Chapter 23 : Hakemma's Ex-Girlfriend

1K 126 7
                                    

Helaan napas berat terdengar mengisi suasana di dalam mobil. Jalanan kota hari ini cukup padat sehingga kemacetan pun tak dapat dihindari. Lajuna memijit kepalanya yang terasa pening akibat Luke yang terus-terusan memarahinya setelah mengetahui kejadian tak mengenakkan yang menimpanya ketika di Detroit kemarin.

"Gue bilang juga apa?! Gue ikut!! Lo ngeyel sih kalo di bilangin!" cibir Luke tanpa mengalihkan atensinya dari jalanan di depannya. Pagi ini ia merasa kesal sekali melihat Lajuna yang berjalan terpincang menghampirinya karena kecelakan mobil. "Masih untung kaki lo gak patah gara-gara kecelakaan, masih untung juga kepala lo gak bolong karena di tembak mereka. Coba kalo temen lo itu gak dateng tepat waktu, bukan cuma lo yang mati, Jun. Tapi gue juga ikut mati karena di keroyok Marlan sama calon suami submissive-nya itu. Lo tahu sendiri, mereka berdua kayak pasangan iblis, kalo marah serem-serem banget," cerocos Luke.

"Iya, Luke. Aku salah. Lain kali gak bakal aku ulangin lagi. Dan yang penting sekarang aku masih bisa pulang dalam keadaan hidup." Lajuna berucap dengan nada pasrah. Ia sudah lelah sekali mendengar Luke yang tak henti-hentinya menasihati dirinya hingga telinganya terasa panas. Lajuna kembali memegangi kepalanya yang memberat sambil memandang ke luar jendela.

Luke menghentikan mobilnya tepat di depan gedung perusahaan HoneyBear. Seraya menoleh untuk memandang iris gelap milik Lajuna. "Gue kayak gini karena gue khawatir sama lo, Jun. Asal lo tahu, gue gak bisa tidur semaleman. Gue kepikiran sama lo. Lo itu udah gue anggap kayak adek gue sendiri. Jelas gue takut banget terjadi sesuatu disana, dan ternyata lo pulang dalam keadaan begini. Sumpah! Gue pengen bunuh siapapun yang berani lukain lo," ucapnya tegas sehingga Lajuna tertawa pelan karenanya.

Si manis tersenyum simpul. "Luke, terimakasih banyak. Makasih udah selalu perhatiin aku dan khawatir sama aku." Lajuna bersiap-siap untuk keluar dari mobil.

Setelah berpamitan kepada Luke, Lajuna melangkah memasuki gedung perusahaannya. Beberapa dari mereka menanyakan keadaannya sebab merasa aneh dengan cara berjalannya, Lajuna hanya bisa menjawab dengan senyum kecil karena tak ingin menimbulkan banyak kekhawatiran dari rekan-rekan kerjanya. Lajuna memasuki kantornya yang sudah terlihat sangat sibuk meskipun masih pagi.

Nicole dan Atalaric yang melihat kedatangan Lajuna seketika heboh. Keduanya mencecar Lajuna dengan berbagai pertanyaan karena melihat Lajuna yang terpincang.

"ASTAGAAA!! LAJUNAA, LO KENAPA?!!" jerit Nicole kala melihat sebuah perban yang membalut pelipis Lajuna yang sedikit tertutupi oleh poninya. Wanita itu membolak-balik tubuh Lajuna untuk mengecek keadaan Lajuna. "Kok kaki lo pincang gitu? Terus kepala lo kenapa? Lo kemana aja kemarin? Kita semua khawatir sama lo!! Apa lagi Pak Nathan yang kelihatan stress banget karena lo gak ada kabar!! Dia bahkan nanyain lo ke gue sama temen-temen yang lain, Jun! Oh my fucking god!! Ini pertama kalinya gue lihat Pak Nathan khawatir sama karyawannya sendiri!! Bener-bener keajaiban banget!!" cerocosnya dramatis.

Lajuna terkekeh, ia menduduki kursi kerjanya lalu meringis pelan karena kakinya tiba-tiba terasa ngilu. Nicole dan Atalaric ikut menduduki kursi mereka lalu mendekati Lajuna untuk menuntut penjelasan dari Si Manis. Lajuna menghembuskan napas berat dan bersandar pada sandaran kursinya.

"Gue kecelakaan mobil kemarin malem. Sorry, gue gak sempet kabarin kalian karena hp gue juga rusak," ungkap Lajuna. Dua rekannya yang mendengar pengakuan itu pun seketika melotot kaget. Keduanya terpekik secara bersamaan hingga membuat beberapa karyawan lain terlonjak kaget.

"HAH?!! KENAPA BISA KECELAKAAN?!!"

Lajuna tersenyum canggung kepada rekan-rekannya yang lain, mereka benar-benar terkejut dan terganggu karena pekikan Nicole dan Atalaric. Lajuna mendekatkan dirinya pada dua rekannya lalu berucap dengan nada pelan. "Gue kecelakaan di Detroit, waktu itu gue hampir di bunuh sama perampok. Untungnya gue selamat karena temen gue dateng tepat waktu," katanya terus terang.

EDELWEISS : The Destiny Of UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang