9 - yang paling cinta akan meminta maaf

680 89 25
                                    

JANGAN LUPA VOMENT JUSEYO ❤️✨

JANGAN LUPA VOMENT JUSEYO ❤️✨

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



MARK mengaku sudah tak waras. Alih-alih memikirkan hubungannya dengan Haechan yang masih diujung tanduk, Mark justru memikirkan Jaemin. Bayangan di malam pesta waktu itu terus berputar di kepala. Rasa bersalah muncul.



Maka disinilah akhirnya Mark berdiri. Kepalanya mendongak, melihat gedung hotel Signeul yang megah dan menjulang. Ia bertahan di posisi itu cukup lama sambil memikirkan Jaemin. Terputar memori-memori yang selama ini sudah terjadi diantara mereka. Semua membawa kenangan indah yang mampu membuat hati Mark hangat.



Ternyata Jaemin berhasil masuk ke dalam hatinya. Mark baru menyadarinya sekarang. Tak peduli tentang garis batas yang ia buat, semua sia-sia. Nama Jaemin sudah terpatri. Mark tak bisa mengelak lagi.



Tapi bagaimana dengan Haechan ?. Mark merasa menjadi pecundang di waktu yang sama.



Tes.. Tes...



Lamunan Mark buyar saat rintik hujan mulai jatuh. Kedua matanya berkedip. Kemudian beralih untuk melihat langit gelap yang menaungi. Helaan nafas panjang terdengar darinya. Mark pun memilih pergi. Ia berbalik.


Deg!


Kaki Mark tercekat. Ia berdiri mematung dengan keterkejutannya. Kedua mata Mark melebar melihat Jaemin yang entah sejak kapan muncul. Mereka berdiri berhadapan. Jaemin memandangnya dari bawah payung,


"Aku tidak berkhayal ternyata..."


Suara Jaemin terdengar diantara air yang menghujani payungnya. Mark masih terdiam membeku di tempat. Ia biarkan hujan membasahi kemeja hitam yang dikenakannya.



Jaemin mengambil beberapa langkah mendekat. Ketika jarak diantara mereka hanya sebatas jengkal, Jaemin menggerakkan payungnya agar ikut melindungi Mark dari hujan. Dua pasang mata itu melempar pandang. Terkunci dalam jarak dekat untuk saling menatap.


"Kamu kesini untuk meminta maaf atau berpamitan padaku ?"


Tatapan Mark berubah sendu. Ada banyak kata yang ingin ia ucapkan. Namun semuanya tertahan di ujung lidah.


Jaemin menarik nafas panjang sebelum kembali bicara. "Aku sudah menyerah. Meskipun sulit, bila kamu ingin aku pergi dan mengakhiri semua perasaanku, maka akan kulakukan.--"


"--Maaf karena telah membebanimu dengan semua perasaanku ini."


Tangan Jaemin bergerak pelan. Ia raih tangan Mark yang dingin. Mark terkesiap merasakan sentuhan hangat dari Jaemin. Ia tak melawan ketika Jaemin membawa tangannya untuk menggenggam payung. Saat jemari Mark sudah melingkar erat, Jaemin menarik tangannya menjauh. Payung itu pun berpindah.


Bucin Na ! : MarkminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang