MACARONS || 5

1.2K 95 3
                                    

[JANGAN LUPA VOTE KOMEN, FOLLOW]

Bukan karena tidak peka, hanya saja aku terlalu malu untuk mengakuinya

~Macarons

[HAPPY READING]

_____________________

_______________

Kylo menolehkan kepalanya ke kanan dan ke kiri, sembari mendekap satu set baju seorang karyawan di dekapannya,

Keadaan sekolah sekarang sudah sangat sepi, ia bergegas memasuki kamar mandi untuk segera berganti baju, mengganti seragam sekolahnya dengan baju yang ada di dekapannya tersebut.

Klik

Pintu kamar mandi terbuka, menampakkan seorang lelaki berkulit putih pendek dengan pakaian rapi melekat pada tubuh kecilnya

Lelaki itu merapikan bajunya, agar lebih terlihat rapi dan lebih enak dipandang dari sebelumnya

Kylo membawa kedua kakinya berjalan cepat, melangkah maju meninggalkan area sekolahan dan bergegas menuju kearah cafe, tempat kerjanya

Melaju cepat menggunakan sepeda butut bekas miliknya

Kylo terengah-engah, ia turun dari sepedanya seraya menyangking ransel hitam di tangan kirinya

Ting

Benda yang digantung diatas pintu itu berbunyi sekelas alarm, karena bergesekan dengan ujung pintu

Kylo berjalan cepat menghampiri seorang kasir wanita berwajah galak, yang baru selesai melayani pelanggan

"Loh Kylo tumben banget kamu telat"

Wanita itu berujar ramah, berucap heran kearah Kylo yang menyengir kuda, dan mendekap ransel hitamnya

"Iya Kylo ada masalah dikit"

"Yaudah, buru gih, hari ini banyak pelanggan, kamu kudu gesit"

Tutur wanita itu kembali, Kylo mengangguk dengan cekatan dan berjalan cepat menuju ke arah dalam berniat untuk meletakkan ransel hitamnya

Beberapa menit setelahnya, Kylo keluar membawa sebuah nampan di tangannya

"Kylo sini"

Seorang lelaki tinggi yang membawa spatula di tangan kanannya, melambaikan spatula tersebut kearahnya,

Kylo bergegas menuju kearahnya, menghampiri lelaki tersebut yang masih sibuk packing-packing, beberapa jenis makanan di hadapannya

"Ini"

Ia menyerahkan beberapa jenis makanan laut kepada Kylo

"kamu anterin ini dimeja kosong lima ya"

Kylo mengangguk menanggapinya "iya" lelaki itu membenarkan letak makanan dinampan-nya  tersebut, dan mulai menuntun kedua kakinya berjalan perlahan menuju kearah meja nomor lima, sesuai dengan permintaan sang koki

Kylo berhenti berjalan, ketika dirinya sampai di samping meja, dekat dua orang wanita dewasa yang saling berbincang

Ia menurunkan nampan yang menjadi topangan beberapa jenis makanan tersebut diatas meja

"Selamat siang"

Kylo berujar ramah sembari tersenyum manis merendahkan kepalanya pelan,

"Siang"

Balas mereka tak kalah ramah

Tangan Kylo terangkat menyajikan makanan tersebut dengan pelan

"Selamat menikmati"

Ucapnya, setelah selesai menyajikan beragam makanan yang dibawanya tersebut dengan handal

_________________

"Ini punya Reza"

Fara membagikan amplop kepada beberapa orang yang sedang berbaris rapi menghadap kearahnya

"Nah, kalo ini punya Kylo"

Kylo mengangguk, dan tersenyum lebar kearah Fara, wanita yang menjaga kasir sekaligus pemilik cafe tempat kerjanya

"Makasih kak"

Fara mengangguk menepuk-nepuk pundak Kylo, wanita itu berbalik meninggalkan mereka semua yang nampak sumringah ditempatnya masing-masing

Termasuk Kylo yang terlihat sangat antusias menatap sebuah amplop putih di cekalan tangannya

Lelaki itu kemudian mengambil ransel hitam yang ia letakkan di atas meja, dan membopong ransel tersebut memakai punggungnya

"Kylo duluan ya"

Pamitnya, yang diangguki serta diacungi jempol oleh  pekerja yang lain

Kylo membawa kedua kakinya berjalan keluar meninggalkan tempat kerjanya,

Ia tersenyum senang, sebenarnya sekarang ia berniat untuk membelikan sebuah makanan enak untuk sang nenek yang senantiasa menunggunya di rumah

Berhubung ini baru jam delapan malam, Kylo juga akan mampir sebentar ke kedai penjual bakso favoritnya

Tiba-tiba ia teringat kembali akan Macaron kecil pemberian oleh Gressa, temannya

"Emm basi nggak ya" ia tampak berpikir sejenak

"Nggak mungkin deh kayaknya"

Lelaki itu berjalan sejenak, menuntun sepeda miliknya menuju kearah lokasi kedai favoritnya, tentu saja

_________________

Kylo berhenti di dekat kedai minimalis yang terlihat sedang ramai pelanggan

Ia memandang kedai tersebut dari kejauhan secara ragu-ragu

"Beli nggak ya" monolognya

"Tapi..."

Kedua matanya menyipit, menatap kearah segerombolan remaja lelaki yang sedang bercengkrama bersama di kedai sana

"Ehh itu kan—"

"Loh, lu anak kucing yang ngabisin es teh si bos tadi siang kan"

Kylo menolehkan kepalanya kearah lelaki berjaket hitam yang tampak familiar di ingatannya

Lelaki itu tersenyum lebar sembari menaik turunkan alisnya

"Kamu yang ngasih Kylo Macaron ya"

Arga tertawa "lu inget ya, lu belum tau nama gue kan, kenalin nama gue Arga"

Kylo mengangguk-anggukkan kepalanya, dan tersenyum canggung kearah Arga

"Eh iya, bos gue ada di sana btw"

Kylo mengernyit tak paham "emm terus? kenapa kalo bos kamu ada di sana" ucapnya hati-hati

"Ya lu ikut gue kesana lah, bos gue mesti seneng "

Kylo dengan cepat menggeleng, tanda tak mau

"Kylo nggak mau, Kylo—"

"Udah lu tinggal ikut aja" Arga menyeret paksa tubuh kecil Kylo melalui kedua lengannya

Kylo meronta-ronta, meminta melepaskan tangan lelaki tersebut dari lengannya,

"Bos"

Arga tersenyum lebar seperti semula, menyapa Dom, yang terlihat masih asik merokok sembari mengamati gerak-gerik teman-temannya

"Lepasin tangan Kylo"

Lelaki itu meronta-ronta di cekalan Arga

"Kylo mau pulang"

"Ngawur banget lu cok" Gibran terkekeh "anak kucing tadi siang ya"

Dom yang awalnya memasang wajah poker, sontak menoleh dan menyunggingkan senyum kearah Kylo yang terlihat sangat takut ditempatnya

Lelaki itu menghembuskan asap rokok yang tadi di hisapnya

"Hai Macaron kecil"

MACARONSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang