‼️ FANFICTION ‼️
"Kalian tau adegan pembunuhan? Iya, adegan dimana seseorang melakukan tidak keji dan tidak bermoral dengan berbagai cara kepada sang korban sampai korban nya mati, bagaimana menurut kalian tentang orang yang melakukan adegan pembunu...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
"Udah ya! Gua gamau kalau ada yang berantem lagi kali ini!" Ujar Taufan tegas.
"Solar, Ice." Sasaran pertama Taufan langsung memanggil dua nama yang posisi duduknya tidak jauh darinya.
"Kalian berdua beneran ga ngenalin pelaku yang nyasar kalian waktu malam hari itu? Okelah kalau dari seluruh tubuh dan mata yang ketutupan, bagaimana dengan suaranya?"
Keduanya yang ditanyai tampak menimbang-nimbang sekaligus berpikir, karena jujur kejadian itu sudah terlewat lumayan lama dan keduanya sudah mulai lupa bagaimana tipe suara orang tersebut.
"Suaranya terdengar familiar, cuman gua ga bisa memastikan lebih jelas tipe suara dia kayak gimana soalnya gua mulai lupa." Balas Ice, diangguki oleh Solar.
"Diantara kita gada yg suaranya mirip sama pelaku?"
Eh???
Seluruh mata menatap Taufan dengan pandangan terkejut dan bertanya-tanya, apa maksudnya Taufan berkata demikian?? Memang hubungannya mereka semua dengan sang pelaku apa?
"Engga, gausah mikir aneh-aneh. Gua ga nuduh salah satu diantara kita pelakunya, gua cuman mau makesure aja, siapa tau suaranya mirip salah satu diantara kita terus kita bisa cari orang yang mirip suaranya." Jelas Taufan membuat beberapa diantara mereka merasa lega, namun ada juga yang merasa awas dengan Taufan.
"Engga, maaf banget gua gabisa memastikan." Tegas Ice.
Taufan menghela nafasnya, susah sekali rasanya mencari tau pelakunya.
"Lo sendiri gimana? Lo pernah bilang kan kalau waktu Hali sama Solar menemukan mayat di hutan, Lo katanya liat ada orang yang memperhatikan keduanya dari jauh? Bisa memastikan ga siapa orangnya?" Tanya Blaze.
Taufan menoleh, ia baru sadar kalau Blaze sudah bangun dari tidurnya.
"Lo... Sejak kapan lo bangun?" Tanya Taufan antusias.
"Baru banget, hahahah. Berisik banget Ice sama Hali, gua mau tidur kan ga tenang." Balas Blaze sembari sengaja melengkungkan bibirnya kebawah, agar terlihat sedih.
"Emang ya, harusnya kalau berantem mending sekalian ke ring tinju gasih, bang?" Timpal Gentar.
Blaze mengangguk dengan cepat dan semangat, "Iyaa! Ngapain berantem disini coba, ganggu ae." Sindir nya lagi.
