"Kalo memang kamu masih ada rasa sama lelaki itu, kenapa tidak menolak perjodohan ini dengan tegas? Bukan hanya lelaki itu yang sakit, kamu pun akan sakit. Apalagi kamu sudah berjanji menunggunya" ucap orang yang sedari tadi mendengar perbincangan A...
"Aa' " rengek Aleya, pipinya sudah memerah bak tomat.
"Pipi kamu merah" tunjuk Fathar.
Aleya refleks langsung memegang pipinya. "ini itu—"
"Apa? Kecapean?" Ucap Fathar memotong ucapan Aleya dengan wajah menyebalkan.
"Itu tau" jawab Aleya dengan wajah masih cemberut.
"Bohong dosa loh" ucap Fathar.
"Siapa yang bohong?" Elak Aleya.
"Kecapekan atau salting?" Goda Fathar.
"Aa'......" Rengek Aleya menutup wajahnya dengan selimut.
"Aa' kecewa sama kamu, kamu tega membohongi Aa' "ucap Fathar mendramatisir.
"Ih... Aa' kok jadi gituin Aleya sih..." Rengek Aleya di dalam selimut, ia malu sekali, ternyata suaminya sudah tau kalau pipi merahnya karena salting.
"Kata Hanafi, kalo kamu kecapean itu, muka kamu gak bakal merah" ucap Fathar.
"Kapan bang Hanafi bilang gitu?" Tanya Aleya sambil menyingkap selimutnya.
"Emmm.. 2 hari yang lalu mungkin.." jawab Fathar.
"Aaa... Bang Hanafi bikin malu aja" kesal Aleya.
"Dosa kamu udah banyak karna bohongin Aa', kebohongan apa lagi yang kamu sembunyikan hm?" Tanya Fathar.
"Aa' nuduh Aleya nyimpen banyak kebohongan ya! Aleya cuma bohong tentang pipi merah doang tauu" ucap Aleya sambil menunjuk kedua pipinya.
"Yakin hm?" Tanya Fathar dengan suara lembut.
Aishh... Itu membuat Aleya salting tak karuan, kalian tau kan, betapa ber-damage nya kata 'hm' dalam dunia pernovelan? Aleya tidak bisa untuk menyembunyikan pipi merahnya.
"Pipi kamu merah lagi Habibati. Kenapa hm?" Tanya Fathar lagi dengan lembut.
OMG!! Tadi 'hm', sekarang double dengan kata 'Habibati', tolong jantung Aleya ingin segera keluar karna saltingnya...
"Cukup Aa'......" Rengek Aleya dengan posisi duduk dan kedua kaki menghentak-hentak di atas tempat tidur. Ia sudah tak tahan.