Yunho sedang duduk di salah satu kursi di ruang club menembak, gilirannya sudah selesai, sekarang dia hanya duduk dan mengamati anggota club lainnya yang sedang melakukan semua intruksi dari intruksur clubnya.
Memang agak berisik tapi bagi Yunho suara tembakan merupakan hal menarik dan seperti musik di telinganya.
Sejak kecil dia memang sudah biasa melihat hal seperti ini meskipun yang ia saksikan agak lain daripada yang di depan matanya.
"Anda sudah bisa kembali ke kelas anda, tuan muda.."
Yunho sontak menoleh.
"Aku akan kembali jika kegiatan club selesai." Ujar Yunho melihat Sunwoo.
"Hah sudah berapa kali kukatakan, jangan memanggilku seperti itu di kawasan kampus.." Yunho sedikit menggerutu karena semenjak identitasnya terkuak, semua orang yang bekerja di rumahnya sudah memunculkan diri, mungkin begitu.
"Kami sudah tidak terikat tuan muda, jadi kami sudah bebas memanggil anda sebagaimana mestinya.." Sunwoo melirik wajah Yunho, Sunwoo menahan kekehannya karena wajah Yunho berubah menjadi suntuk.
Tuan mudanya satu ini memang agak lain karena dia hidup di luar lingkungan mansion.
Yunho hanya menarik napas pelan, dia tidak bisa apa-apa sekarang tapi melihat perilaku rekan satu clubnya yang tidak berubah, ia bersyukur akan hal itu.
"Tapi..."
Sunwoo menoleh kembali, ia melihat sudut bibir Yunho mengembangkan sebuah senyum kecil.
"Aku senang mengetahui bahwa kalian semua tidak berhenti untuk kuliah setelah kejadian ini." Yunho berkata seperti itu dengan suara sangat pelan dan tentu saja Sunwoo mampu mendengarnya dengan sangat jelas.
"Ini juga berkat anda, tuan muda.." Batin Sunwoo.
Sejujurnya, tugas mereka cuma untuk memantau semua kegiatan Yunho di luar mansion. Tapi, rencana itu berubah karena Subin tahu jika mereka langsung menarik semua pengawal yang dikenali Yunho menghilang di kampus, maka anak itu akan merajuk dan akan mendiamkan Subin.
Tentu saja tuan mudanya tidak mau hal itu terjadi.
"Saatnya berkumpul!!" Teriak manager club tiba-tiba, Sunwoo dan Yunho sontak mengalihkan perhatian mereka.
"Ayo.." Yunho langsung berdiri dari kursinya dan berjalan ke tempat berkumpul bersama-sama.
.
.
Suasana di lapangan basket terlihat sepi, bukan karena tidak berpenghuni melainkan para penghuninya tengah fokus pada satu sosok yang berdiri diam di pinggir lapangan basket.
"Kupikir dia akan berhenti kuliah ketika identitasnya sudah terbongkar.." Christ angkat bicara.
Mereka sedang duduk di bangku penonton bersama-sama, manager klub mereka sedang berbicara dengan Eric di bawah sana.