Please like. that's my encouragement.
...
.....
........Sudah, persiapan mereka sudah kelar dan saat ini Ava dan Arkarna sudah ada dalam mobil untuk bersiap meninggalkan kontrakan kakek Damar. Ava terduduk manis di pangkuan sang papy. Bocah manis itu menatap keluar jendela, menatap kakek Damar yang juga menatap kearahnya dengan sendu.
Sebenarnya kakek Damar ditawarkan untuk tinggal bersama, namun kakek Damar menolak itu. Kanapa demikian? Sebab Kakek Damar tahu diri jika dia bukan siapa-siapa di keluarga itu. Dia terlalu malu untuk menjadi beban. Maka dia memilih tetap tinggal dikontrakkan nya seorang diri saja. Dia ingin hidup sederhana saja.
Jangan khawatir tentang keuangan ataupun tak lagi berjumpa si manis kita. Tenang tidak usah khawatir na. Kakek Damar sudah di berikan satu buah toko serba serbi barang campuran yang tak jauh dari kontrakan nya. Itu baru saja di beli oleh Arkarna untuk ucapan terimakasih atas jasa nya selama ini. Selain itu kakek Damar pun juga boleh menemui Ava jika dia merasa rindu, jadi tenang tidak usah sedih na. Semua nya sudah si duda tampan atur, jadi tidak akan ada yang merasa teraniaya. Eaa...
Okeh kembali ke suasana yang tadi.
Kakek Damar menatap sang cucu dengan mata berkaca-kaca. Si pria tua itu mencoba tegar dengan perpisahan ini. Ah, sedihnya. Tidak akan ada lagi tawa imut dari cucu manisnya. Tapi tak apa, dia mengerti sebab orang tua sang cucu sudah sangat menantikan kehadiran sang cucu sejak lama di tinggal menghilang. Ah, tabahlah kek.
"Kakek na, jangan lupa datang ke rumah papy na nanti... Ava akan tunggu-tunggu kakek na!!" Kata Ava sambil berdiri di atas pangkuan sang papy tak lupa mengeluarkan kepalanya dari dalam mobil.
Kakek Damar tersenyum lembut kemudian dia pun berkata dengan pasti.
"Ya cuk, kakek akan ke rumah papy nya Ava jika nanti kakek ada waktu ya?" Balas Kakek Damar.
"Hm'hm~ harus ya kakek na. Ava tunggu~ janji ya?" Kata Ava manis penuh mohon.
"Ya, kakek janji." Jawab lembut kakek Damar sambil mengelus kepala Ava yang menyembul dari jendela mobil. Aduh ucul.
"Okeh, Ava senang hihihi~" Ava kegirangan saat mendengar jawaban kakek Damar. Doa tidak sedih lagi saat akan berpisah dengan sang kakek.
"Kalau begitu cuk, hati-hati di jalan. Jangan lupa hubungi kakek ya jika sudah sampai." Tutur Kakek Damar tersenyum lembut kemudian menatap Arkarna ayah sang cucuk.
"Hati-hati tuan. Tolong jaga Ava dengan baik." Katanya kepada Arkarna dan langsung di balas anggukkan oleh Arkarna. Yah si duda tampan tahu itu, tak usah di peringatkan. Tapi ya terimakasih untuk perkataannya.
Setelah mengucapkan hal yang menurut mereka perlu, mobil mewah itu pun berjalan meninggalkan kawasan kontrakan kakek Damar. Kakek Damar yang melihat itu hanya diam dengan tangan melambai-lambai, membalas lambaian tangan sang cucu.
"Dadahhh kakek!!" Seru Ava dari kejauhan.
Kakek Damar tersenyum lembut lalu berucap pelan sebelum dia memasuki kontrakannya.
"Semoga kau selalu bahagia cuk. Hah~ kakek jadi bisa tenang sekarang, jika suatu saat nanti kakek pergi." Kakek Damar berkata lirih, ya dia sangat bersyukur sebab orang tua Ava masih hidup. Sangat
KAMU SEDANG MEMBACA
Avalian
Teen FictionAvalian De X atau kerap kali dipanggil Ava itu merupakan sosok mungil berwajah manis. Tawa sutra bergerincing bak lonceng bel yang menggelitik. Selalu sukses membuat siapa saja terpesona olehnya. Sikap ramah tamah dan murah senyum selalu menjadi da...