1 februari 2024
Tema
"Di bawah langit Palestina"
Pagi ini aku dibangunkan oleh rasa dingin di sekujur tubuhku,
oleh air mata yang membanjiri kaos yang kukenakan untuk tidur,
hingga aku sadar bahwa tangisku ternyata belum juga reda.
Sesak didada ku masih terasa,
dan segala yang kualami di mimpi terasa begitu nyata.Kutahan kelopak mataku agar tak kembali menutup, takut-takut aku akan kembali terbangun dan melayang ke alam lainnya.
Segalanya masih berputar di otakku tanpa henti, hingga aku menjerit dan menangis meraung² entah berapa lama, hingga sepasang tangan yang kokoh memegang pundakku, membuatku menatap matanya yang teduh
"Amaya, tenang Amaya"
"B..b..baskara?..."
"Iya ini gue, nih minum dulu"
Aku menerima segelas air dari tangannya, meminum air itu lantas tertunduk dalam.
Bergumam gumam, membiarkan ingatan itu keluar dari kepalaku.
Karena setelahnya aku akan bisa mengurangi kegilaan yang menari² di otakkuHanya Baskara yang paham, hanya baskara yang mencoba mengerti
KAMU SEDANG MEMBACA
Sembagi Arutala
RandomBanyak yang bilang Amaya sudah gila, dia sering raib entah kemana, atau meskipun ada di rumahnya pikirannya sibuk melanglang buana, satu orang yang dapat memahami kata²nya yang absurd hanya Baskara, karena rasa penasaran menampar bokongku, akhirnya...