About Him

1.1K 171 17
                                    

Bunga Farida(Si Cegil Yang sukses menjadi dokter umum)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bunga Farida
(Si Cegil Yang sukses menjadi dokter umum)

Bunga Farida(Si Cegil Yang sukses menjadi dokter umum)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dylan Antonio Mahesa
(Si anak kambing pecatan Kopaska)

"Kapan kamu akan membawa pacarmu ke rumah, Bunga! Kamu tahu, Papamu ini sudah tua, kalau ada anggota Papa yang menurutmu oke, kamu bisa bilang ke Papa."

Satu hal yang sangat tidak disukai olehku setiap kali aku bertandang ke rumah orangtuaku adalah saat ada pertanyaan tentang menikah. Dan yang memperburuk ucapan Papa pagi ini adalah Papa yang menawarkan posisi beliau untuk mencarikanku jodoh, anggotanya lagi, sudah dipastikan jika Papa memberikan perintah, setidak suka apapun pria itu tetap akan menurut.

"Harus banget Papa ngomongin hal ini setelah hampir sebulan penuh nggak lihat Bunga?"

Dengan tidak sabar Papa meletakkan ponselnya, jika dulu membaca koran secara fisik maka sekarang apa-apa sudah digital termasuk membaca koran, jangan tanya berapa banyak koran dan majalah yang menjadi langganan Papa, buanyaaak. Sayangnya diantara banyak topik menarik yang ada di koran membahas pernikahan tetap saja menjadi favorit beliau. Dikira ini zaman Siti Nurbaya dimana perjodohan adalah hal yang lazim.

"Ya gimana, orang kamunya udah tua, Papa Mamimu udah tua, ya wajar dong kalau Papa minta kamu buat segera menikah. Jika kamu tidak punya pacar karena sibuk di klinik, Papa bisa mencarikan seseorang yang sekiranya kamu......"

"No!!!!" Teriakku keras membuat Molly, kucing Ocha mengeong keras tidak suka, terkejut dengan suaraku yang menggelegar, "Bunga nggak mau kisah Papa terulang kembali. Bunga mau menikah dengan siapapun yang Bunga cintai, tanpa ada paksaan, tanpa perjodohan, tidak peduli jika jodoh itu datang saat usia Bunga 50 tahun!" Kini aku sepenuhnya mendorong piring berisi nasi gorengku, sepenuhnya merasa mual untuk kembali melahapnya, sama seperti Papa yang keras kepala, aku pun sama. Jadi tidak ingin perdebatan kembali berlanjut, aku memilih untuk memundurkan kursiku. "Cha, Kakak mau bantu Mami cuci piring. Pa, Bunga permisi dulu!"

Tampak jelas jika Papa pun tidak menyukai ideku untuk bangkit dari meja makan menghentikan sepihak obrolan yang sangat kuno ini, tapi Ocha yang tahu jika aku akan benar-benar meledak saat obrolan dilanjutkan memutuskan untuk mengambil alih.

My Sexy EnemyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang