Chapter 3 : We Meet Again

1.5K 173 11
                                    

"K—Kak Kemma?"

Atmospir aneh seketika mengelilingi dua pria matang yang saling melempar tatapan yang sulit diartikan. Tubuh keduanya sama-sama terpaku, mengabaikan sang waktu yang terus berjalan. Lajuna menatap lamat sosok pria yang berada dihadapannya ini. Ia tak salah, sosok itu adalah Hakemma, mantan pujaan hatinya.

Tak banyak perubahan yang signifikan dalam sosok itu, bedanya hanya terlihat lebih dewasa dan matang. Lajuna hampir saja menangis, dialah sosok yang ia tangisi semalam, sosok yang selama ini membuatnya tersiksa akibat rasa rindu yang begitu menggebu, sosok yang ia cari selama tujuh tahun belakangan ini. Kini, Hakemma tengah berdiri persis dihadapannya, menatapnya dengan tatapan yang sangat berbeda dari terakhir kali.

Hakemma juga terlihat sangat terkejut melihat siapa yang baru saja ia bantu untuk mengambilkan sekotak cokelat itu. Netra jernih dengan binar cantik yang tak pernah ia lupakan saat ini tengah menatapnya. Dada keduanya bergemuruh bersamaan dengan sebuah impresi menyakitkan yang berputar begitu saja dipikiran mereka.

Baru saja Lajuna akan kembali membuka suara. Tiba-tiba, terdengar suara pekikan anak kecil yang berlari menghampiri keduanya sambil mengacungkan sebuah kotak mainan. Ia mendapatkan benda tersebut ketika melihat-lihat rak mainan.

Sebuah senyum lucu terukir pada wajahnya. "Daddy!! Look at this super cars toy!! Can you buy it for me, Daddy?!!"

Hakemma terlonjak kaget, seketika berbalik dan langsung mengubah ekspresinya menjadi lebih lunak dari sebelumnya. Hakemma meraih tubuh mungil itu untuk digendongnya lalu mengambil kotak mainan yang ditenggam oleh bocah yang berusia sekitar lima tahun itu. Hakemma tersenyum simpul, ia menilik mainan tersebut.

"Wow! It's look amazing. I'll buy it for you, little boy. Anything for you. Do you want something else?" tanyanya. Hakemma menyimpan kotak mainan tersebut pada troli belanjaannya.

"I want chocolate ice cream!!"

"You'll get it later, Helma."

Sementara Lajuna yang masih mencoba mencerna keadaan pun hanya bisa termagu. Ternyata Hakemma telah menikah dan memiliki anak? Sejak kapan pria itu menikah? Dengan siapa Hakemma bersanding? Apa Hakemma sudah melupakan perasaan tentang dirinya? Banyak pertanyaan-pertanyaan lain yang berputar memenuhi pikiran Lajuna.

Hingga seorang wanita cantik dengan tubuh yang begitu molek menghampiri Hakemma. Lajuna bahkan sedikit terpukau oleh gaya mewah wanita tersebut. Seraya menaruh beberapa barang yang ia bawa pada troli milik Hakemma lalu tersenyum sumringah sambil menatap anak kecil yang bergelayut manja pada leher jenjang Hakemma.

"All done! Ayo kita pulang!" riang wanita tersebut. Ia mengambil alih bocah yang berada digendongan Hakemma lalu melenggang pergi begitu saja, melewati Lajuna yang tertengun.

Lajuna menahan nafasnya sesaat ketika aroma parfum yang familiar itu menyeruak masuk ke indra penciumannya. Rasanya begitu menyesakkan sekali. Hakemma bahkan tak meliriknya sedikitpun seakan Lajuna bukanlah sosok yang pernah ia kenal. Lajuna menunduk, menatap kotak cokelat yang diambilkan oleh Hakemma tadi.

'She look so perfect, I'm so happy for you.'

Lajuna melempar kotak cokelat itu pada troli belanjaannya. Ia sudah tak memiliki suasana hati yang bagus untuk melanjutkan acara berbelanja hari ini. Padahal Lajuna sudah berniat menghabiskan uangnya untuk berbelanja bahan makanan. Matanya mulai memanas, begitu pula dadanya yang terasa begitu sesak seperti baru saja dihantam oleh benda tumpul dengan keras.

Tak lama sosok Luke pun terlihat berlari kecil menghampiri Lajuna. Pria bongsor itu tersenyum cerah sehingga Lajuna mau tak mau ikut tersenyum meskipun terlihat sedikit terpaksa. Ia tak boleh terlalu menunjukan kesedihannya dihadapan Luke.

EDELWEISS : The Destiny Of UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang