22. Hadiah Dari Kawan Lama

371 55 12
                                    

---------------------------- 25 tahun yang lalu.

Iring-iringan mobil melintas membelah hutan menuju markas Red Dragon. Jason dijaga oleh 4 orang anak buah bertato naga di dalam sebuah mobil. Tapi bukan Jason namanya jika dia hanya diam saja. Dengan segala kenekatannya, Jason tiba-tiba memberontak dan membuat kekacauan di dalam mobil.

"Kejar mobilnya."
Perintah Woosung ketika melihat mobil yang membawa Jason berjalan serampangan. Pasti terjadi sesuatu di sana.

Woosung berhasil mengejar dan memepet mobil Jason. Jason dengan tawanya menyapa di balik kemudi, keempat orang anak buan Red Dragon sudah berhasil dia lumpuhkan.

"Brengsek."
Tadinya Woosung ingin membawa Jason hidup-hidup untuk dia serahkan kepada Old Dragon, ayahnya. Tapi sekarang dia berubah pikiran. Woosung mengeluarkan senjatanya dan membidik, dia sedikit tertinggal di belakang Jason.

Tembakan-tembakan melesat, mengenai badan mobil Jason. Gas semakin ditancap, dan ketika Woosung akhirnya bisa mengimbangi kecepatan, dia langsung membidik kepala Jason dari samping jendela.


DOR!


Mobil Jason seketika oleng, tapi masih terus melaju, Jason memegangi lehernya yang tertembus peluru. Darah menyembur dari balik cengkramannya.

Dari belakang, Woosung membidik sekali lagi. Tangki bensin mobil Jason bocor akibat tembakan sebelumnya. Bidikannya kali ini ke arah jalan, hanya untuk menyulut api, agar pria gila itu mati terbakar.


DOR!


Api menjalar cepat dari jalan menuju badan mobil dan---


BOOM!


Mobil itu meledak sesaat setelah menabrak pembatas jalan dan jatuh ke jurang. Woosung keluar dari mobilnya. Bangkai mobil Jason sudah tidak terlihat, hilang terbawa derasnya arus sungai di bawah jurang.






---------------------------- Masa kini.

"Ketua."

"Hm."

"Ada seorang utusan Black Mamba datang membawa barang ini. Kiriman dari Big Mamba untuk Ketua."

Woosung melirik sebuah koper kecil yang anak buahnya bawa.

"Apa isinya."

Anak buah itu menggeleng.
"Belum kami buka. Orang itu pun tidak berani membukanya karena Big Mamba berpesan agar tidak boleh dibuka oleh siapapun selain anda. Tapi dia berkata jika isinya adalah proposal bisnis, sample senjata baru untuk ditawarkan."

Woosung terkekeh geli.
"Sejak kapan dia berpikir aku mau berbisnis dengannya. Suruh orang itu membawanya lagi. Aku tidak tertarik."

"E...orang itu sudah perg, dia bilang ada pekerjaan lain yang menunggu. Apa perlu kuantar sendiri ke markas mereka?"

"Ck. Merepotkan. Tidak perlu mengurus hal yang tidak penting. Biarkan mereka mengambilnya sendiri. Taruh saja di gudang."

"Baik Ketua."

Anak buah itu pergi. Tapi tidak lama kemudian terdengar keributan, Woosung pun keluar dari ruangannya untuk memeriksa. Rupanya keributan itu berasal dari gudang senjata.

"Di mana dia! Brengsek!"
"Coba geser lemarinya!"
"Di sana! Di sana!"
"Sial dia sangat cepat!"
"Ambil golok dan jaring!"

6 orang Red Dragon saling bersahutan, terlihat sibuk mencari sesuatu, sementara 2 yang lain berjongkok mengelilingi seseorang yang sedang tergeletak di lantai. Itu adalah orang yang mengantarkan koper ke ruangan Woosung tadi. Wajahnya penuh peluh, matanya membelalak seperti tercekik, terlihat sekarat karena kesulitan bernapas.

Love. A Weapon to Die, Or A Reason To Live?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang