26 februari 2024
TemaBiru-harmonika-jendela
Lanjutan cerita Zefanya, chapter 3-15-24-ini
Hai kawan, kembali lagi denganku Zefanya yang cantik jelita, dewi minuman keras di murim, yang sekarang sepertinya naik pangkat menjadi penyihir di mata orang lain
Saat mataku mengerjap terbuka 3 hari yang lalu, aku disadarkan dengan semua orang berada di kamarku, mengelilingiku,
Leo menuduhku anak buah Gaia,
Lucas percaya aku penyihir hitam yang membawa mereka kemari,
Dan Carcel hanya merengut frustasi karena rindu istrinya tercinta, tentu saja sambil memaki maki aku🤧🤧Masalahnya si cewek alien itu mengompor ngompori mereka semua dengan berkata bahwa aku sudah berjanji akan membawanya pulang ke tempatnya berasal (yang entah ada dimana)
Hingga semua orang kini menuntutku untuk mengembalikan mereka.
Benar benar sial.
Jadi aku mengontak Cheng Ku,
(Kalian ingat male lead ganteng yang menghancurkan tokoku pertama kali itu?) Nah Cheng ku yang itu.Setelah mendapat surat balasan yang mengatakan kami bisa menemuinya di Lembah Biru, kami segera berangkat.
Kereta kuda hanya bisa dipakai sampai pertengahan hutan, dan karena hanya bisa dipakai 4 orang, yaitu aku, si alien, Carcel dan Lucas
Leo terpaksa membuat helikopter gadungan yang ia pakai di punggungnya. Ia berisik sekali meskipun di atas langit, entah mengobrol dengan burung, gunung dan hal hal lainnya.
Kami turun di tempat kereta kuda bisa berhenti, dan melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki,
Aku benci mendaki, serius.Meskipun tempat ini berkabut dan gelap, Leo menyinari jalan kami dengan Apinya, yang tak lazim karena dia melempar lemparnya ke langit sambil melakukan akrobat kaki dan bernyanyi sumbang sekali, Leo banget sih.
Duke Lucas Viterpan tak banyak bicara, dia menelaah sekitar dan memburu makanan sesekali.
Carcel menggerutu sepanjang jalan, rupanya kalau diluar dunia aslinya dia gagal menjaga image.
Si cewek alien yang paling nyambung denganku, karena kami sama sama mantan SMA dan bahasa kami serupa,
Kami mengobrol dan terbahak bahak sepanjang jalan, menertawakan jokes bapak bapak, tingkah Leo, dan gerutuan Carcel,
Berasal sama sama dari indonesia membuat mulut kami licin sekali,
Mohon dimaklumi.Sampai aku nyungsruk mendadak karena Lucas berhenti,
Aku siap memaki ketika alhirnya ia menyuruh kami mendengar dengan saksama,Suara harmonika yang berbunyi mendayu dayu diterpa gemerisik dedaunan hutan,
Aku baru sadar dan mendengarnya.
Cheng ku memang bilang kalau mendengar suara harmonika berarti kita sudah dekat dengan gua tempatnya berkultivasi, tinggal melangkah sedikit lagi sambil membaca mantra yang sudah kami hapal sama sama sebelum perjalanan kemari.Syu syuaw shi che chau ching chu wai lau shu shi she deng bla bla bala pokoknya panjang lah
"Halo makhluk makhluk dunia lain, selamat datang, masuklah"
Cheng Ku menyambut kami ramah,tipikal male lead yang bermuka polos tanpa dosa
Aku mencibir.Kami masing masing menceritakan kisah kami lalu Cheng Ku mengangguk ngangguk. Dia menatapku paling lama dari yang lainnya, tapi aku tak peduli.
Setelah berpemitan satu sama lain Cheng Ku mengirimkan orang orang ini satu persatu ke rumah mereka
Lewat jendela yin dan yang, yang bobrok seperti sebentar lagi akan rubuh.Aku masih tak habis pikir kenapa dia memilih bentuk jendela,
Padahal kan biasanya di film film atau novel sebelah, pakainya lemari, atau pintu ajaib, atau gerbang fantasi.
Sudahlah, lagipula ini Murim.Setelah Semuanya sudah berhasil kembali dan giliranku untuk memasuki jendela, Cheng ku menghancurkan jendela itu, membuatku menatapnya kecewa dan tak percaya
"Apa apaan ini maksudnya?"
Senyum baik hati tanpa dosa menghilang dari wajah tampan Cheng Ku, kini ia menyeringai, menatapku,
"Zefanya, kau ternyata bodoh sekali" bisiknya yang entah mengapa tiba tiba ada di sisiku,
Aku mencoba menghindar, namun ternyata aku tak bisa bergerak, terkunci oleh sihir Cheng ku."Apa yang kau lakukan dasar jelek!"
Aku memaki, kesal sekali, apa memang cerita ini ada genre Vilolence nya? Setahuku tidak ada."Zevanya, zevanya, apa menurutmu mereka yang datang kesini itu asli?"
Cheng ku bertanya,Aku tertegun,
Benar, di sini tak ada apapun yang mustahil, maksudku sudah jelas mereka semua aneh, Leo valdez yang terbang di langit tak dihiraukan oleh orang orang sekitarnya, padahal seharusnya mereka mengejar ngejar Leo, meminta bagaimana cara untuk bisa membuat benda seperti itu, lalu berbisnis,Semua orang mulai menghindari tokonya semenjak kedatangan mereka, banyak orang bilang Zevanya yang gila kini sudah benar benar hilang akal
Tapi ia tak peduli,
Kini ia memgerti, semua itu hanyalah ilusi,Dan kini aku ada disini, bersama orang yang menciptakan ilusi itu untuk menyeretku kesini
"Apa rencanamu, bajingan!"
Cheng ku tertawa.
"Menurutmu kenapa aku membawamu kesini?"Aku melotot ke arahnya "jadi kau yang menyeretku kesini???!!!"
Cheng ku menyeringai,
"Tentu saja, kau tahu kenapa? Karena aku ingin melilikimu seutuhnya"Aku bergidik, lagi lagi cerita ini ketambahan Genre, kali ini dark romance,
Mana ia tahu kalau ternyata Cheng ku adalah tipikal male lead posesif seperti ini?
Zevanya menertawakan hidupnya, plot twist sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sembagi Arutala
RandomBanyak yang bilang Amaya sudah gila, dia sering raib entah kemana, atau meskipun ada di rumahnya pikirannya sibuk melanglang buana, satu orang yang dapat memahami kata²nya yang absurd hanya Baskara, karena rasa penasaran menampar bokongku, akhirnya...