"IBUU! Nay mau belmain hiks bola abang lein,"
"Jam berapa sih ini, pagi banget datengnya," gumam Khaisa yang baru saja membuka mata setelah terlelap sejak 7 jam yang lalu. Ditengoknya jam digital di dinding yang menunjukkan pukul 06.37.
"Ergh, air." Khaisa meraih botol air di nakas lalu meminumnya. Dia mengucek mata agar lebih jelas menatap dunia yang sepertinya sebentar lagi akan rusuh karena kehadiran bocah imut nan manis di luar kamarnya.
Dia bangkit merapikan selimutnya lalu membuka gorden besar yang menjuntai hingga lantai itu. Hembusan angin pagi menerpa wajah sayunya saat pintu kaca pembatas balkon dibuka.
"Rajin banget pagi-pagi nyuci mobil, mau kemana ya?" Khaisa bermonolog saat melihat Joan sedang mencuci mobil di halaman rumah seberang.
"Ck pasti mau kencan,"
****
Hari ini rumah yang biasanya hanya diramaikan dari speaker bluetooth atau televisi menjadi benar-benar hidup karena kehadiran si sulung, suami dan anak-anaknya. Lampu yang menyinari setiap sudut ruang itu terlihat lebih cerah dari biasanya yang kelabu menyesuaikan suasana hati yang melihatnya.
"Ate kita mau napain," ujar gemas si gadis kecil usia 3 tahun.
"Hm?" Sepertinya yang ditanya sedang melamun barusan.
"Kita napain sembunyi sembunyi?" Tanya ulang ponakan Khaisa.
"Loh kan kita lagi main petak umpet, Dek?"
"O gitu, kenapa abang Lein ndak ikut?"
"Kan Abang yang jaga, nanti abang nyari kita sampe ketemu,"
Si bocah hanya ber O ria seolah paham. Khaisa semakin gemas saja pada ponakannya yang sedang dalam mode menurut dan tidak menjengkelkan.
"Aduh Ate, Nay penen pipis nih, Nay nyali Ibu dulu ya," pantas saja dari tadi Nayla tidak bisa anteng, ternyata menahan buang air. Khaisa kurang peka dengan bocah. Oh lebih jelasnya Khaisa kurang bisa memperhatikan anak kecil. Dia tidak begitu suka dengan spesies mini itu kecuali kalau yang gemas-gemas.
"Yee bocah mau pipis doang kudu nyari ibunya,"
"DOR!"
"Allahumma!! Yaampun Reno...," tolong beritahu bocah yang baru saja mengageti Khaisa kalau Khaisa itu paling tidak bisa dikageti. Dia akan merasa takut dan sedikit sesak kalau dikageti begini padahal dia tidak punya pengalaman yang kelam yang berhubungan dengan kaget mengagetkan ini.
"Hahaha Tante lucu banget kagetnya! Tante yang jaga ya!"
Khaisa memberungut kesal, "kok tau Tante disini?" Pasalnya dia bersembunyi luar pagar tembok rumahnya. Batas persembunyian harus di halaman rumah, dia melanggar batas jadi dia bertanya demikian.
"Tadi Nayla kasih tau aku gini, Ate kok ndak tatut diculik yah bang sembunyi sembunyi sendilian dilual,"
Khaisa tersenyum paksa lalu berkata,"yaudah kita udahan aja mainnya, kamu capek kan?"
"Enggak! Tante curang, sekarang giliran tante kan?" Balas Reno tidak terima.
"Emang gitu aturan mainnya?" Tanya Khaisa pura-pura tidak mengerti. Tangannya berhasil menuntun si anak usia 8 tahun itu untuk memasuki rumah dan mengakhiri permainan.
"Iyalah. Tante pasti gapernah main makanya gak ngerti. Kalau aku sering banget sama temen-temen.
"Emang gak pernah. Kan Tante udah gede."
****
Saat dikabarkan kalau sang kakak akan berkunjung, Khaisa senang bukan main. Buru-buru memejam mata agar segera datang pagi disambut teriakan manis dari bocil-bocil kesayangan. Seperti sebelum-sebelumnya setiap keluarga kecil itu datang pasti anggota lain akan menghampiri juga.
Ada sepupu Khaisa yang baru melahirkan bayi laki-laki mungil, juga ada anak tetangga yang sudah seperti anak asuh Khaisa saking seringnya dititipkan. Juga ada Lisa adik dari Joan yang berumur 5 tahun dan cukup dekat dengan Khaisa. Meskipun lelah jiwa raga tapi Khaisa tetap menikmati setiap detik momennya. Rumahnya lebih tampak seperti rumah.
"Lisa ganti dong, Spongebob mulu gak kelar-kelar."
"Tapi kakak suka kan?"
"Gak tuh,"
Khaisa hanya diam tidak protes lagi. Dia menatap lekat layar didepannya sampai beberapa saat tayangan kartun berganti iklan komersial.
Lisa yang mungkin lelah setelah bermain dengan teman-teman LDR nya memilih tetap duduk selonjoran disebelah Khaisa. "Kakak tau gak episode Spongebob pas ulang tahun Krasty Crab?"
"Tau. Si Spongebob bikin balon dari Krabby Patty kan?"
Lisa nampak antusias bisa mengobrol seru tentang kartun favoritnya. "Wah iya! Tuh kan Kakak suka nonton juga pasti!"
"Oh iya hari ini kakak ultah ya?" Tanya Lisa.
Reno yang sejak tadi diam bermain game di ponsel Ayahnya lantas menoleh mendengar pertanyaan Lisa. "Tante ulang tahun?"
"Euu i..ya, Lisa kok tau?"
Bukannya menjawab Lisa malah balik bertanya. "Kenapa gak bikin pesta kayak aku kemarin?"
"Enggak dong kan Kakak udah gede,"
"Sama. Aku juga gak pernah dirayain dari Nayla lahir," ujar si bocah laki-laki curhat. Ngomong-ngomong soal Nayla, anak itu sedang di kelonin sama Ibunya.
"Kakak gak pengen pake gaun sama mahkota? Nanti ada kue unicorn juga loh. Dapet hadiah buanyakk juga dari temen-temen."
"Pengen tapi sayang uangnya mending buat jajan." Jajan outfit, lanjutnya dalam hati.
"Kakak sedih kan pasti karena gak dirayain," Lisa yang berekspresi sedih malah nampak seperti sedang mengejek dimata Khaisa.
"Euu dikit," tapi sedihnya karena gak diucapin sama orang tua, kakak, atau tunangannya. Hanya beberapa teman dekat saja yang memberi ucapan tadi pagi. Hal begini tidak begitu penting untuk mereka sehingga tidak memberi ucapan atau doa secara langsung. Sebut saja Khaisa kekanakan karena memang begitu faktanya. Dia ingin diperhatikan lebih detail lagi.
"Kamu belum jawab loh tadi. Tau dari mana Kakak ultah?"
"Assalamualaikum,"
"Wa'alaikumssalam,"
Khaisa tidak mimpikan? Ini beneran Joan yang berdiri di tengah pintu? Khaisa menjerit dalam hati.
"JO!!" Lisa sontak berdiri melihat sosok Kakak yang ditunggunya sejak tadi.
"Heh itu kakaknya loh!" Peringat Khaisa.
"Hehe. Kak Jo...," Lisa lantas berlari menghampiri laki-laki itu.
"Siapa yang dateng, Sa? Eh ya ampun tumben kamu kesini, Jo?" Sosok Mika tampak menuruni tangga menuju ruang tamu untuk menemui tamunya.
"Iya mau jemput Lisa. Makasih ya udah dijagain, maaf banget jadi ngerepotin."
"Enggak, Lisa anteng dari tadi main sama Khaisa."
Dua orang beda usia itu asik sendiri sampai mengabaikan Khaisa yang masih terduduk di sofa. Kalo diingat-ingat beberapa tahun terakhir Joan hanya datang kerumah pas lebaran doang, makanya Khaisa terheran melihat Joan disini sekarang.
"Mami kamu belum pulang ya?"
Oh iya Khaisa tau kenapa Joan yang menjemput Lisa. Orang tuanya masih pergi keluar kota. Pasangan paruh baya itu kayanya keseringan bulan madu dan lupa main aman makanya nambah Lisa di keluarga mereka.
"Iya Mami sama Papi belum pulang. Yaudah Jo pamit dulu, Tan."
Mendengar Joan pamit, Khaisa bergegas ke jendela menatap setiap langkah laki-laki yang menggendong Lisa itu sampai keluar gerbang rumahnya lalu memasuki pekarangan rumah laki-laki itu sendiri.
"Kenapa liatin Joan begitu banget?...
...,kamu gak suka Joan kan, Sa?"
Khaisa hanya diam tanpa ekspresi menatap Mika.
"Ingat sudah ada Candra yang akan menikah sama kamu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Magic Sentence
Conto"Jo, Shall we dating?" "Enggak. Kita gak bisa." "Kenapa?" "Yakin bukan cuma pelampiasan?" ....... Dipaksa tunangan dengan Candra sama sekali tidak membatasi Khaisa untuk caper dengan Joan. Joan yang tak lagi berstatus single juga tidak akan mengura...