Chapter 16 : Proud Boyfriend

1.1K 161 1
                                    

"KENAPA LO GAK INGETIN GUE KALO HARI INI BAKAL ADA MEETING SAMA PAK JORDANIO?!!"

Hakemma yang tengah membuat sarapan pagi pun lantas terlonjak kaget mendengar jeritan Lajuna disertai suara pintu yang dibanting dengan kasar. Lajuna yang baru saja terbangun dari tidur nyenyaknya itu tiba-tiba mengingat jadwal kerjanya hari ini. Ia benar-benar lupa dengan pertemuan yang akan dilaksanakan pagi ini bersama presedir perusahaannya.

Lajuna sudah ditunjuk sebagai orang yang akan mempresentasikan hasil kerja keras mereka saat Press Conference kemarin dan akan mendiskusikannya bersama Jordanio dan beberapa petinggi lain termasuk Hakemma sebagai Direkturnya. Namun bodohnya, ia sendiri malah lupa dan tak mempelajari laporan yang sudah dipersiapkan dengan matang. Bahkan teman-temannya sudah mengiriminya beberapa dokumen yang akan membantunya saat presentasi nanti.

Kening Hakemma mengerut melihat Lajuna yang begitu panik. "Emangnya kenapa? 'Kan Kakak Direkturnya. Gak ada yang marahin kamu kalaupun kamu telat," ucap Hakemma.

"BUKAN ITU MASALAHNYA!! GUE BELUM PELAJARIN LAPORANNYA!!! NANTI GIMANA PRESENTASI-NYA?!!" Lajuna mengacak surainya yang sudah berantakan itu dengan frustrasi.  "ARRGHH!!! LAGIAN KENAPA PAKE ACARA LUPA SIH?!!" Lajuna mengucapkan segala sumpah serapah pada dirinya sendiri yang teledor dalam pekerjaannya.

Alis Hakemma menukik, ia lantas mematikan kompor dan menatap Lajuna dengan garang. "KENAPA GAK DI PELAJARIN?! Kamu pikir pertemuan sama Pak Jordanio itu hal spele?!! Nanti kalo kamu salah dalam menjelaskan data yang sudah akurat gimana?!! Kamu mau buat Saya malu?!! Kamu pikir Pak Jordanio bakal terima penjelasan kamu yang asal-asalan?!!" sewot Hakemma dalam mode Direkturnya.

Lajuna mengaga setelah mendapat respon Hakemma yang malah memarahinya itu. Lajuna segera melepas sandal yang ia gunakan lalu melemparnya tepat ke arah wajah Hakemma. "SEMALEM 'KAN LO NGAJAK GUE JALAN, YOU BASTARD!!" Kesal sekali Lajuna dengan sikap Hakemma jika tengah berada dalam mode kerja itu.

Hakemma meringis pelan sambil mengusap keningnya yang baru saja mendapat lemparan telak dari Lajuna. Benar juga apa yang dikatakan Lajuna. Semalam ia yang mengajak pria manis itu untuk menikmati malam dengan berjalan-jalan di luar. Sebenarnya, Hakemma sendiri pun melupakan beberapa berkas yang harus ia kerjakan karena terlalu asik memadu kasih bersama Lajuna.

Hakemma menghembuskan napas lalu mengangguk pelan. "Yaudah, kamu mandi dulu sana. Nanti Kakak bantuin sambil sarapan," final Hakemma. Pria itu kembali melanjutkan acara memasaknya sementara Lajuna melesat menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya secepat mungkin agar mereka memiliki lebih banyak waktu.

Beberapa menit kemudian, Hakemma sudah rapi dengan setelan kantornya, begitu juga Lajuna yang sudah terfokus pada laptop dihadapannya. Keningnya sesekali mengerut ketika ia berusaha menghafal data-data penting yang dikirimkan oleh teman-temannya. Jika ada sesuatu yang tak ia mengerti atau ia kesulitan dalam mengingatnya, saat itu pula Hakemma akan membantu menjelaskan dengan sabar.

Hakemma memotong roti panggang yang ia buat lalu menyuapkannya kepada Lajuna. Si Manis terlalu sibuk dengan pekerjaannya itu sehingga ia tak sempat untuk mengambil makanannya sendiri. Hakemma memperhatikan raut serius Lajuna yang malah terlihat lucu di matanya, apa lagi melihat pipi Lajuna yang bergerak-gerak karena sang empu tengah mengunyah makanannya. Hakemma mencuri sebuah kecupan singkat pada pipi berisi itu.

"Ada lagi yang gak kamu paham, Sayang? Tanya aja, nanti Kakak bantu jelasin. Kalau ada kesulitan sewaktu presentasi nanti, kamu bisa kasih kode ke Kakak. Lagian, kamu gak presentasi sendirian 'kan?" tanya Hakemma.

Lajuna menggeleng pelan, ia menoleh ke arah Hakemma sambil mengerutkan bibirnya. "Aku sendirian, yang lain gak ada yang mau." Lajuna sedikit mengeluh. Hal itu tentu saja membuat Hakemma seketika mengernyit. Dari sekian banyak pegawainya, tak ada satu orang pun yang mau memaparkan hasil projek mereka kemarin?

EDELWEISS : The Destiny Of UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang