Chapter 4 : Bertemu Seseorang Yang Tak Diduga

404 86 89
                                    

Chapter 4 yuhuuuuuu

Responnya masih minim ya 😔

Banyak yang baca tapi nggak mau ninggalin jejak huhuhu

Sedih akutu

Padahal vote cuma perlu 1 jari tul!
Klo komen nahhhh itu perlu pinjem jari orang kalau kalian ngetiknya pk 11 jari 😅

Banyak orang yang nyaranin untuk pindah nulis di platform berbayar aja daripada nulis gratisan gini.

Cuma.... yang kukejar bukan uang,aku nulis itu buat ngilangin sumpek di kehidupan nyata, jadi nggak masalah nggak dpt duit juga.
Tapi ngenes juga kalau liat yg baca diam² itu buanyak 🥺🥺

Buat yang selalu mendukungku, menghargai usahaku dengan memberi vote dan komen,aku ucapkan banyak² terima kasih,dukungan kalian membuatku tetap bersemangat untuk menulis di sela² hidupku yg super duper sibuk,apalagi klo hampir UAS,lg minggu² ulangan menjelang final test kenaikan kelas.

Uhhhh rasanya kepala pundak lutut kaki semua pegel 😅😅

Sekarang UAS sudah kelar,kemarin sudah perpisahan dan anak² sudah libur panjang, gurunya masih ngisi raport tapi udah mendingan bisa napas deh daripada minggu - minggu lalu.
Jadi disinilah aku,menulis untuk kalian,jadi hargailah dengan ninggalin jejak,oke?

Tengkyu yang udh baca n ninggalin vomen ya.

Banyak cinta untuk kalian semua 🖤❤️

Happy reading

.
.
.
.
.
.
.
.
.


"Kau ini sudah dewasa atau masih bayi sih??!! Bisa - bisanya berkelahi di kampus,di depan kelas lagi! Kamu tidak malu pada adik - adik tingkatmu??!! Mau tidak lulus lagi semester ini?"

Perth memarahi Saint tanpa ampun begitu menemukan pemuda itu babak belur di toilet,sedang membersihkan wajahnya yang memar - memar di beberapa tempat. Sudut mulutnya terlihat sobek dan masih mengeluarkan darah.

"Mr .... saya tidak berkelahi tanpa alasan. Mean menuduh saya sombong karena menjadi asisten Mr. Dia bahkan mengatakan nilai saya jadi jauh lebih bagus karena kedekatan kita. Itu kan fitnah, katanya fitnah lebih kejam dari pembunuhan, jadi saya pukul saja,itu lebih baik daripada saya bunuh dia bukan?" Saint berucap kesal.

"Tapi dia sahabat kamu bukan?"

"Sahabat apa? Dia sudah membuat saya tidak lulus mata kuliah Mr semester lalu, kalau semester ini saya tidak lulus lagi jangan heran kalau saya bunuh dia dan gantung mayatnya di pohon depan fakultas psikologi ini!" Saint mengamuk lagi ketika ingatannya lari ke Mean bang**t itu.

"Heh kalau bicara jangan sembarangan! Kalau setelah ini Mean tiba - tiba mengalami kecelakaan, saya bisa jadi saksi yang memberatkan untuk kamu karena mendengar sumpah serapah kamu tadi."

Saint mendelik dengan tatapan menyiratkan ketidak peduliannya.

"Saint! Kamu dengar tidak kata - kata saya??!" Perth mendelik tidak kalah garang.

"Sebal!! Dasar jelek!!" Saint segera berlalu dari toilet dengan kaki dihentak - hentakkan.

"Benar - benar kelakuannya si beo,apa dia salah makan?" Gerutu dosen muda itu.

Pria itu sudah hampir meninggalkan toilet ketika hidungnya mencium aroma parfum Saint yang begitu semerbak.

"Eh... itu seperti bau parfum si beo,apa tertinggal?" Dia celingak celinguk di sekitar bilik. Matanya melebar ketika tertatap olehnya bungkusan parfum yang tadi pagi diberikannya pada Saint ada di tempat sampah,hancur berkeping - keping.

My Fierce LecturerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang