chapter 15 : Jalan Panjang Untuk Pulang

435 51 39
                                    

Masih tentang Ae Pete ya

Semoga sabar mengikuti cerita yang ku tulis disela² kesibukanku.

Aku udh 2 minggu ini batuk ugal²an sampai suara nggak ada sama sekali, ngajar pakai bahasa isyarat macam tarzan 😄

Untung muridnya bisa ngerti,coba klo nggak,bisa klenger aku berusaha ngomong dengan suara kaya bisikan makhluk alam kubur 🤭

Weh kok serem, udahlah haha

Oiya,selamat menjalankan ibadah puasa bagi yang menjalankan ya,semoga dilancarkan, sehat - sehat selalu sampai di hari yang Fitri.

Oiya,kalian nunggu short storyku nggak sih?
Sebentar lagi baby Tiger ultah kan?
Aku usahakan nulis, smoga keburu.

Kita lanjut ya..

Selamat membaca 🖤❤️

.

.

.

.

.

Penyelidikan polisi atas kasus penukaran bayi sehat Ae dengan bayi prematur yang meninggal berjalan lumayan alot karena rentang waktu yang sudah terlalu lama.

Mereka mendesak pihak rumah sakit untuk membuka kembali arsip beserta laporan yang pernah masuk dari keluarga Tanapon dua puluh delapan tahun yang lalu,disertai fakta masih hidupnya Ae dan hasil test DNA.

Sebenarnya keluarga Tanapon tidak begitu mendesak untuk cepat - cepat  menyelesaikan kasus ini,karena bagaimanapun mereka sudah menemukan putra bungsu mereka, namun demi ketenangan jiwa Ae yang terpaksa menjalani hidup di luar kehangatan keluarga Tanapon dan harus dibuang kemudian menjadi putra angkat di keluarga lain, maka proses ini memang harus dijalankan hingga akhir. Paling tidak mereka bisa menemukan siapa si penculik dan apa motifnya melakukan hal itu. Seorang penjahat tidak boleh dibiarkan melenggang santai tanpa mempertanggungjawabkan perbuatannya sama sekali.

Ketika putra yang hilang dipertemukan kembali dengan orang tuanya,tentu saja didampingi oleh keluarga Suppapong full team , pertemuan itu berjalan begitu mengharukan.

"Daddy, mommy, ini Ae--"

Greppppppp!!!

Perth terdiam ketika ibunya melewatinya begitu saja dan langsung meraih Ae.

"Ae,my baby.....kau...sudah sebesar ini...hiks...ya Tuhan....Ae..." Tui mendekap si bungsu begitu erat, Ae agak kesakitan, namun pria yang memiliki ekspresi lebih dingin dari Perth itu segera membalas pelukan ibu kandungnya dengan sama eratnya. Perlahan air mata menuruni pipi tirusnya,tangannya mengusap lembut rambut ibunya dan mengecupnya beberapa kali. Jira segera bergabung sementara Perth berdiri sangat dekat dengan matanya yang juga basah.

Saint yang sedang gemetar menahan rasa haru sedikit terkejut ketika merasakan jari - jari mungil menarik - narik celananya, dia menunduk dan menemukan mata besar Nana yang menatap kebingungan. Sepertinya si kecil belum mengerti situasi yang sedang terjadi di depannya itu.

Saint segera mengangkat si cantik ke gendongan koalanya.

"Papi....kenapa semua orang menangis?" Nana bertanya dengan suara jernihnya.

"Ohhh...itu...kita semua terharu karena paman Ae akhirnya bisa bertemu dengan orang tua kandungnya lagi."

"Kakek Jira kan daddy nya papa?" Nana masih bingung.

"Iya,tapi paman Ae ternyata saudara kembar papa,jadi orang tua papa sekarang jadi orang tua paman Ae juga." Saint berusaha menjelaskan, Nana memang belum diberi tahu hal ini karena mereka merasa waktunya belum tepat.

My Fierce LecturerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang