak berbohong?"

"Untuk apa aku berbohong?"




~ pangeran Felix Ethan William ~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~ pangeran Felix Ethan William ~

~~~~~~~~~~
Terimakasih buat yang sudah membaca🫶🏻🫶🏻

Jika kalian suka, jangan lupa tinggalkan jejak yaa✨✨

Jangan lupa mampir ke ig aku @/thislyviaa

Blood Ties on wp

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 12, 2024 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

BLOOD TIES Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang