same love from different people

45 4 0
                                    


Bab 3 kenyataan tidak sesuai harapan

Hari yang dinantikan pun tiba, brayen mengambil tasnya dan berlari keluar kamar, pria itu menuju kamar ansel yang jaraknya bersebelahan dengan kamarnya,dengan semangat brayen mengetuk kamar ansel.

"sel, gue pergi duluan ya,jangan lupa nanti datang sama ashley" teriak brayen

"sel,, loe  belum bangun ya?" teriak brayen lagi, kali ini membuat ansel akhirnya membuka mata, ansel mengucek matanya dan menatap jam dikamarnya, dengan malas ansel berjalan hendak membuka pintu kamarnya tetapi ternyata tidak ada orang sama sekali, dengan terpaksa ansel pun berjalan menuruni tangga dan melihat sosok brayen sedang sibuk menghabiskan segelas susu, pria itu telah berpakaian rapi dan memakai tas beserta kaos kaki putih.

"akhirnya bangun juga loe"

"pagi-pagi udah keren aja loe ya, mau kemana?" tanya ansel duduk ditangga dengan muka bantalnya

"loe lupa ya, hari ini kan festival jepang dan gue penyelenggara jadi harus berangkat cepat"

"oh ia baru ingat,semoga semua lancar ya"

"oke, jangan lupa datang, dan jangan terlambat"

"iaia, tenang aja" ansel menggaruk punggungnya yang gatal, ia memang terkadang tidur tanpa memakai kaos.

"oh ya nih dimakan rotinya tadi gue buat tiga, kayaknya kebanyakan, itung-itung jadi serapan loe"

"iaia, cepat sana, gue mau lanjutin tidur gue nih"

"yaelah nih anak, okelah, jangan lupa ya"

"iaia beres" ansel pun menuruni beberapa anak tangga lagi dan berjalan mengantarkan brayen hingga dimuka pintu, setelah brayen pergi, ansel pun bergegas naik untuk melanjutkan tidurnya kembali karena acara festival tersebut akan diadakan saat siang hari nanti jadi ansel masih memiliki banyak waktu untuk melanjutkan tidurnya.

ashley prov

hari ini aku bakal pergi bareng ansel ke festival jepang sekolah, tapi kenapa tuh anak malah minta buat dandan cantik ya, padahal brayen aja gak nyuruh gitu,sejak tadi aku hanya berdiam diri menatap wajahku dicermin yang tepat berada dihadapanku, rambut dan mata kecoklatan, dengan potongan rambut layer ditambah poni sampingku yang kubiarkan jatuh begitu saja, terpantul dikaca tersebut,inilah diriku, aku tidak pernah sekalipun memikirkan untuk berdandan seperti kebanyakan gadis lainnya, mungkin karena dari kecil aku berteman dengan kedua pria itu makanya terbiasa tanpa berdandan, aku beranjak berdiri dan membuka sedikit tirai kamarku, lampu kamar brayen sudah nyala berbeda dengan ansel yang masih redup, pria itu pasti masih tidur, aku menghembuskan nafas dan berjalan menuju lemari pakaianku, saat aku membukanya terlihatlah kumpulan baju bermode yang selama ini jarang ku kenakan, semua baju itu selalu dibeli mama apabila pergi kesuatu tempat untuk urusan bisnisnya lagipula keluarga kami memang memiliki bisnis butik yang dijalankan mama makanya ia sangat sibuk, semua baju tersebut terlihat cantik tetapi aku selalu merasa lain memakainya mungkin karna tidak terbiasa, aku mengambil beberapa potong baju dan meletakannya ditubuhku, sepertinya semua terlalu terbuka untukku.tiba-tiba saja terdengar suara ketukan pintu.

"non, non ashley,, udah bangun belum?" aku beranjak berjalan menuju pintu untuk menjawab panggilan dari si mbok tersebut

"ya mbok, ada apa ya?" tanyaku sopan

"eh ternyata non udah bangun, ini mbok cuma mau bilang tadi nak brayen datang trus nitip ini buat non" ashley mengambil kertas tersebut

"yaudah mbok, makasih yah"

"ia non,oh ya non mukanya kok kusut gitu"

"hmhm ia nih mbok, aku bingung mau pakai baju apa ke festival nanti" aku menunjuk kearah dalam kamar, terlihat tumpukan baju yang terletak begitu saja, mbok pun tertawa pelan

Same love from diffrent peopleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang