Tristan menuntun briel menuju kamar rawat ananta. Briel yang baru saja sadar memaksa untuk bertemu ananta yang telah menyelamatkannya.
"kak ananta baik-baik saja kan? Maafkan briel, harusnya biarkan saja briel tertembak. Briel hiks... briel minta maaf", briel menangis sembari meminta maaf pada ananta
ananta hanya tersenyum tipis dan mengelus lembut tangan briel yang berada di samping brankar nya.
" Saya sebagai manusia yang punya hati dan pikiran tentu saja tak bisa diam saja saat melihat orang lain dalam bahaya. Dan ini semua terjadi juga karena saya kurang perhitungan", ucap ananta
Ananta dan briel pun berbincang, bertukar cerita tentang pertemuan mereka dengan sang suami.
❀(*´▽'*)❀
"Jadi bagaimana?", tanya Zio
" Aku sudah menemui nya. Dia mengatakan padaku jika briel adalah anak dari ayah kandungnya yang telah meninggalkannya dan ibunya selama ini. Dia mengaku telah membunuh ayah dan ibu briel beberapa bulan lalu. Dan seperti nya aku sudah menemukan benang penghubung mereka", jelas tristan
❀(*´▽'*)❀
Beberapa hari kemudian di kediaman Tristan dan Briel
Tristan yang baru pulang bekerja memasuki kamar nya dan mendapati briel duduk di balkon dan memandang ke langit
Tristan yang tak ingin mengagetkan briel pun berjalan perlahan dan mengelus punggungnya perlahan
"Kenapa duduk disini? Disini kan dingin", ucap Tristan
" Hanya bosan. Biasanya briel bermain bersama teman-teman, tapi sekarang briel tidak punya teman", ucap briel dengan wajah polosnya
Tristan menghela nafas, merasa bersalah atas kebodohannya.
Tristan berlutut didepan briel, menggenggam tangannya dan menatapnya.
"Briel, mungkin saya memulai hubungan ini dengan tidak baik. Tapi demi kebaikan kita bersama, saya ingin kita menjalani pernikahan ini dengan saling terbuka. Saya minta maaf karena memulai semua nya dengan membawa nama baik keluarga. Tapi sebenarnya saya lebih peduli sama kamu dan anak kita. Saya tak mungkin membiarkan kalian menderita. saya mohon untuk kamu belajar mencintai saya, begitu pula dengan saya yang belajar mencintai kamu", ujar tristan
briel menatap tristan sebelum mereka berpelukan
"ka-kak", panggil briel
tristan melepaskan pelukannya dan menatap briel
" bo-bolehkah briel bertemu kak grace?", tanya briel
ya, briel telah mengetahui pelaku yang melakukan penembakan padanya, meski sama sekali tak terkejut.
"mau apa?" tanya tristan
"ba-bagaimana pun kak grace adalah keluarga satu-satunya yang briel punya. walau kak grace tidak menganggap briel adik, tapi kami tetap memiliki hubungan darah", ucap briel gugup
tristan mengelus wajah briel, menyadari betapa tulusnya anak di depannya ini.
❀(*´▽'*)❀
Ananta bergerak gelisah di atas kasur karena tiba-tiba saja ingin memakan sesuatu. Ananta memandang Zio sebelum mengumpulkan keberanian untuk membangunkan sang suami.
"Ka-k...hmm.. Kak Zio", ucap ananta sembari berbisik bisik
Zio mengerutkan kening, berfikir siapa yang mengganggu tidurnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BURUNG KERTAS
Teen Fictiontentang cinta yang datang karena melihat perjuangannya untuk memperbaiki keadaan