"Apa yang kau lamunkan?"
San meletakkan sebuah botol soda di depan Mingi, pria itu tersentak kaget dan menoleh ke arah San.
" Kau mengangetkanku saja, oh thanks.." Mingi meraih botol soda tersebut dan meneguknya pelan kemudian ia mengeram pelan.
"Kau mengkhawatirkan Yunho? Beberapa minggu ini kalian terlihat sangat jarang bertemu.."
San tahu jika Mingi dan Yunho sudah jarang bertemu, dia tahu alasannya tapi mungkin ada alasan lain yang membuat pria itu bermain aman seperti ini.
"Yeah.." Mingi menatap botol sodanya dan berhenti sejenak, berpikir mengenai bagaimana ia bisa melelehkan kedua saudara Yunho, bukan dua tapi mungkin sang ayah.
Jung Yunho, tuan besar keluarga Jung.
"Aku seakan lost jika membahas mengenai Yunho, bukan karena aku sudah tidak tertarik padanya tetapi justru sebaliknya, perasaanku semakin menggebu kepadanya tapi.."
"Saudara Yunho?" Tebak San dan Mingi mengangguk pelan.
Situasinya rumit.
"Berjalanlah perlahan bro, masalah keluarga Jung sangat rumit, mengingat bagaimana mereka menjaga Yunho hingga mengungkapnya jati dirinya menandakan bahwa masalah itu sangatlah rumit, hah persaingan dunia bisnis memang sangat rumit tapi menarik adrenalin..." San tersenyum kecil. Ia paham betul bagaimana perasaan dan kondisi Mingi.
Ingat?
Dia sendiri sedang bersaing dengan putra kedua keluarga Jung. Karena, sepertinya Jaehyun menaruh perhatian pada Wooyung meski pria itu terlihat biasa saja.
Mingi menyimak apa yang San katakan, pria itu memang terkadang ceroboh dan tidak terkontrol tapi San terkadang memiliki sisi yang bijak dalam menilai suasana.
"Kau benar, bahkan aku tidak yakin dengan perasaan Yunho.." Yunho terkekeh gemas , Yunho yang sangat polos dengan perasaan cinta dan mustahil pria manisnya paham akan hal itu.
San mengerutkan keningnya, " Apa maksudmu?"
Mingi menatap San dengan senyum tipis, " Coba kau bayangkan, kedua kakaknya selalu memberinya rasa kasih sayang yang sangat besar untuk Yunho, jadi bisa sajaYunho berpikir bahwa rasa sayang itu wajar dan dia terbiasa merasakannya, pr besarku sekarang adalah bagaimana caranya aku bisa menariknya keluar dari sangkar emasnya..." Mingi membasahi bibirnya yang sedikit kering.
"Dan menurutku perjalanan asmaramu sekarang akan lebih sulit hahaha.." San terbahak mengingat seseorang tempo hari yang mendeklarasikan mengenai ketidaksukaannya jika Mingi mendekati Yunho.
"Eric!" Sambung San setelah tawanya reda.
"Wah aku tidak pernah berpikir jika si es kutub itu akan menaruh perhatian pada Yunho, apalagi Yunho itu tuan mudanya hahaha.."
Mingi memutar malas bola matanya, ia juga tidak menyangka dengan ucapan Eric tempo hari. Pria itu benar-benar pedang bermata dua.
"Kau diamlah..." Mingi menghela napas berat, jalannya benar-benar sungguh berat tapi dia tidak akan menyerah begitu saja.
"Ahhaha, sorry..." San masih terkekeh kecil setelah tawanya redah, menurutnya lucu saja.
"Aku juga menebak jika disana, kau pasti akan mendapat saingan lagi. Pesona beruang manismu itu tidak bisa di sembunyikan lagi. Meski kacamata buriknya terpasang, perilakunya pasti menarik perhatian bagi yang memiliki insting tajam sepertimu..."
Memang benar apa yang diucapkan oleh San. Bahkan sebelum ia mengingat siapa Yunho sebenarnya, atensinya langsung terkunci padanya.
"Hah Yunho memiliki peromon yang sangat kuat, meski ditutupi dengan lumpur, aroma manisnya akan selalu keluar.." Mingi mengerang frustasi dan San hanya melihatnya dengan penuh iba.