🎶 themesong : flashlight - Jessie J 🎶
****
Sebelum memutuskan untuk jalan-jalan ke pantai, Joan sebenarnya mengajak Khaisa untuk naik gunung. Spontan Khaisa menjawab tidak. Mau Joan maksa puluhan kali atau berjanji akan menjaga sepenuhnya pun Khaisa tidak akan mau. Khaisa ceroboh dan juga tidak akan kuat karena jarang olahraga.
"Nanti kalo kena hipotermia emang kamu mau meluk aku?"
"Ya iyalah."
"Terus ujung-ujungnya kita bakal tidur bareng gitu? Big no. Pulang pulang nanti kita dijadiin sate sama Papa."
"Gapapa asal berdua."
Begitu kira-kira obrolan Khaisa dan Joan pada saat itu. Sekarang mereka sudah ada dalam perjalanan liburan pertama mereka menggunakan mobil.
"Kalo Lisa gak sekolah kira-kira dia pengen ikut gak ya?" tanya Khaisa.
Joan menoleh sekilas sebelum menjawab. "Jelas. Kemarin dia tau terus marah marah katanya 'mami suka pergi pergi sama papi. Jo juga mau pergi pergi sama kakak terus Lisa pergi-pergi sama siapa? Kalian jahat enggak sayang Lisa!' Terus gak keluar kamar sama gak mau makan kaya pas pengen main sepatu roda waktu itu." Lihat ternyata Jo bisa bicara sepanjang ini.
Khaisa tergelak. "Terus kok dia mau sekolah?"
"Mami bilang mau ngajak dia kalo pergi lagi. Gitu doang dia langsung mau makan." Joan tertawa kecil mengingat tingkah adiknya itu.
"Mungkin emang itu yang dia tunggu tunggu. Besok besok kita ajak Lisa juga dong!"
Joan meraih sebelah tangan Khaisa untuk dia genggam. "Boleh. Asal kamu siap jadi babysitter dadakan aja." Joan tersenyum pada Khaisa.
Suka-suka mereka saja yang kadang kaya temen akrab pakai gue-lo terus kalo lagi kesambet jadi aku-kamu. Asal gak saya-anda aja.
Perjalanan 1 jam penuh mereka lewati sampai bokong terasa panas walau sempat mampir ke restarea dua kali untuk meminjam toilet. Mereka bergandengan menyusuri jalanan semen menuju laut. Di sepanjang jalan ada tempat penjual olahan laut seperti udang tepung, ikan asin, dan makhluk laut lainnya yang Khaisa tidak bisa membedakan. Yang pasti hampir semuanya digoreng.
Duyung goreng juga ada.
Oh ada juga beberapa kios yang jual pakaian dengan tulisan nama pantai. Khaisa melirik penjual topi karena ia baru ingat kalo dia tidak membawa topi. Bukan masalah besar jadi Khaisa tidak mengurungkan niat untuk membeli.
Biasanya ditempat wisata harga barang jadi lebih mahal.
Mereka menuruni beberapa anak tangga yang mengarahkan ke pantai. Angin semilir menerpa wajah sayu Khaisa yang terlalu lama dalam perjalanan. Gadis itu memejamkan mata menikmati sensasi yang jarang ia rasakan.
"Seneng gak?" Tanya Joan.
"Seneng banget!" Khaisa pamer senyum gigi pepsodent.
Outfit Khaisa kali ini simple hanya mengenakan kemeja putih yang bagian depannya ia selipkan di celana bahan warna coklat dan kerudung segiempat berwarna cream. Ia juga memakai kacamata hitam.
"Kita mau apa dulu nih?"
Joan yang menenteng tas langsung mengajak Khaisa menuju tempat teduh dibawah pohon pinus. Joan mengeluarkan kain kotak kotak untuk alas duduk mereka. "Duduk dulu aja. Capek kan?"
Khaisa menurut kemudian duduk menyelonjorkan kakinya disebelah Joan. Ia mengambil ponselnya untuk memotret pemandangan laut yang indah dengan ombak yang tenang lalu mengirimnya pada Raka supaya Khaisa diberi izin untuk bermain air. Oh jangan lupa ada pemandangan indah lainnya yang tidak tertandingi yaitu...
KAMU SEDANG MEMBACA
Magic Sentence
Short Story"Jo, Shall we dating?" "Enggak. Kita gak bisa." "Kenapa?" "Yakin bukan cuma pelampiasan?" ....... Dipaksa tunangan dengan Candra sama sekali tidak membatasi Khaisa untuk caper dengan Joan. Joan yang tak lagi berstatus single juga tidak akan mengura...