Sebelum lanjut, absen dulu kuyy kalian dari mana? datang ke halaman ini jalur apaa??
Caution : Don't be a silent reader, okkay?!
"Seolah melupakan semua yang telah berlalu, memang apa hebatnya bertemu orang baru?"
-Kanin Zainnida Renata-
***
"Masa lalu memang harus dijadikan pelajaran, namun hanya karena tak bisa lepas dari masa lalu, bukan berarti kita bisa hidup di dalamnya."
-Agam Syahdan Saputra-
***
Jakarta, 2024
Suara dering alarm yang berasal dari sebuah benda pipih berwarna hitam itu membuat Agam terbangun. Dengan tatapan yang masih samar ia meraih ponsel miliknya untuk mematikan suara dering tersebut.
Laki-laki itu menatap layar ponselnya sejenak lalu beranjak bangkit dari atas kasur empuknya. Ia beranjak untuk segera mandi dan bersiap-siap. Hari ini ada rapat karena itulah, ia tidak boleh terlambat.
Setelah lulus kuliah dan mulai bekerja di perusahaan cabang milik ayahnya, Agam memutuskan untuk pindah ke apartemen yang dekat dari perusahaan. Ia merasa jarak antara rumah dan perusahaan terlalu jauh hingga belum sampai di tempat bekerja ia telah lebih dulu merasa lelah. Itulah mengapa ia memutuskan untuk pindah. Dan kini, ia tinggal sendirian di apartemen ini.
Atensi Agam teralihkan pada sebuah buku yang Sevanya berikan padanya kemarin. Ia menatap buku itu beberapa saat lantas menyimpannya ke rak buku miliknya.
Tak ingin membuang banyak waktu, Agam segera beranjak untuk berangkat ke perusahaan. Namun sebuah dering dari yang berasal dari ponselnya membuatnya teralihkan. Ia menatap nama 'Aidan' tertera di layar ponsel tersebut.
"Halo, Dan." Agam segera bersuara begitu menggeser tombol hijau di layar ponselnya.
"Gam, bisa ke kafe bentar nggak?"
"Gue ada rapat pagi ini."
"Kafe lagi rusuh banget ini, ada seseorang yang maksa ketemu sama lo."
"Siapa?"
"Makanya buruan kesini biar lo tahu. Kafe kita bisa kehilangan pelanggan kalau lo nggak kesini."
"Ck! Oke."
Agam berdecak lantas menutup panggilan. Ia segera memberi pesan kepada asistennya jika rapat hari ini ditunda karena ada kendala. Laki-laki itu segera beranjak pergi menuju kafe dan segera menuju ruang kerja di dalam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Garis Lengkara
TeenfikceMenyapa luka dalam hampa, memperkokoh langkah yang mulai goyah menjadi jejak langkah, beranjak mengais memori yang kian memburam. Dalam suatu episode per episode yang mulai hirap ditelan masa, sebuah pertanyaan yang telah lama menggelantung di memor...