dix-sept

193 21 48
                                    


Hallo!

Jadi untuk kesekian kalinya author mau bilang kalau author bakal tidak update dulu untuk beberapa hari yang tidak bisa ditentukan sampai kapannya, dalam rangka hari raya idul fitri.

Author gabisa ngasih fix nya kapan bakal update lagi, takutnya nanti malah author tidak bisa update sesuai waktu yang telah dijanjikan.

Ini bab terakhir sebelum author rest dulu.

Author mau ngucapin ini lebih dulu,

Selamat hari raya idul fitri, mohon maaf lahir dan batin buat para readers ku tersayang, 💌✨
terima kasih buat yang udah baca dan memberi vote serta komen yang sangat berharga buat aku. Maaf kalau selama menjadi author dan membuat book ini masih banyak kesalahan dan masih banyak kurang nya, kedepannya author akan berusaha lebih baik lagi.

Selamat hari raya semuaa! See u 💌

-------

-------

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

"Mikir Halilintar! Lo juga bakal sama keras kepalanya kayak gua kalau Solar ada di posisi Blaze! Lagian masih ada lain yang bisa di bahas lebih dulu, mau Blaze punya sistem imun dan kekebalan tubuh yang tinggi juga tetep aja dia butuh istirahat!" Ice mengepalkan tangannya menahan emosi.

"Ck, kalau bukan karena lo dan Solar yang keluar malam ini, Blaze ga bakal jatuh dari tangga! Dia ga bakal tidur di kamar nomor delapan demi nemenin Thorn biar ga sendirian! Itu semua salah lo berdua!!!" Seru Ice kesal.

"Itu doang? Lagian gua udah bilang sebelumnya gua sama Solar bakal keluar semalam dan harusnya lo udah mengantisipasi hal-hal lain, lagian gua juga ga ada nyuruh Blaze buat nemenin Thorn atau tidur di kamar nomor delapan, lo sendiri kenapa ga menghalau Blaze biar dia ga tidur di lantai atas?!"

Ice menggeram kesal, Halilintar ini bukannya mengakui salah nya atau meminta maaf ia malah memutar kalimat bahkan seolah-olah menuduhnya yang salah. Dari awal.

"Itu doang kata lo?! BLAZE BADANNYA ADA YANG LEBAM DAN BERDARAH, LO CUMAN BILANG 'ITU DOANG'?!!" Ice bergerak maju mencengkeram kerah Halilintar dengan kuat. Nafasnya memburu tanda kemarahannya.

"Apa perlu Solar gua buat sama kayak Blaze baru lo tau rasanya, Hah!"

Solar yang disebut namanya menoleh kaget.

Une Dernière Vie ( Boboiboy Elemental & Fusion )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang