_ Ava [14] _

3.4K 234 16
                                    

Please like. that's my encouragement.
...
.....
........

Malam pun datang dan saat ini para Xlien tengah menikmati waktu bersantai mereka di ruang keluarga setelah usai kegiatan makan malam mereka.

Saat ini balita manis kita tengah terlihat bermain Ludo bersama ke empat kakaknya. Keempatnya bermain dengan sabar. Menemani sang adik yang merengek mengajak mereka bermain ludo yang tentunya merupakan permainan anak-anak hah terasa tidak cocok untuk mereka lagi. Itu pikir Abang Garry dan kakak Nanika kalau Abang Adryan dan kakak Nalika mah mau-mau saja, kah mereka cukup menyukai pertemanan ini. Ah teringat masa lalu saja.

 Ah teringat masa lalu saja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ilustrasi pendukung
...

"Aka Nalika napa tendang-tendang Ava na?"tanya Ava kesal pada kakak Nalika nya. Balita manis itu kesal sangat sebab pion nya di tendang oleh sang kakak kan dia harus mengulang lagi dari awal. Ah kesalnya.

"loh jangan salahkan kakak dek, kakak cuma ngocok dadunya. Siapa yang tahu jika dadunya menunjukkan angka dimana pion adek berada." Jelas Nalika membela diri.

"Tapi, tapi kan aka yang kocok jadi salah aka poko na. Hgum~"

"Gak ah, bukan salah kakak. Kakak gak terima loh adek salahkan."

"Aka salah. Salah!!"

"Gak ya, kakak gak salah."

"Salah, pokonya salah na aka!!"

"Tidak ya."

"Salah!!"

"Tidak!!"

"Hiks... Hueee~ hiks... Aka ....na....aka na salah hiks, huee....Papy aka Nalika nakal hiks~"

Okeh, tumpah sudah tangisan balita manis itu. Si pembuat tangis malah tertawa geli sambil menutup mulutnya, oh tuhan lucu sekali adik bayi nya itu. Sialan, gemas. Puas sekali rasanya. Ungkap Nalika dalam hati.

"Nalika!!" Seru para wanita baya Xilen. Mereka meneriaki nama gadis cantik itu. Dengan ekspresi melotot garang, mereka memarahi Nalika agar sang balita terdiam dalam tangis nya.

"Hehehehe~ maaf, maaf. Aku hanya bercanda ko Mam, Bun, Oma." Kata Nalika membela diri sambil memelas kearah Ava yang menatap garang sambil tersenyum kemenangan kearahnya. Dasar bocah.

"Dasar kau itu ya, Nalika. Nangisin adiknya mulu ayah tembak baru senyam kamu." Tegur mama Melinda pada sang anak.

"Hehehehe~ santai mam... Santai!!" Nalika tertawa geli sambil menutup mulutnya agar tawa nya tidak keluar dengan keras. Kah, nanti si balita manis itu menangis lagi.

"Kamu itu ya."

"Hehehehe~"

"Udahlah mama capek. Jadi baby Ava mau ikut mama tidak?" Mama Melinda menatap anaknya jengah lalu kemudian dia pun beralih menatap balita manis kita, Ava.

Avalian Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang