ALAS ROBAN

369 6 0
                                    

Bab.1

Surti mengoleskan gincu warna merah marun diatas bibirnya . Gincu senada dengan gaun baru yang ia pakai malam ini. Boleh dibilang gaun pesta long dress montif bunga- bunga mawar. Gaun itu ia beli dipasar weleri. Surti berdiri didepan cermin didalam kamarnya memandang pantulan wajahnya yang terlihat sempurna. Ia berputar-putar puas.
   Tak berapa lama terdengar bunyi deru suara motor.
   Surti melonjak gembira, apa yang ia tunggu akhirnya datang, sekali lagi ia merapikan rambut dan gaunnya. Lalu dengan senyum lebar ia berjalan keluar kamar. Diluar beberapa teman Surti tengah duduk- duduk dikursi panjang, suara musik mengalun syahdu.
" Surti , hati- hati ya" kata Lia salah satu temannya yang malam ini berdadan menor.
   Surti mengangguk pelan. Melambai kearah teman- temannya yang satu profesi.
Surti gadis pengguni warung remang- remang dipinggir jalan. Ia berumur awal tiga puluhan tahun.  Ia seorang kupu- kupu malam. Bunga jalanan. Sudah hampir dua tahun ia terjun didunia protusitusi berkubang didilumpur hitam.
    Diluar warung seorang lelaki tampan duduk diatas motor vespa keluaran terbaru. Lelaki itu asik menghirup rokoknya. Begitu melihat Surti , ia mematikan rokoknya bergegas menghampiri Surti.
" kemana kita malam ini mas Martin?" tanya Surti dengan suara terdengar gembira.
  " Ke pantai" jawab Martin.
   " pantai?"
  " ya"
     Martin bergegas menarik tangan Surti supaya segera naik kebelakang motor.
     Lia  melambai kearah Surti. " selamat bersenang- senang ya Sur!"
  Surti membalas lambaian tangan sahabat baiknya itu sembari naik dijok belakang motor memegang pinggang Martin erat.
    Tak berlama kemudian motor melaju pelan meninggalkan pelataran depan warung remang- remang dimana tempat Surti berkerja.
Surti mendesah panjang melihat langit malam yg terasa indah dihiasi oleh rembulan purnama. Malam minggu yang terasa indah. Hati Surti terasa berbunga- bunga dipenuhi oleh asmara dan cinta. Rasanya seperti waktu ia merasakan cinta pertamanya dibangku SMA.
Motor melaju menuju daerah gringsing, Gringsing daerah dijawa tengah tempat tinggal Surti.
"Dimana letak pantai yang akan kita datangin?"
" Udah jangan banyak tanya" jawab Martin ketus.
   Surti terdiam Mengingat kembali bahwa Ia belum lama mengenal lelaki itu.  Ia salah satu pelanggan setia Surti diwarung. Seorang lelaki yang sudah mempunyai seorang isteri dan dua orang anak perempuan. Entahlah setelah mengenal Martin Surti jatuh cinta dan mencintai lelaki itu. Ia tak perduli kalau lelaki itu memiliki anak isteri.
    Di daerah subah Martin menghentikan motor. Ia mengeluarkan rokok dari saku jaketnya menyulutnya dan menghirupnya. Tatapannya kelam dan tanjam. Wajahnya berubah terlihat kesal.
" Ada apa Mas?" tanya Surti tak mengerti dengan sikap sinis Martin.
Martin menghembuskan asap rokok tepat di muka Surti membuat perempuan itu terbatuk- batuk sesaat.
" Kenapa?" tanya Martinkali ini dengan wajah memendam emosi " Maumu apa Surti?"
    Surti menelan ludah yang mendadak terasa pahit dilidah. Ia tahu arah pembicaraan  kekasihnya itu.
  "Aku hanya ingin ...."
" Ingin apa?"
   Surti mengeleng pelan memegangi bahu Martin lembut.
   Martin menepis tangan Surti kasar.
" Apa masih kurang buatmu, apa yang selama ini aku berikan untukmu"
" Aku, aku begitu mencintaimu mas"
" mencintaiku?"
" iya"
   Martin tertawa seraya melempar batang rokoknya keatas aspal jalan
"Tapi itu mustahil, tak mungkin"
    Surti menakup wajah kekasih hatinya dengan pandangan sayu dan mendamba. Ia rela melakukan apa saja untuk Martin.
   Martin menyuruh Surti untuk kembali naik.  Kembali motor melaju kali ini melaju dengan kecepatan kencang.
   Surti terseyum tipis, ia tahu apa yang terjadi dengan kemarahan lelaki itu.
  Ya, pasti telah terjadi sesuatu dengan  keluarga  Martin akan kedatangannya dirumahnya dan bertemu dengan isterinya. Bagaimanapun Surti harus tahu isteri   Martin. Surti tertawa lebar didalam hati. Isteru Martin ternyata tak lebih cantik dan bagus dari dirinya. Pantas saja lelaki itu mencari wanita lain,orang isterinya gembrot tak bisa merawat diri.
     Surti tahu Martin lelaki kayaraya. Ia melihat rumahnya megah meniliki mobil dan setahu Surti lelaki itu memiliki  jaringan mini market dimana- mana. Mungkin dengan ia mendatangi kediaman dan bertemu dengan isterinya, perempuan gemuk itu minta cerai.
   Surti merentangkan kedua tanganya keatas menghirup udara malam banyak- banyak. Malam itu Surti merasa bahagia luar biasa. Tak dihiraukan rambut panjangnya berkibar tertiup angin malam.
Bulan purnama diatas kepalanya terasa mengikuti laju kedaraan motor yg mereka kendarai.
      Sebentar lagi, batin Surti senang.
Sebentar lagi Martin akan menjadi miliknya seutuhan.
  Tak lama berselang motor memasuki  jalan kecil gelap dan dikanan kiri dipenuhin rimbunnya pepohon.
     Pelukan tangan Surti makin erat dipingang kekasih hatinya.
     Motor melaju pelan makin masuk kedalam jalan kecil yang membelah hutan belantara.
   Mendadak Martin menghentikan laju motornya secara mendadak.
Lelaki itu perlahan turun dari atas motornya.
" Ada apa?" tanya Surti dengan suara agak ketakutan. Pandanganya terarah kesegala penjuru. Ia memandangan keatas pohon pohon yang menjulangan tinggi.
" Alas roban" katanya kemudian seraya memeluk dadanya. Mencoba mengusir hawa dingin dibadan.
" Kau tunggu disini  aku ingin buang air kecil."
" Tidak bisakan mencari tempat yang lainnya selain  ditengah  jalan Alas Roban"
   Martin membelai rambut Surti mesra. Mencium pipi surti sekilas.
  " aku hanya sebentar, jangan takut"
"  serem tau"
   Martin tersenyum kecil. Ia menyebrang kekanan jalan. Meninggalkan Surti yang masih diduduk diatas motor vespanya.
    Surti terkejut sesaat ketika pandangan menangkap seekor monyet berteriak -.teriak diatas dahan pohon. Monyet itu terlihat begitu menyeramkan. 
     Surti makin terkejut ketakutan saat tahu Martin masuk kedalan hutan Alas roban.
" Martin!" seru Surti ketakutan setengah mati tak menyangka kalau ia akan ditinggalkan seorang diri dipinggir jalan raya yang sepi dan gelap . Jantungnya mendadak bedetak kencang tak terkendali.
Ia menjerit ketika melihat kawanan monyet- monyet alas roban berlarian menyebrang jalan tak jauh dari letak ia duduk diatas motor.
" Tidak!!" jerit Surti

Bersambung....

ALAS ROBANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang