Kau menjadi bagian, yang paling terindah dihidupku. Akhir cinta, yang penuh dengan kenangan manis. Membuat diriku, tidak mampu untuk membuat kenangan baru bersama dengan yang lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Berhenti disini, baekhyun-shi" Titah nari.
"A-aa, rumahmu disini" Gumam baekhyun. Sembari, memperhatikan flat kecil tersebut. Nari pun, bergegas turun dari motor lelaki itu.
"Kamsahamnida, baekhyun-shi. Maaf, sebab aku telah banyak merepotkanmu hari ini" Sesal nari, dengan membungkukkan sedikit tubuhnya.
"Aniya. Jangan seperti, itu. Aku cukup senang, karena kau telah menerima bantuanku" Ujar baekhyun, tersenyum.
"Hm, baiklah. Kalau begitu aku masuk dulu" Pamit nari.
"Eoh?? Kau tidak menawariku, untuk sekedar masuk kedalam. Wahh, padahal aku sedang menunggu-nunggu, kalimat itu sedari tadi" Ungkap baekhyun.
(Beginilah, wajah baekhyun ketika itu)
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Nari, mengernyitkan dahinya bingung. "Mianhe, baekhyun-shi. Tapi, ini sudah larut malam dan dirumahku tidak ada AC. Kau, pasti akan kepanasan nanti"
"Ya!! Jangan menggunakan AC, sebagai alasan. Aku bahkan rela untuk tidur diruang sauna semalaman. Asalkan, kau tetap berada disampingku. Ah, sudahlah tidak apa. Tapi, lain kali kau harus mengajakku untuk mampir kedalam. Arraseo, hm" Tutur baekhyun, dengan lembut.
"Eoh, arraseo" Jawab nari. Walapun, gadis itu merasa sangat heran dengan sikapnya baekhyun. Tetapi, entah mengapa ia selalu ingin mengganggukkan kepalanya.
"Yasudah, cepatlah masuk. Diluar ini sangat dingin" Titah baekhyun. Yang dituruti langsung, oleh nari.
"Aku masuk dulu" Pamit nari. Kemudian, ia pun berbalik arah menghadap pintu rumah. Sementara, baekhyun masih setia memantau pergerakan gadis itu, sampai nari berhasil masuk kedalam.
Nari pun, sudah memasuki rumahnya. Dan bersiap untuk menutup pintu, setelah sekilas melirik kepada baekhyun, yang masih setiap menatapnya, sembari tersenyum.
