Kanaya pov.
Di kantin, gue celingukan mencari keberadaan Sofia sama Putri. Biasanya mereka berdua langganan duduk di deket lapak bakso pak Ujang, namun gue tidak melihat dua cunguk itu.
"Nay, sini!" Dino melambaikan tangannya sembari berteriak.
Gue yang mendengar itu langsung menghampiri meja dimana teman-teman gue berada.
"Tumbenan kalian pada duduk di sini?" Tanya gue yang sudah duduk di samping Johan.
Komplotan gue biasanya emang memiliki lima member, ditambah Johan dan juga Dino.
"Koe gak lihat meja kita biasanya udah ada yang nempati?" Tanya Johan balik.
"Aku 'kan cuma nanya, Han."
"Wis gapopo Nay sekali-sekali pindah tempat, ben ora sepaneng ndelengi pak Ujang wkwk." Ucap Dino.
"Jan bener jarene Dino," Sofia ikut tertawa.
"Koe ora pesen Nay?" Tanya Putri.
"Enggak deh Put, keburu gak mood."
"Lah kenopo toh Nay, kok lesu tenan rupane?" Johan bertanya dengan pandangan yang fokus ke mangkok soto miliknya.
"Kalian tau gak, pak Kin tadi ngapain?"
Semuanya menggeleng.
"Belio cuma mau minjem catatan ku,"
BRAKK!
"ASU! CUMA IKU TOK?!"
"Koe biasa wae tah Han, ora usah nggebrak mejo!" Amuk Sofia.
"Hehe sorii.." Johan cengengesan.
"Emang nyebelin belio tuh," ucap gue.
"Tapi kalian tadi sadar gak sih, pak Kin iku delengane koyok piye ngunu loh." Kata Dino.
"Piye sing piye Din?" Putri penasaran.
"Koyok aneh wae menurutku,"
"Setuju sih aku. Apalagi pas ngeabsen bagian Kanaya, beh jian lambene auto mesem." Celetuk Johan.
"Hah?" Gue cengo.
"Koe kalo ngomong sing pasti-pasti wae lah Han," ucap Putri.
"Sejauh iki, iki sing paling pasti Put wkwk."
"Tapi opo iyo pak Kin senyum? Wong pas masuk kelas wae pak Kin wajah e kek triplek," kata Sofia.
"Yo ora eruh aku," Johan mengedikkan bahu.
"Ati-ati koe di gebet sama pak Kin, Nay haha." Ucapnya kemudian.
"Dih! Amit-amit aku digebet belio," asli gue begidik ngeri. Sedangkan yang lain tertawa karena ucapan Johan.
•••
Keesokan harinya saat gue udah siap berangkat sekolah, gue awalnya lupa membawa buku catatan yang diminta pak Kin. Untung saja ketika Haris menyalakan mesin motornya, gue ingat dan meminta Haris untuk menunggu gue mengambil buku.
"Kamu ambil buku apa sih, banyak banget?" Sebenarnya Haris kalo manggil gue itu sama kayak temen-temen gue yang lain, yaitu 'koe'. Tapi karena dulu gue terbiasa hidup di kota dipanggil 'kamu/elo', gue jadi kurang nyaman dan meminta Haris mengganti panggilannya.
"Ini catatan matematika ku dulu pas kelas 11,"
"Terus kenapa dibawa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
ILYSM Pak Kin! (Wonwoo SVT)
Teen Fiction[𝗙𝗢𝗟𝗟𝗢𝗪+𝗩𝗢𝗧𝗘 𝗧𝗘𝗥𝗟𝗘𝗕𝗜𝗛 𝗗𝗔𝗛𝗨𝗟𝗨 𝗦𝗘𝗕𝗘𝗟𝗨𝗠 𝗠𝗘𝗠𝗕𝗔𝗖𝗔] 𝐁𝐞𝐥𝐚𝐣𝐚𝐫𝐥𝐚𝐡 𝐦𝐞𝐧𝐠𝐡𝐚𝐫𝐠𝐚𝐢 𝐨𝐫𝐚𝐧𝐠 𝐥𝐚𝐢𝐧, 𝐣𝐢𝐤𝐚 𝐤𝐚𝐦𝐮 𝐢𝐧𝐠𝐢𝐧 𝐝𝐢𝐡𝐚𝐫𝐠𝐚𝐢. Seseorang yang disebut sebagai pak Kin itu adalah guru...