5

8 3 0
                                    

Kata orang ayah adalah cinta pertama anak perempuan. Tapi berbeda dengan Pamela, demi apapun dia tidak mau punya suami yang punya sifat seperti ayahnya. Sudahlah otoriter, patriaki, tidak punya empati, dan selalu merasa sok hebat. Benar- benar tidak cocok hidup di lingkungan masyarakat.

Mungkin ayahnya bukan pemabuk atau penjudi, dia juga masih bekerja. Namun dia benar-benar tidak punya empati untuk membantu orang lain. Benar-benar manusia keras hati bahkan kepada orang terdekatnya sendiri.

Satu lagi yang paling Pamela benci, ayahnya terkadang terlalu bodoh, dia selalu terlalu baik kepada teman-temannya padahal semua orang tahu semua teman ayahnya adalah manusia bermuka dua dan hanya memanfaatkan harta ayahnya. Pamela benar-benar benci dengab kebodohan yang dilakukan ayahnya. Tidak terhitung berapa banyak uang ayahnya yang dipinjam temanya namun sampai sekarang tidak dikembalikan. Bahkan pernah saat keluarga mereka sedang dalam kondisi ekonomi yang tidak baik dan membutuhkan uang, masih saja ayahnya yang baik hati itu meminjamkan uang kepada temannya dengan dalih akan dikembalikan dua kali lipat.

Sampai sekarang saat ekonomi mereka sudah beranjak pulih, uang dua kali lipat yang dijanjikan teman ayahnya pun tidak kunjung ada. Jangankan dua kali lipat, dikembalikan sesuai jumlah yang dipinjam saja belum. Malah kabarnya teman ayahnya itu sekarang kabur entah kemana.

Jika mengingat hal itu, ingin rasanya Pamela ketok kepala ayahnya agar sadar, namun tentulah Pamela tidak berani. Ia tidak mau dicap sebagai anak durhaka dan dikutuk masuk neraka. Biarlah terserah apa mau ayahnya, diingatkan pun tidak akan membawa hasil apa-apa yang ada Pamela malah dimarahi.

Dibalik sifat buruk Ayahnya, masih terdapat sisi yang baik yang dimiliki ayahnya, ia pekerja keras dan ulet dalam bekerja. Sejak dulu Pamela tidak merasa kekurangan soal materi walau bukan tergolong keluarga kaya raya namun keluarga mereka juga bukan kalangan ekonomi bawah.

Jika mengenai pekerjaan ayahnya adalah orang yang patut dijadikan motivasi. Karena selalu gigih dan bertanggung jawab saat bekerja. Namun jika ditanya apakah Pamela ingin tipe suami seperti ayahnya maka jawabannya iya dan tidak. Ya, Pamela ingin memiliki suami yang mempunyai sifat pekerja keras, gigih, dan bertanggung jawab. Namun untuk sifat patriaki, otoriter, dan kurang empati yanb dimiliki ayahnya maka dengan tegas Pamela katakan ia sama sekali tidak ingin mempunyai suami yang memiliki sifat seperti itu.

"Mba Pam, mau beli sabun cuci piring."

Lamunan Pamela terhenti begitu mendengar suara anak kecil. Ternyata anak kecil itu adalah Rara, gadis kecil yang sering disuruh ibunya membeli ini dan itu ke toko Pamela.

"Ini. Harganya 2000."

"Ini uangnya, kata ibu itu masih ada kembalian aku bisa beli es krim."

Rara membawa uang Rp 10.000 dan memang benar masih ada kembalian yang cukup untuk mendapatkan sebuah es krim.

"Ya udah sini. Ikut mba Pam buat milih es krim yang kamu mau."

Rara kemudian berjalan mengikuti Pamela menuju tempat es krim berada. Lucu sekali penampilan Rara hari ini dengan dua kuncir di kepalanya.

"Ayo sini, mba Pam gendong biar kamu bisa milih."

Segera saja Rara melompat ke gendongan Pamela.

"Aku mau yang ini mba, cukup nggak uangku?"

"Yang rasa strawberry?"

"Iya."

"Cukup kok. Ambil satu kalau gitu."

Setelah Rara selesai mengambil es krim yang diinginkannya. Mereka berdua kembali ke tempat kasir yaitu meja kerja Pamela.

"Sini masukin ke kantong plastik es krimnya."

It's Okay, PamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang