3×5+5

8.3K 138 7
                                        

Liam dan Lauren sudah menghabiskan es krim nya, maka.. ini saatnya.

"udah? "
tanya gibran pada Lauren.

Lauren hanya menunjukkan jempol "👍" ala bapak bapak.

mereka otw ke rumah hantu tersebut, dan sudah pastinya Liam di belakang di jaga Lauren sama lian.

sebelum masuk tentunya beli tiket terlebih dahulu, kalo ga beli nanti bukannya masuk malah di gebukin.

"wah gelap, kayak masa depan kalian"
ucap ven dengan muka tanpa dosanya.

"kontol"_hendra

" semua asik, tapi ven asik sendiri "_gizan

" ven, kamu mirip banget sama lukisan hantu di sebelah"_lauren

bruh.

kita ke Liam aja udah.

Liam plonga plongo melihat bagaimana rumah hantu ini benar benar gelap bahkan hanya ada lampu lampu berwarna merah untuk menambahkan kesan horor.

kemudian dia meraih tangan abangnya, yap, Liam mulai takut.

lian yang langsung ngeh kalo si Liam takut, dia akhirnya juga ngeraih tangan kekasih nya, mereka akhirnya bergandengan tangan.

"heh, ini ada 3 ruangan"_gizan

" gini gini, gw sama ven ke kanan, hendra, gizan ke kiri, lian, Liam ke tengah"_gibran

"lah gw? "_lauren

" tadi kayaknya ada 1 ruangan yang kita lewatin, lo kesana aja ren"_lian

"ya"

Lauren puter balik nyari nyari ruangan yang di maksud si lian. akhirnya mereka berpencar.

HENDRA - GIZAN

"hen, kok itu patung kayak gerak-"

"imajinasi nya mulai tumbuh kembang ya bund"

gizan memberanikan diri mendekati patung yang seperti nenek tua itu, sedangkan di sisi lain, hendra sedang mencari cari kunci pintu keluar.

saat gizan menyentuh tangan dari patung nenek tersebut, tiba tiba kepala patung itu menoleh ke dirinya dengan sendirinya.

"BANGSAT"
gizan menampar pipi patung itu, lalu dia kabur terbirit birit.

hendra hanya hah hoh hah hoh ketika melihat gizan yang lari seperti lari dari kenyataan, kenceng banget.

.

.

.

.

GIBRAN - VEN

mungkin disini gibran sama ven yang paling kalem.
ada hantu jadi jadian pun malah mereka ajak selfie-

"ven, kayaknya jalannya keluarnya disini"

gibran membuka pintu yang ternyata berisikan sekumpulan boneka, eee.. yang sepertinya sedang menari (?)

"ok, ven. ini mulai ga lucu"

pintu di tutup lagi oleh gibran, masalahnya ruangan yang mereka masuki ini punya banyak pintu, mereka yakin salah satu pintu adalah jalan keluarnya.

"mungkin sini? "

ven membuka pintu yang terdapat angka 7, biasanya angka 7 adalah angka keberuntungan bukan?

cklek..

gibran dan ven mengintip ruangan tersebut, kelihatannya cukup luas, jadi mereka masuk.

"ini ruangan.. "

Abang sangeanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang