"Lo bener-bener nggak tahu malu, Zee." Cibir Jimmy.'Emang! Kasian baru tahu sekarang.' Batin Zissel.
Zissel menutup matanya. Tak lama setelah itu, ia tertidur.
Vee tersenyum diam-diam. Juan juga ikut tersenyum. Sedangkan Jimmy menggeleng keheranan.
"Woah! Dia bisa tidur di situasi seperti ini?!" Tanya Jimmy takjub.
"Gue ke tenda panitia dulu. Mau cek sarapan." Pamit Juan. Dia melirik sebentar Zissel yang sudah tidur, lalu keluar dari tenda.
"Dia gimana? Apa kita biarin aja tidur disini?" Tanya Jimmy pada Vee setelah Juan pergi.
Vee menatap Zissel yang sudah tertidur pulas. Ia menarik napas pelan.
'Sepertinya dia kelelahan. Fisiknya yang lemah pasti buat dia mudah capek.' Batin Veeandra.
"Biarin dia istirahat sebentar."
"Kalau ada yang lihat dia tidur di tenda kita gimana?"
"Gue yang tanggung jawab."
Jimmy menatap Vee sambil tersenyum penuh arti, "Gue masih gak nyangka, Vee. Lo takluk sama cewek nakal kayak Zissel."
Vee hanya diam—tidak mengiyakan, tidak menampik pula. Ia kembali menatap Zissel yang telah tenggelam di alam mimpinya.
"Tapi Vee, perjalanan lo masih panjang." Lanjut Jimmy. Vee menoleh ke Jimmy dengan sebelah alis terangkat.
"Kayaknya dia belum suka sama lo." Jimmy terkekeh. "Lo harus berjuang."
Vee hanya tersenyum. Mungkin itu salah satu alasan kenapa ia tertarik pada Zissel. Gadis itu tidak menunjukkan ketertarikan saat melihat dirinya. Biasanya para gadis akan langsung terpesona pada ketampanannya. Berbeda dengan Zissel yang selalu menunjukkan ekspresi kesal dan terkadang ingin kabur setiap kali melihat dirinya. Itu membuat Vee gemas sendiri.
Baru beberapa hari melihat Zissel, tapi dirinya sudah tertarik pada gadis mungil dengan segala kekonyolannya itu.
⋆༺𓆩❁𓆪༻⋆
Zissel bangun setelah ketiduran hampir dua jam. Sebenarnya ia masih ingin tidur, tapi suara Juan dari luar tenda terdengar tegas saat menyuruh mereka berkumpul.
"Iya, Kak, Iya... Gue keluar." Gumam Zissel malas.
"Zee." Panggil Jimmy. Zissel menatap Jimmy.
"Jangan lupa cuci muka." Ucap Jimmy dengan senyum manisnya.
Zissel menatap kesal Jimmy. Kalau saja tatapan bisa membunuh, ia sudah menatap pria itu tajam supaya menghilang dari bumi.
"Jaket lo." Belum sempat Zissel membalas Jimmy, Vee melemparkan jaket yang berhasil mengenai kepalanya.