39. Serbuan Para Tikus (6)

358 64 15
                                    

"BOOYAAAAAAAAA!!!"

Seseorang melompat dari motor sambil menembakkan senjata otomatisnya ke udara. Kilat api di ujung senapan tampak samar, langit-langit ruangan rusak akibat rentetan peluru, hujan batu pun turun di tengah kabut, semua orang berlindung dari serangan tiba-tiba itu.

"JA--- Uhuk! Uhuk! Uhuk! Brengsek! Siapa orang bodoh yang bermain asap di ruang tertutup!"

Jaejoong menoleh.
Suara itu..

Dinding kaca Yunho hancur oleh terjangan motor, lubang besar menganga, asap pun dengan cepat terbawa keluar oleh udara. Bayang-bayang manusia di balik asap mulai terlihat.


"JAASOOON! KELUAAAR!"


Suara penembak misterius itu kembali menggema.
Kali ini Jaejoong merasa yakin.


"...Ayah?"



DOR!
Suara tembakan besar tiba-tiba terdengar.

"Hoi! Tunggu sampai asapnya benar-benar hilang baru tembak! Bagaimana kalau mereka di pihak kita!"

"Menodongkan senjata, sudah pasti lawan."


"Paman Sung..."
Jaejoong kembali berguman.
Dia ingin memeriksa, tapi Yunho menahannya.


DOR!
                       DOR!
     DOR!
                  DOR!
DOR!

Suara tembakan kembali terdengar. Tampaknya ada yang tidak mempedulikan ocehan kawannya. Kabut masih melayang tipis, tapi cukup jelas untuk melihat gerakan. Siapapun yang terlihat mengangkat senjata, akan diterjang tembakan shotgun.

DOR!

Bagian tubuh dan serpihan tulang keluar, lantai berceceran darah segar, rompi anti peluru pun hancur, satu per satu anak buah Jason berjatuhan.

Jaejoong tidak tahan lagi, mengabaikan semua ancaman di sekitarnya, dia nekat berdiri untuk mengintip situasi. Dan matanya pun langsung terbelalak.


"Ayah!"


Orang yang dipanggil menoleh, lalu tersenyum dengan sudut bibirnya. "Tetap di sana J. Tunggu sampai kucabut nyawa si keparat itu. JASON KELUAR!"

Jaejoong yang masih belum lepas dari rasa terkejutnya mematung seperti melihat hantu. Begitu pula dengan Yunho dan Kitty, mereka saling berpandangan dengan heran, orang yang mereka saksikan dengan mata kepala sendiri telah dibakar jadi abu kini berdiri di hadapan mereka.

Jaejoong hendak mendekat, tapi tetap ditahan oleh Yunho, meskipun dia sendiri juga ingin memastikan, tapi Jason dan sisa anak buahnya masih tersebar, tidak ada yang tahu apa yang akan mereka lakukan. Menunjukkan diri seperti sekarang pun sudah membahayakan nyawa.

"Jangan gegabah, belum tentu itu benar-benar ayahmu. Dia sudah mati. Aku melihat jasadnya. Kalau kau tidak percaya padaku, tanya Kitty. Dia juga melihatnya."
Bisik Yunho.

Jaejoong menatap Kitty dengan isyarat mata yang penuh pertanyaan, namun dari jauh Kitty hanya bisa menjawab dengan gelengan kepala karena dia sendiri juga tidak mengerti apa yang sedang terjadi.

"Tapi aku yakin itu dia! Kau lihat dan dengar sendiri! Itu wajah dan suara ayah! Bagaimana mungkin orang mati bisa berkeliaran!"

"Aku juga tidak tahu, tanyakan saja pada orang yang bersama ayahmu itu. Dia yang menyebar berita kematian dan mengkremasi ayahmu. Dia juga yang meminta kami semua untuk merahasiakan kematiannya darimu. Dia bahkan mengadakan upacara berkabung dan menggantikan posisi ayahmu di organisasi."

Love. A Weapon to Die, Or A Reason To Live?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang