Chapter 21 : Some Help

918 129 1
                                    

Malam semakin larut, suasana sepi pada sebuah gang tiba-tiba diisi oleh derap langkah kaki yang tergesa-gesa. Lajuna berlari sekuat tenaga dengan keadaan kakinya yang terpincang dan kepalanya yang terus-terusan mengeluarkan darah. Setelah kecelakaan mobil tadi, Sang Sopir menyuruhnya untuk keluar dan menyelamatkan diri. Ia juga diberikan sebuah pistol kejut oleh sang sopir jika ia berada dalam keadaan genting.

Dibelakang sana, terdapat dua orang yang mengejarnya untuk merampas apapun yang dibawa olehnya. Lajuna sudah tak dapat berpikir jernih lagi, napasnya sudah terasa sesak akibat rasa takut dan berlari. Namun sayangnya, Lajuna dipertemukan dengan jalan buntu. Perasaan panik semakin menguasainya, ia menoleh kesana-kemari mencari celah untuk kabur. Naasnya, Lajuna tak menemukan apapun.

"Hey! Stop right there!" Suara berat itu terdengar membuat seluruh bulu-bulu halus Lajuna meremang karena takut. Lajuna berbalik untuk menatap dua orang yang mengejarnya itu. Ia juga menodongkan pistol kejut kepada keduanya dengan tangan yang gemetar hebat.

"Jangan mendekat!"

"Haha! Chill, we won't kill you, Pretty."

Lajuna menahan napasnya saat salah satu dari mereka tiba-tiba mencengkram rahangnya sambil menyeringai horor. Lajuna meneguk kasar ludahnya, dengan segera ia menepis tangan itu lalu menempelkan pistol kejutnya pada kulit sang lawan sehingga orang berbadan besar itu pun langsung ambruk di hadapannya.

Belum sempat Lajuna dapat mencerna apa yang baru saja terjadi, ia sudah dikejutkan oleh suara pistol yang diarahkan tepat ke kepalanya. Lajuna mematung ditempatnya sambil melafalkan segala doa di hatinya.

"What the fuck are you doing?!" ucap salah satu dari kriminal tersebut karena tak terima melihat temannya tumbang begitu saja.

Lajuna memberanikan diri untuk mendongak. "Lo kalo mau rampok gue, ambil semua! Ambil semua barang yang gue bawa! Tapi ... tapi jangan nyawa gue ..." ucapnya gemetar. "Ada orang yang lagi nunggu gue pulang ke rumah ..." Air mata mulai membanjiri pipinya yang juga ternodai oleh darahnya sendiri. Lajuna bersimpuh untuk memohon keselamatan dirinya.

Pria yang menodongkan pistol itu tersenyum kecil lalu mengulurkan satu tangannya untuk meminta barang bawaan Lajuna. Dengan berat hati, Lajuna memberikan ransel berisi laptop dan beberapa barang penting lainnya. Ia juga memberikan ponselnya yang sudah retak akibat kecelakaan tadi. Tetapi orang itu belum juga pergi.

"Udah! Kenapa lo masih todong gue?!" kesal Lajuna tak terima. Demi apapun, pistol itu benar-benar mengarah langsung pada kepalanya dari jarak yang sangat dekat. Sebenarnya Lajuna bisa saja melawannya dengan serangan fisik, tetapi dapat dipastikan juga kepalanya akan langsung berlubang. Lajuna jadi merasa serba salah.

"How about the rings?" tanya pria itu.

Lajuna memandang jarinya yang dilingkari sebuah cincin. Cincin pemberian Hakemma yang dibuat secara eksklusif untuknya. Ia menggeleng ribut lalu menyembunyikan tangannya dibalik punggungnya. "Gak!! Bukannya isi tas itu juga udah cukup?! Gila aja lo mau ambil cincin gue juga!" sungutnya.

"Nice. Any last word?"

Lajuna termagu. Terlebih melihat jemari orang itu yang bersiap menarik pelatuknya. Napas Lajuna tercekat, ia pun berucap dengan terbata-bata "D—Don't you ... dare—" Belum sempat Lajuna menyelesaikan kalimatnya, tubuh orang yang menodongkan pistol ke kepalanya tiba-tiba kaku kemudian tumbang bersama temannya yang sudah tak sadarkan diri. Lajuna mendongak, ia mendapati beberapa polisi yang berlari untuk mengamankan pelaku kriminal itu.

"LAJUNA!!" pekik seseorang yang berlari melewati para anggota polisi.

"KAK JEFFY!!"

Lajuna langsung menangis saat tubuhnya di dekap oleh Jeffrey yang untungnya datang bersama bala bantuan tepat waktu. Jeffrey menghembuskan napas lega, ia segera menggendong tubuh Lajuna yang bergetar hebat karena ketakutan. Jeffrey-lah sosok yang akan ditemui Lajuna malam ini. Sejak mendengar suara kecelakaan melalui telepon, Jeffrey dengan sigap melacak keberadaan Lajuna dan berhasil menemukannya disini.

EDELWEISS : The Destiny Of UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang