6. What's wrong with him

14 4 0
                                    

Baekhyun tak dapat melepaskan senyumannya, dari wajah tampan itu. Hatinya terasa sangat girang, sekarang. Ini adalah moment yang sangat, membahagiakan untuknya. Sebab, untuk pertama kalinya ia dapat berduaan diatas motor begini, bersama dengan gadis yang disukainya.

Nari, yang saat ini terlihat begitu canggung berpegangan pada jaket baekhyun itu pun, memilih untuk melepaskan tangannya dan beralih berpegangan pada bagian belakang motor.

"Mengapa, tidak berpegangan lagi? Nanti kau bisa jatuh, nari-ya" Tegur baekhyun.

"A-aa, aku takut kau risih denganku" Jawab nari.

"Aniya. Aku justru merasa sangat nyaman, denganmu. Cha! Berpeganganlah kembali, gwenchana. Aku tidak ingin, kau terjatuh. Aku bisa sangat merasa bersalah, jika hal itu terjadi nari-ya" Ujar baekhyun.

"Eoh?? Apa yang dia bicarakan. Dia merasa nyaman, denganku?" Bingung nari.

Karena tidak enak hati jika harus menolak lagi, akhirnya nari pun menurut saja. Lagi pula, ini juga untuk keselamatan dirinya sendiri bukan.

"Hm, baekhyun-shi?"

"Nari-ya??"

Kedua manusia berbeda genre itu, tak sengaja kompak untuk mencari obrolan.

"Kau saja duluan" Ucap baekhyun, dengan lembut. Hal tak sengaja seperti itu saja, sudah mampu untuk membuat jantungnya berdebar hebat. Lemah sekali, memang.

"Emm,, mianhe" Ucap nari.

"Untuk??" Tanya baekhyun. Ia menyatukan alisnya bingung. Sembari, sedikit mencondongkan wajah dan tubuhnya kesamping kiri. Agar bisa lebih jelas, untuk mendengar pembicaraan gadis itu.

"Emm, untuk..... Untuk sikapku tadi siang. Sewaktu ditaman. Dan terimakasih sebab, sudah bersedia membantu dan sudi mengantarkanku bekerja" Ungkap nari.

"Hm, gwenchana. Aku bisa mengerti. Dan tidak perlu berterima kasih, aku sangat tulus membantumu" Jawab baekhyun. Nari pun, hanya mengangguk kecil dengan sedikit menebarkan senyum tipisnya.

Tak berapa lama, akhirnya nari bisa sampai tepat waktu, kesupermarket.

"Kamsahamnida, baekhyun-shi" Ucap nari.

"Sama-sama. Oh-ya, boleh aku minta nomor telponmu?" Tanya baekhyun. Nari pun, seketika mengernyitkan dahinya bingung.

"A-aa, jangan berpikir yang bukan-bukan. Maksudku, jika nanti sehun telah selesai mengurus sepedamu. Aku akan segera memberitahu" Jelas baekhyun.

"Eoh, arraseo. Boleh aku pinjam, ponselmu" Izin nari.

"Hm, tentu saja" Girang baekhyun. Lalu, menyodorkan ponsel yang bercasing silver tersebut. Nari, langsung mengetikkan sesuatu disana.

"Ini nomorku" Ucap nari. Sembari, mengembalikan ponsel lelaki itu. Lalu, baekhyun segera melakukan panggilan kenomor tadi.

"Nah, itu nomorku. Disimpan ya" Pinta baekhyun, seraya tersenyum.

"Eoh, baiklah" Jawab nari.

"Oh-iya, nari-ya. Kalau aku boleh tau, kau selesai kerjanya pukul berapa?" Tanya baekhyun.

"Pukul 10 malam" Jawab nari.

Baekhyun, mengangguk-anggukkan kepalanya.
"Yasudah, cepatlah masuk. Aku akan kembali sebentar, kerumahku" Titah baekhyun.

"Kembali sebentar? Apa maksudnya. Apa itu artinya, dia akan kembali lagi kesini. Begitu? Ahh, tentu saja. Dia kan harus mengembalikan sepedaku. Jangan berpikir, yang tidak-tidak kau nari" Batinnya.

"Ne, aku akan masuk. Sekali lagi, terimakasih banyak baekhyun-shi" Ujar nari, masih dengan tampilan senyum canggungnya.

"Hm, sama-sama nari-ya" Jawab baekhyun, tersenyum. Dengan nada, yang juga terdengar sangat lembut ditelinga nari. Kemudian, ia segera berlalu dari tempat itu.

You're The Best Part (Baekhyun Exo) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang