Chapter 38

48 3 0
                                    

Tidak perlu dikatakan, saran Jiang Che memang terlintas di benak Pei Yue, lalu dia memikirkan hal-hal seperti 'yang pertama datang, pertama dilayani,' dan merasakan secercah harapan mulai muncul.

Tetapi setelah melihat momen ketika Lu Xingyan, seseorang dengan prestasi nol tidak mampu mencetak bahkan 400 poin, fantasinya tiba-tiba terhenti.

Hati nuraninya tidak mengizinkan dia melakukan sesuatu yang akan merugikan gadis muda ini.

Lu Xingyan tidak menyadari bahwa pada saat yang singkat ini, pikiran ibunya melewati pusaran emosi, menaiki beberapa roller coaster. Dia masih tidak sadar, berdiri longgar seolah tanpa tulang, dengan santai mengunyah permen karet tanpa peduli pada dunia.

Pei Yue merasakan gelombang kejengkelan yang luar biasa ketika dia melihat putranya tidak duduk ataupun berdiri dengan ekspresi puas diri.

Kalau saja ada yang bisa dia banggakan!

Kalau saja ada sedikit keahlian yang dimilikinya!

- - -

Lupakan.

Dalam perjalanan pulang dari sekolah, Pei Yue benar-benar mengabaikan Lu Xingyan. Dia tidak hanya menjaga jarak tiga meter darinya, tapi juga mengecualikannya (menganggapnya tidak ada) sehingga Lu Xingyan hanya bisa berjalan bersama Jiang Che.

Tapi dia dengan hangat memegang tangan Shen Xingruo, menyapa orang tua dan teman sekelasnya dengan wajah tersenyum. Sekilas, mereka benar-benar terlihat seperti ibu dan anak.

Jiang Che mencengkeram bahu Lu Xingyan dan menolehkan kepalanya ke arahnya. "Kamu sudah memastikannya? Apakah gadis ini bukan anak haram orang tuamu, atau apakah kalian berdua tidak sengaja tertukar saat kecil?"

"Kak, apakah kamu baru-baru ini meneliti sastra remaja? Aku sering mendengar teman perempuan di kelas membicarakan plot novel yang kamu katakan."

Jiang Che tidak menjawab dan tersenyum santai.

Mobil sport Jiang Che hanya dapat menampung dua orang, dan dia harus menjemput pacarnya sepulang kerja.

Untungnya, Pei Yue sudah memberi tahu Paman Liu sebelumnya.

Saat mereka keluar dari Jalan Shuxiang, mobil sudah menunggu.

Pei Yue tersenyum bahagia di sekolah dengan suasana hati yang baik karena Shen Xingruo. Tapi saat dia duduk di mobil, pikiran bahwa Lu Xingyan adalah putranya mengingatkannya pada kenyataan, yang mau tidak mau harus dia terima. (Wkwkwk Lu Xingyan anak yang ternistakan😭)

Memegang dua rapor di tangannya, semakin dia melihatnya, semakin besar kemarahan yang tidak bisa dijelaskan.

Dia tahu Lu Xingyan selalu memiliki prestasi akademis yang buruk sejak kecil dan cenderung membuat masalah di sekolah.

Dia sudah sangat Buddha! (Sangat pemaaf)

Mungkin tidak menjadi masalah jika tidak ada referensi yang luar biasa sebelumnya (referensi disini maksudnya Shen Xingruo yang jadi dibandingin sama Lu Xingyan). Lagipula para laki-laki baik di luar sana tidak sebaik putranya.

Ditambah Pei Yue memiliki kebiasaan menonton berita sosial siang dan malam sambil makan. Dalam hatinya, dia membandingkan Lu Xingyan dengan anak-anak nakal di berita. Dia juga merasa Lu Xingyan tidak seburuk itu. Setidaknya dia tidak berakhir di balik jeruji besi pada usia yang begitu muda.

Tetapi hanya dengan melihat transkripnya dan Shen Xingruo, dia menyadari sejauh mana nilai Lu Xingyan telah menurun, dan mentalitasnya benar-benar runtuh!

Pei Yue: "Apa yang kamu lakukan selama ujian bulanan pertama? Menggambar jimat? Kamu hanya mendapat setengah dari nilai totalmu! Geografi hanya di atas 30, apakah kamu menebak lebih dari 30 pertanyaan pilihan ganda?"

Go Back Lover | Strawberry Kiss Mark | 草莓印Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang