Kinandra pov.
Saya Kinandra, biasa dipanggil pak Kin. Dulu saya tinggal di Jakarta, dan baru lima bulan yang lalu saya pindah ke Kabupaten Kediri untuk menemani nenek saya. Kakek saya sudah meninggal satu tahun yang lalu, sedangkan mereka cuma punya anak satu, yaitu ayah saya.
Awalnya dari hari kematian kakek, orang tua saya menyuruh saya agar menetap di sini. Tapi waktu itu saya masih mempunyai pekerjaan yang harus diselesaikan di Jakarta, jadi saya baru bisa pindah lima bulan yang lalu.
Di Kediri, saya menjadi guru matematika di SMA Langit Pitu. Kebetulan di sekolah itu ada seorang guru yang resign, jadi saya bisa langsung diterima.
Ketika saya pertama kali masuk, saya ada jadwal mengajar di kelas 12 IPA 2. Murid di kelas itu terbilang cukup pintar. Tapi ada satu siswi yang sepertinya membuat saya tertarik. Dari awal saya masuk, mata saya tidak sengaja langsung menatap ke arah dia, yang kebetulan tempat duduknya berada di samping pintu kelas.
Setelah saya melakukan perkenalan, saya meminta buku absen ke siswa bernama Johan yang katanya ketua kelas. Niat saya memang untuk meng-absen satu persatu murid yang ada di kelas ini, tapi sebenarnya saya ingin tahu siapa nama gadis yang berhasil membuat saya terpikat dalam pandangan pertama.
Ketika saya meminta buku absen ke Johan, ternyata Johan malah meminta buku absen tersebut ke gadis itu. Kemudian gadis itu memberikan buku absen tersebut ke saya dengan tersenyum. Manis sekali, kalau menurut saya.
Saya meng-absen murid di kelas itu dari nomor absen satu sampai nomor dua puluh tiga dengan inisial K, yaitu Kanaya Febiola. Ya, nama gadis itu ternyata Kanaya. Makanya tadi Johan menyebutnya dengan sebutan 'Nay'. Entah kenapa saya malah tersenyum ketika mulut saya mengucapkan namanya.
Kegiatan meng-absen sudah selesai, saya lanjut mengajar dengan materi yang sudah saya kuasai dan mencoba menyesuaikan cara penyelesaian rumus dengan murid di kelas ini. Rupanya cara penyelesaian mereka masih menggunakan rumus yang menurut saya agak bertele-tele, yang membuat mereka membuang waktu jika masih menggunakan penyelesaian ini untuk ujian mendatang.
Karena tadi Johan meminta buku absen kepada Kanaya, saya tebak jika gadis itu menjabat menjadi sekretaris kelas. Saya mencoba bertanya siapa yang menjadi sekretaris di kelas ini, dan Johan menjawab jika sekretarisnya adalah Kanaya.
Lantas saya langsung menatap ke arah gadis itu, "Kamu setelah ini silakan temui saya di ruang guru."
"Iya pak," balasnya.
Saya mengangguk. Karena jam istirahat sudah berbunyi, saya tutup pembelajaran hari ini dengan salam, lalu pergi keluar kelas.
•••
Di ruang guru, saya sedang menunggu Kanaya yang tadi saya suruh untuk datang ke sini. Tapi sampai 15 menit, saya tidak juga mendapatinya.
Saat saya cek ke depan, ternyata dia sedang asik berbincang-bincang dengan siswa laki-laki. Mungkin itu pacarnya?
Gak tahu kenapa hati saya agak sesak waktu melihat dia tertawa bersama laki-laki itu. Apa iya, saya harus mundur duluan sebelum mengungkapkan?
Untuk menghentikan kegiatan mereka berdua, saya berpura-pura batuk. Dan itu berhasil membuat mereka mengalihkan atensinya kepada saya.
Tidak lama, Kanaya berjalan menghampiri saya dan menanyakan ada keperluan apa.
"Permisi pak, ada perlu apa?" Tanyanya.
"Saya mau lihat semua catatan matematika kamu,"
"Saya lihat tadi ada perbedaan penyelesaian rumus antara saya dan kalian. Jadi saya mau mencoba mempelajari cara kalian memecahkan rumus, supaya kalian cepet ngerti sama yang saya sampaikan."

KAMU SEDANG MEMBACA
ILYSM Pak Kin! (Wonwoo SVT)
Teen Fiction[𝗙𝗢𝗟𝗟𝗢𝗪+𝗩𝗢𝗧𝗘 𝗧𝗘𝗥𝗟𝗘𝗕𝗜𝗛 𝗗𝗔𝗛𝗨𝗟𝗨 𝗦𝗘𝗕𝗘𝗟𝗨𝗠 𝗠𝗘𝗠𝗕𝗔𝗖𝗔] 𝐁𝐞𝐥𝐚𝐣𝐚𝐫𝐥𝐚𝐡 𝐦𝐞𝐧𝐠𝐡𝐚𝐫𝐠𝐚𝐢 𝐨𝐫𝐚𝐧𝐠 𝐥𝐚𝐢𝐧, 𝐣𝐢𝐤𝐚 𝐤𝐚𝐦𝐮 𝐢𝐧𝐠𝐢𝐧 𝐝𝐢𝐡𝐚𝐫𝐠𝐚𝐢. Seseorang yang disebut sebagai pak Kin itu adalah guru...