11 - waktunya Mark

683 82 19
                                    

Hi semua ! Maaf ya kalau baru muncul huhu 😭
Terima kasih yang masih mau membaca
Jangan lupa voment juseyooo

Hi semua ! Maaf ya kalau baru muncul huhu 😭Terima kasih yang masih mau membaca Jangan lupa voment juseyooo ❤

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





SUDAH terhitung tiga hari yang lalu pertikaian antara Jisung dan Mark terjadi. Namun sama sekali tidak terlupakan sedetikpun semua perkataan Jisung dari kepala Mark. Ia terus mengingat sembari membendung rasa bersalahnya yang terus datang.


"Mark.."


Sentuhan hangat di tangannya, membuyarkan lamunan Mark. Ia menoleh, melirik tangan kanannya yang digenggam oleh Jaemin. Sejenak ia tatap kedua tangan mereka yang sudah bertaut.


"Ada masalah ? sejak kemarin, kau selalu melamun."


Mulai ditatapnya manik mata indah milik Jaemin oleh Mark. Kemudian, ia menggelengkan kepala sambil menarik kedua ujung bibirnya membentuk sebuah senyum.


"Tak ada." Mark mengeratkan jemarinya. Membuat tangan dingin Jaemin menjadi lebih hangat. Jaemin tersenyum lega meskipun tak pungkiri bahwa masih ada sedikit keraguan dalam hatinya.


Ting!


Pintu lift terbuka. Jaemin dan Mark akhirnya keluar dari sana. Mereka berjalan bersandingan sambil saling bergandeng tangan menuju lobby restorant. Seorang pelayan segera menghampiri dan menyambut mereka.


"Reservasi atas nama siapa ?"


"Signeul." Jawab Jaemin.


Pelayan tersebut mengerti. "Baik. Mari ikut kami."


Jaemin dan Mark mengangguk sambil mengikuti kemana pelayan menunjukkan tempat mereka akan duduk. Pelayan berjalan ke arah sebuah meja di ujung pojok dekat jendela. Tempat yang sesuai dengan permintaan Jaemin sebelumnya.


"Itu pasti dia." Ucap Jaemin sambil menunjuk. Terlihat seseorang sudah menunggu di meja sana. Senyum di wajah Jaemin semakin merekah, tak sabar menyapa.


Mark mengerutkan kening. Ia tak mengenali siapa orang tersebut. Ia tak bisa melihat wajahnya karena posisinya yang membelakangi. Tapi menurut cerita Jaemin sebelum kemari, seseorang tersebut adalah calon brand ambassador hotel Signeul.


Yang bukan lain adalah...


"Hi, Haechan-ni."


Pemuda yang sudah duduk tersebut, memutar kepala saat Jaemin menyapa. Ia segera menoleh sambil tersenyum membalas sapaan Jaemin. Namun senyumnya jatuh ketika melihat siapa yang berdiri di samping pemuda manis itu.


Deg !


Mark membeku di tempat. Nafasnya tercekat. Degup jantung Mark meningkat hingga bisa terdengar ke telinganya. Bagaimana bisa Haechan hadir disini malam ini ?. Matanya melebar melihat Haechan duduk di hadapannya. Ia terkejut sekaligus tak percaya. Tolong, jika ini mimpi maka seseorang harus segera membangunkannya. Karena ini adalah mimpi terburuk yang selalu Mark bayangkan.


Bucin Na ! : MarkminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang