16 - ending

872 79 24
                                    

JANGAN LUPA VOMENT JUSEYO ❤️

"Kamu sungguh baik-baik saja ?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



"Kamu sungguh baik-baik saja ?"


PERTANYAAN itu dijawab oleh Jaemin dengan sebuah anggukan. Ia yang baru saja dibantu oleh Mark untuk beristirahat di atas ranjang, menarik seulas senyum. Namun itu tak mampu mengusir kekhawatiran di mata Mark.



"Aku baik-baik saja, Mark."


Mark tentu tidak semudah itu percaya. "Kita panggil dokter ya ? Atau sebentar, kuambilkan air minum dan obatmu."



"Mark,—" Tangan Jaemin segera menahan Mark pergi. "— duduklah."



Kepala Mark menunduk, menatap jari-jemari lentik Jaemin yang melingkar di pergelangan tangannya. Lalu ia mulai mendongak untuk melihat ke arah Jaemin. Sang kekasih tetap mempertahankan senyumnya meski pucat.



"Ada apa ?"


Mark bertanya dengan lembut sambil mulai duduk di tepi ranjang. Namun tak ada sepatah kata apapun yang terdengar dari Jaemin selama beberapa saat. Keduanya saling bertukar pandang dalam keheningan. Berusaha menelusur arti dan makna dari balik mata indah masing-masing.



"Aku merindukanmu."


Hanya kalimat sederhana yang Jaemin ucapkan. Namun rangkaian kata tersebut berhasil membuat hati Mark meringis. Ia kembali teringat akan kesalahan apa yang sudah dilakukannya pada Jaemin. Mata Mark beralih menatap jari-jemari Jaemin yang masih menahannya pergi.



Jaemin memiringkan kepala. Ia mencoba mengintip wajah Mark yang sedang menunduk dalam. Betapa terkejutnya Jaemin menyadari bahwa lelaki yang sangat dicintainya tersebut, sedang meneteskan airmata.



"Kenapa menangis ?"



Mark mengusap kasar airmata yang menetes. Ia mencoba berhenti menangis. Namun justru, airmatanya semakin deras mengalir.



"Na.. sungguh maafkan aku."



Mark perlahan meraih tangan Jaemin yang begitu dingin ke dalam genggamannya. Ia eratkan genggaman tersebut sembari menunduk karena tak mampu menatap mata Jaemin lagi.



"Maafkan aku, Na... aku selalu menyakitimu."



Jaemin menggeleng. Satu tangan Jaemin yang lain, mulai terulur untuk mengusap airmata di pipi Mark.



"Sstt... coba lihat aku."



Mark mulai mendongakkan kepala. Perlahan, ia tatap manik hazel Jaemin yang juga sama basahnya.



Bucin Na ! : MarkminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang