Chapter 45

58 4 0
                                    

Suasana kembali hening selama beberapa detik.

Kepala sekolah pernah mengajar mata pelajaran bahasa Mandarin sebelumnya. Jadi dia sangat mengerti perbedaan halus antara nada dan penggunaan kata-kata.

Dalam beberapa detik ini, pikirannya berputar-putar memikirkan—"Ayah" dan "Halo, Ayah". Jelas yang terakhir lebih sopan, tetapi kurang akrab. Anak mana yang akan berbicara seperti itu kepada ayahnya?

Selain itu ketika baru saja datang, pelukis Shen mengatakan dia ingin pergi ke kelas untuk melihat putrinya, tetapi tidak menyebutkan bahwa dia memiliki seorang putra.

Ini perlu dipikirkan dengan baik.

Jadi, apakah anak laki-laki ini diadopsi atau dipungut atau semacamnya?

Oh iya, dia mendengar bahwa pelukis Shen menikah lagi belum lama ini. Jika anak perempuannya sudah sebesar itu dan dia menikah lagi, kemungkinan besar itu adalah pernikahannya yang kedua atau ketiga. Jadi anak laki-laki ini sangat mungkin merupakan anak tiri.

Mampu membuat anak kandung dan anak tiri belajar bersama dan tampak sangat akrab. Pelukis Shen ini benar-benar berbakat.

Kepala sekolah berpikir cepat dan dengan informasi yang sudah terkumpul, dia berhasil menyimpulkan hasil yang terlihat logis dan tanpa celah.

Dia memegang kacamatanya, tersenyum, merasa puas dengan kemampuannya penalarannya.

Pada saat ini, anak tiri mengeluarkan suara "eh" dan berkata, "Tidak. Halo, Paman Shen."

Kepala sekolah tersenyum kaku.

Shen Guangyao mengangguk pada Lu Xingyan, lalu matanya kembali tertuju pada Shen Xingruo.

Jelas sekali baik Shen Guangyao dan Shen Xingruo tidak punya waktu untuk memperhatikan kesalahan ucapannya.

Hanya saja Shen Xingruo masih ada kelas. Bel tanda masuk kelas sudah berbunyi sebelum mereka bisa berbicara banyak.

Shen Guangyao melihat ke arah kedua siswa itu lalu berkata, "Xingruo, Xingyan, kalian kembali ke kelas dulu. Sepulang sekolah, aku akan meminta seseorang menjemput kalian untuk makan malam bersama."

Suaranya lembut dan terkendali. Meskipun kemejanya basah karena disiram oleh Shen Xingruo, penampilannya tetap memancarkan pesona kesopanan seorang seniman.

Shen Xingruo tidak mengatakan apa-apa. Akhirnya Lu Xingyan yang menerima ajakan makan malam itu dan membawanya kembali ke kelas.

-

Di beberapa pelajaran berikutnya, perhatian Shen Xingruo terbagi.

Sepulang sekolah menjelang senja, ada mobil menunggu di depan gerbang.

Meskipun Lu Xingyan sangat ingin ikut untuk melihat perkembangan hubungan Shen Xingruo dengan ayahnya, mereka jelas membutuhkan kesempatan untuk berbicara secara pribadi. Dia dengan santai mencari alasan sembari melihat Shen Xingruo naik ke mobil dan pergi.

Shen Guangyao memilih restoran klasik. Mereka duduk di lantai dua di meja mewah dekat jendela. Jendela-jendela yang diukir terbuka. Ketika menatap ke bawah, dia dapat melihat taman dengan jembatan kecil, air mengalir lembut, dan suara guqin sebagai latar belakang.

Para pelayan yang datang untuk mengambil pesanan juga mengenakan pakaian congsam (pakaian tradisional China).

Sangat elegan.

"...Tambahkan satu porsi tumis rebung kecil dan ayam jamur musim dingin. Itu sudah cukup, terima kasih."

Shen Guangyao menutup menu, mengangguk kepada pelayan, menuangkan secangkir teh untuk Shen Xingruo, dan bertanya, "Mengapa Xingyan tidak datang?"

Go Back Lover | Strawberry Kiss Mark | 草莓印Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang