Martin menunjuk- nunjuk keatas tangga. Tubuhnya bergerak - gerak dengan wajah ketakutan.
Marwah memandang arah tatapan mata Martin tapi tak ada apapun disana, kosong. Apa yang di lihat Martin di ujung anak tangga ia tak bisa melihatnya, apa sosok tanpa mata itu dengan tubuh tercabik- cabik. Marwah memutuskan untuk meminta kembali bantuan papa untuk mendatangkan kembali dukun yang lainnya.
" Pergi!" pekik Martin histeris
" Ampuni aku Surti"
Marwah terkejut sesaat, Martin menyebut satu nama.
"Surti?" tanyanya pada suaminya yang masih gelisah " Siapa Surti pah?"
Martin tak menjawab tapi hanya menggeleng- geleng.
Apa perempuan yang tempo hari datang kerumah , memperkenalkan bahwa ia kekasih gelap Martin, batin Marwah kalut.
" Aku harus cari tahu siapa itu Surti" guman Marwah " Surti"
Seusai makan siang Martin kembali dibawa ke kamarnya lantai atas untuk istirahat.
Marwah memutuskan untuk pergi mendatangi kembali rumah orang tuanya tentu saja untuk meminta bantuan memangil lagi dukun yang lain , dukun yang lebih hebat dari sebelumnya. Ia berjalan keluar memanaskan mobil kinjang biru sebelum tancap gas meninggalkan rumahnya di Mentosari gringsing.
Didalam mobil Marwah banyak berpikir, bagaimana ia mengetahui Surti. Ia berpikir kalau suaminya bisa saja kena guna- guna perempuan tersebut melihat kondisi Martin.
Tapi dia bisa menemukan Surti sementara ia tak tahu alamat rumah Surti.
Mobil tak lama melewati desa Pancuran lalu desa Ngrau dan pasar Plelen.
Marwah berhenti sebentar ketika tiba didepan pasar Plelen. Ia turun untuk membeli air mineral. Tatapan mengarah keatas sana ke jalan alas roban. Jalan itu tepat diatas pasar plelen.
Marwah kembali masuk ke mobil dengan hati- hati ia menyalankan mesin mobil. Mobil melaju pelan memasuki alas roban.
Siang itu jalan alas roban yang berkelok- kelok tanjam dan jurang disalah satu sisinya. Jalan itu sepi dan lengang tak banyak kendaraan yang melewati jalann keramat itu. Hanya ada ribuan monyet yang menghuni alas roban. Monyet- monyet itu tirun ke jalan meminta belas para pengendara untuk bersedia memberi makanan. Terkadang mahluk- mahluk itu nekat naik keatas mobil yang sedang melintas. Mobil truk penganngkut sayur mayur atau truk besar dengan angkutan hasil panen tebu. Tak jarang banyak dari mereka yang mati tertabrak dan terlindas mobil.
Marwah fokus menyetir mobil pandangan lurus ke depan
Ditengah jalan alas roban Marwah dikejutkan oleh kehandiran perempuan bergaun merah marun. Perempuan itu berwajah cantik berambut panjang berdiri ditepi jalan alas roban yang sepi. Marwah membunyikan klakson mobil kecang- kencang. Merasa aneh dengan perempuan tersebut, sedang apa dia ditempat itu?
Marwah makin dibuat kaget ketika perempuan bergaun merah itu melambai kearahnya dengan wajah terlihat menyerigai marah.
Marwah menggeleng pelan, tak peeduli terus menekan gas mobil. Mobil melaju pelan keluar alas roban menuju subah.
Sesampainya di banyu putih Marwah menghentikan mobil kijangnya . Ia mencerna tentang wanita bergaun merah yabg dilihatnya dipinggir jalan alas roban.
Ia menimbang- nimbang pada akhirnya. Antara ke rumah orang tuanya di daerah limpung atau mencari tahu tentang Surti. Akhirnya entah kenapa ia mengurungkan ke rumah ayah ibunya. Ia keluar dari mobil, berpikir.
Menurut Marwah Surti tipe perempuan penggoda, genit . Setidaknya itu kesan pertama yang ditangkap oleh Marwah ketika perempuan itu datang kerumah. Ia bisa mencari Surti dikawasan Nonda. Kalau ia beruntung ia bisa bertemu dengan perempuan itu. Bukankah banyak perempuan seperti Surti ditempat itu.
Dengan hati ragu akhirnya diputuskan untuk pergi ke Nondan. Marwah berbekal nasib baik ia kembali melajukan mobilnya lurus kedepan.
Tak butuh waktu lama ia sampai di tempat kawasan yang dituju. Tempat itu masih sepi karena hari masih siang warung- warung tutup semua. Tidak ada geliat aktifitas ditempat itu.
Marwah memakir mobilnya dipinggir jalan . Ia melangkah pelan menyusuri trotoar, berharap bertemu dngan salah satu perempuan penghuni tempat itu. Didepan salah satu warung yang tutup ia melihat seorang wanita berbaju kaos singlet dan celana pendek sebatas luntut, wanita sexy.
" Permisi, mbak" tegur Marwah sopan" apa mbak kenal mbak Surti?"
Wanita itu menantap Marwah dengan pandangan menyidiki. Menatap dari ujung rambut sampai unjung kaki.
Ada yang aneh dengan diriku, batin Marwah merasa kesal dseperti di telanjangi karena ia gemuk.
" Kau bisa tanyakan pada penghuni warung sebelah sana!"
Marwah mengangguk berlalu dihadapan wanita yang masih aja memandang dengan tatapan mengejek. Ia menghampiri warung yang dimaksud wanita tersebut
Marwah melewati tiang listrik dimana poster orang hilang tertempel dengan poto wajah Surti.
Warwah membaca dengan seksama, Surti ternyata telah hilang dan ia curiga pada suaminya .
Telah terjadi sesuatu dengan Surti.
Ia akan tanyakan pada suaminya. Martin pasti tahu apa yang telah dia lakukan.
Marwah memastikan kalau Martin harus mengaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALAS ROBAN
HorrorALas roban tahun 1976, dipenuhi oleh kawanan monyet-monyet, tempat bersemayamnya jin.