K e - 1 2

1 1 0
                                    

Winarko sudah dua minggu ini mencari informasi perihal Miskha. Setelah tanya ke beberapa orang, Winarko dapat mengetahui rumah dan tempat kerja wanita. Ia mengenalnya ketika masih kuliah di Yogya. Pertama kali mengenalnya ketika Winarko menjadi panitia pengenalan kampus. Waktu itu Winarko semester empat. Model perploncoan saat itu sangat jauh berbeda dengan program yang lama, lebih santun dan bersahabat, walau trik-trik aneh masih mereka terapkan. Gadis cantik itu, yang kemudian ia kenal dengan nama Miskhayla Azuardy, adalah yunior di jurusan kedokteran, berbeda dengan dirinya yang teknik.

Pandangannya belum bergeser dari tadi. Sosok dokter yang sedang hamil itu sedang keluar dari mobil yang disopiri seseorang. Segera ia tutup jendela mobil ketika Miskha melangkah melalui mobilnya. Ia tetap memandangi langkah wanita itu sampai hilang ditelan koridor rumah sakit. Jika sudah begitu, Winarko tersenyum puas, karena rasa kangennya sudah terobati. Ia kembali dibuai masa-masa manis ketika kuliah dulu. Walau sekarang Winarko sudah beristri, tetapi keinginannya untuk mendapatkan Miskha masih menguat, apalagi sekarang sudah menemukan kejelasan dimana wanita itu berada. Padahal dulu ngakunya di Bandung. Sempat ia obrak-abrik Bandung selama dua tahun tidak menemukannya, keterangan yang terakhir ia terima, wanita itu melanjutkan kuliah di China. Terputuslah kisah mereka tanpa ada ucapan apapun. Dan kini, Winarko dihadapkan oleh pesaingnya, seorang boss besar yang pernah mengontrak perusahaannya, membuatkan rumah sakit lengkap dengan peralatannya.

Sangat berat dari segi materi, tetapi Winarko masih berharap ada setitik harapan baginya untuk mendapatkan wanita itu. Waktu itu, Miskha pernah dia ajak ke rumahnya, diperkenalkan ke kedua orang tuanya, dan setelah lulus kedokteran, ia berjanji akan melamar Miskha. Ketika itu tanggapannya sangat setuju, begitu akan wisuda, Miskha menghilang tanpa kabar. Info simpang siur yang diterima Winarko sempat bikin stres hari-harinya. Dua tahun berikutnya ia sudah bisa melupakan wanita itu, dan usaha kontraktornya cukup berkembang. Akhirnya kenangan wanita itu benar-benar terhapuskan ketika kenal sekretaris barunya, gadis Parahiyangan. Niken Saraswanitantri.

Lautan ingatan kembali bergolak manakala ia melihat foto Miskha berdiri di atas meja kerja Hans. Winarko sudah dua minggu ini mencari informasi perihal Miskha. Setelah tanya ke beberapa orang, Winarko dapat mengetahui rumah dan tempat kerja wanita. Setidaknya, keinginannya untuk bertemu, walau sebatas melihat, sudah terwujud. Walau ia sadar, wanita itu sekarang sedang hamil, dan menjadi istri dari orang lain.

Pandangannya belum bergeser dari tadi. Sosok dokter yang sedang hamil itu sedang keluar dari mobil disopiri seseorang. Segera ia tutup jendela mobil ketika Miskha melangkah melalui mobilnya. Ia tetap memandangi langkah wanita itu sampai hilang ditelan koridor rumah sakit. Jika sudah begitu, Winarko tersenyum puas, karena rasa kangennya sudah terobati. Ia kembali dibuai masa-masa manis ketika kuliah dulu. Mereka selalu berdua kemana pun. Warna-wana manis semasa kuliah membuat hati Winarko seolah menemukan gairah remaja kembali. Winarko pernah bertemu dengan eyang Miskha di Sleman, Yogya. Juga pernah berbicara tentang keseriusannya untuk mempersunting gadis itu setamat kuliah, tetapi setamat kuliah, justru Winarko pontang-panting mencari pekerjaan hingga sempat melupakan Miskha, hingga gadis itu tamat kuliah dan masih mau melanjutkan program paska sarjana ke China. Setelah mendapat pekerjaan yang layak, ia mencari Miskha, tetapi tidak ada satu keterangan pun yang memperjelas pencariannya. Dan kini, Winarko dihadapkan oleh pesaingnya, seorang boss besar yang pernah mengontrak perusahaannya, membuatkan rumah sakit lengkap dengan peralatannya.

Sangat berat dari segi materi, tetapi Winarko masih berharap ada setitik harapan baginya untuk mendapatkan wanita itu. Waktu itu, Miskha pernah dia ajak ke rumahnya, diperkenalkan ke kedua orang tuanya, dan setelah lulus kedokteran, ia berjanji akan melamar Miskha. Ketika itu tanggapannya sangat setuju, begitu akan wisuda, Miskha menghilang tanpa kabar. Info simpang siur yang diterima Winarko sempat bikin stres hari-harinya. Dua tahun berikutnya ia sudah bisa melupakan wanita itu, dan usaha kontraktornya cukup berkembang. Akhirnya kenangan wanita itu benar-benar terhapuskan ketika kenal sekretaris barunya, gadis Parahiyangan. Niken Saraswanitantri.

Jangan Pernah Salahkan CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang