Please like. that's my encouragement.
...
.....
........Bahagia. Suasana di sekitar duda tampan itu benar-benar sangat baik. Perjalanan masih panjang, walaupun tak sepanjang masa depan yang tak tahu ujungnya. Eaakk...
Ava si mungil yang manis. Dia sangat terlihat antusias dalam perjalanan ini. Dia tak sabar untuk berjumpa dengan sang kakek kemudian memamerkan penghasilan nya hari ini.
Senyum manis tak henti tercetak dibibir mungil itu, ah membayangkan saja sudah membuat kita terpikat olehnya.
"Cebental lagi Ava sampai dilumah. Hihihihi~ ndk cabal kasih lihat kakek na uang banyak-banyak ini. Hehehehe~" ucap pelan Ava namun masih terdengar oleh Arkarna sebab saat ini duda tampan itu tengah memangku tubuhnya mungil Ava.
Cup!!cupp!!
Kecupan manis si duda tampan torehkan di pelipis kanan dan kiri sang anak. Duda tampan itu benar-benar gemas dengan tingkah manis sang anak. Ah, ingin rasanya mengurung baby manisnya untuk dirinya sendiri. Tapi tak mungkin sebab ada keluarga besar yang tentunya akan menghalangi segala cara untuk berjumpa dengan si bocah. Sialan, umpatnya.
"Papy?" Panggil ragu Ava sambil mendongak menatap wajah tampan Arkarna.
"Kenapa, hm~ bayiku ingin apa?" Tanya Arkarna lembut sambil tersenyum teduh.
"Ava...hm, itu....apa masih jauh? Ava udah ndk cabal jumpa kakek!!" Tutur Ava ragu namun dengan senyum manis menatap Arkarna.
Cup!! Cupp!!
Arkarna mengecup kening Ava. Dia tersenyum lalu kemudian menjawab pertanyaan baby manisnya.
"Tidak, tinggal sebentar lagi akan sampai. Benarkah Arwana?" Kata Arkarna pelan dengan nada tenang.
"Tentu saja tuan. Sebentar lagi kita akan sampai." Ucap tegas Arwana.
"Benal kah? Wahhh!!" Seru heboh Ava.
"Ya tuan muda. Eh....Nah kita sudah sampai!!" Balas Arwana sambil memberhentikan mobilnya.
Mereka telah sampai di kontrakan yang nampak biasa-biasa saja, namun terasa nyaman untuk di tinggali. Itu nyama, tentu saja sebab kawasan kontrakan ini bergaya minimalis nampak seperti perumahan bersubsidi yang nyaman.
"Ah, hm...na...wah, ya ini lumah Ava cama Kakek!! Yeee~ sampai!!" Kata Ava sambil meminta turun dari mobil.
"Ayo papy, uka pintunya." Seru manis Ava sambil menatap mohon Arkarna.
"Tentu saja bayiku." Balas Arkarna sambil membuka pintu mobil.
Brak!!!
Pintu mobil terbuka. Duda tampan itu keluar dengan Ava dalam gendongannya. Dengan gaya angkuhnya dia menatap ke arah kontrakan yang menjadi tempat tinggal sang anak dan penolongnya.
Menatap datar kedepan, tanpa memperdulikan hal lain. Bahkan tetapkan dari penghuni kontrakan yang lain yang tengah mencuri pandang kearahnya.
"Yang mana rumahnya baby?" Tanya Arkarna kepada Ava yang tengah menatap para tetangga nya sambil melambai tak lupa tersenyum manis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Avalian
Teen FictionAvalian De X atau kerap kali dipanggil Ava itu merupakan sosok mungil berwajah manis. Tawa sutra bergerincing bak lonceng bel yang menggelitik. Selalu sukses membuat siapa saja terpesona olehnya. Sikap ramah tamah dan murah senyum selalu menjadi da...