02|Bevora

65 23 5
                                    

"Senang bertemu dengan kalian, Kami sangat terhormat karena kalian mau menghadiri undangan kami." Ucap pria bertubuh sedikit gemuk, ia adalah raja Aldus. Pemimpin kerajaan Bevora, serta memiliki istri bernama ratu Diana. Mereka dikaruniai dua orang putra, namun putra terakhir mereka meninggal secara misterius, penyebabnya belum diketahui secara pasti.

Sean dan Sera hanya membungkuk hormat dan memasang senyum, tak lama mereka mengikuti langkah raja dan ratu menuju sebuah ruangan.

Sebuah ruangan bernuansa putih dengan hiasan yang terpasang di dinding, serta sebuah patung kesatria di ujung ruangan.

Ramai suara candaan pangeran dan putri antar kerajaan, suara lembut ratu serta suara berat milik raja yang diundang oleh kerajaan Bevora.

"Hei kalian, kemarilah!" seru seorang lelaki seumuran Sean dengan melambaikan tangannya, ia adalah pangeran Jack, putra raja Edward dan ratu Liza dari kerajaan Sola.

Tanpa berlama-lama, mereka segera menghampiri pangeran Jack dan ikut duduk di sampingnya.

"Lama tidak bertemu, kau terlihat lebih gagah." Ucap Sean, sementara Jack hanya membalas senyuman dan tersipu malu.

"Apakah raja dan ratu ikut kemari?" Kini Jack yang bertanya, yang ditanya hanya diam.

"Tidak, mereka tidak bisa hadir karena suatu kendala dan kerajaan Bevora memaklumi hal ini." Balas Sera cepat, Jack hanya mengangguk.

Baru saja Jack ingin bertanya kembali, namun suara berat milik raja Aldus membuyarkan mereka. Suara tersebut mempertanda bahwa acara akan segera dimulai, sambutan demi sambutan dari kerajaan Bevora telah disampaikan, kini para tamu undangan menikmati acara pesta dansa.

"Hei, disana ada putri Angel, kau tidak mau berdansa dengannya?" Seru Jack dengan menyenggol lengan Sean.

"Ck, lebih baik kau saja."

"Kau menyukai nya bukan? Itu sebabnya kau menolak untuk berdansa dengannya karena wajahmu akan memerah ketika bertatapan dengannya" Timpal Sera.

"Kalian berdua sama saja," ketus Sean kembali duduk di ujung ruangan.

"Hei, ayolah. Ayah dan ibu menyuruh kita bersenang-senang, mengapa kau murung." Ucap Sera dengan melipat kedua tangannya di dada.

"Lebih baik kau berdansa denganku, Sera." Tanpa mendengarkan ucapan sang adik, Sean menarik tangan Sera dan mengajaknya bergabung dengan tamu yang lain.

"Ini sungguh memalukan,"

"Lebih baik seperti ini, daripada kau berdansa dengan pangeran Felix,"

"Maksudmu?" Tanya Sera kebingungan tanpa melepas genggaman tangannya pada sang kakak.

"Dengar, sedari tadi aku memperhatikan pangeran Felix sedang melihatmu, dan kurasa ia menyukaimu," ia menarik Sera lebih dekat kedalam dekapannya.

"Kau juga memperhatikan putri Angel." Balas Sera tak terima lalu sedikit mundur dari dekapan sang kakak.

"Hei, rahasiakan ini dari ayah dan ibu. Kau mengerti?"

"Ya, baiklah. Aku tau itu." Balasnya cepat dengan memutar bola mata malas.

Sudah dua hari mereka berada di kerajaan Bevora, dan kini mereka sedang dalam perjalanan kembali menuju kerajaan Luna. Mereka hanya pergi berdua, ya raja melatih mereka jika sewaktu-waktu ditugaskan sendiri tanpa ada pengawal atau kesatria yang mendampingi mereka.

Kuda mereka berhenti secara tiba-tiba membuat Sean hampir tersungkur, sebuah batang kayu besar tergeletak di tengah jalan membuat mereka harus mencari jalan lain.

BLOOD TIES Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang